Peringati Sumpah Pemuda, Pemuda Bali bersama KNPI 'Deklarasikan' Empat Point Pernyatan
Selasa, 29 Oktober 2019
Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Dalam rangkan memperingati Hari Sumpah Pemuda, Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Provinsi Bali menggelar Diskusi Kebangsaan "Sumpah Pemuda Sebagai Alat Persatuan dan Kesatuan Pemuda Indonesia" di Warung Bencingah, Denpasar, Senin petang (28/10/2019)
BACA JUGA : Kasum TNI : Idham Akan Perkuat Sinergi TNI/Polri
Kali ini diskusi diikuti dengan penuh semangat puluhan generasi dari kalangan mahasiswa dan pengurus sejumlah organisasi kepemudaan ini menghadirkan pembicara Ketua Umum KNPI Provinsi Bali Nyoman Gde Antaguna, S.E.,S.H.,M.H., akademisi yang juga tokoh muda Dr. Ida Bagus Radendra, S.H.,M.H., dan tokoh muda Bali Fabian Andrianto Cornelis.
Selain diskusi, acara tersebut juga diisi dengan Deklarasi Pemuda Bali yang memandang bahwa sesungguhnya sumpah pemuda yang didengungkan oleh pemuda tanah air, 28 Oktober 1928 adalah embrio lahirnya Indonesia Merdeka. Mereka melihat bahwa sudah tak terhitung lagi berapa banyak darah, keringat dan air mata tumpah demi satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa untuk Indonesia
Untuk itu, menurut mereka dalam diskusi itu disampaikan sebuah keniscayaan bagi generasi selanjutnya untuk mempertahankan apa-apa yang telah ditanam oleh para pahlawan bangsa. Deklarasi tersebut diisi dengan empat point pernyataan.
Pertama "Kami Pemuda Bali menyatakan bahwa pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia." Kedua, "Kami Pemuda Bali menyatakan bahwa Undang-undang Dasar (UUD) 1945 adalah dasar Negara Republik Indonesia."
Ketiga, "Kami Pemuda Bali menyatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan kami sebagai bangsa Indonesia. Kempat "Kami Pemuda Bali menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati bangsa Indonesia".
"Merdeka! Merdeka! Merdeka!," seru puluhan pemuda Bali ini mengakhiri deklarasi.
Terkait kegiatan ini, Ketua Umum KNPI Provinsi Bali Nyoman Gde Antaguna, S.E.,S.H.,M.H., mengatakan diskusi ini memang mengambil jalan yang berbeda dari diskusi pada umumnya dan tidak ingin terjebak pada romantika masa lalu.
Ket Foto: Ketum KNPI Bali Nyoman Gde Antaguna, S.E.,S.H.,M.H.
"Kita pada momen mengenang sejarah Sumpah Pemuda. Tapi dengan berkembangnya konstelasi politik belakangan ini, kita tidak pada romantika masa lalu karena itu sudah selesai," katanya.
Ia mengaku menarik untuk melihat Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf Amin yang lebih banyak mengedepankan tokoh-tokoh muda. "Ini hal yang positif dan sangat linier dibahas dalam momentum sumpah pemuda," ucap Antaguna.
Seperti diketahui ada tiga sosok generasi muda milenial mewarnai Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 yang dibentuk Presiden Jokowi. Pertama pendiri dan mantan CEO Gojek yakni Nadiem Makarim (35 tahun) yang dipercaya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Bahkan lulusan MBA (Master of Business Administration) Harvard University bahkan menjadi menteri termuda di jajaran kabinet Presiden Jokowi.
Dua sosok generasi milenial lainnya ditunjuk Presiden Jokowi menjadi wakil menteri, Jumat (25/10/2019). Mereka yakni Jerry Sambuaga (34 tahun) dan Angela Tanoesoedibjo (32 tahun) yang merupakan putri sulung dari pengusaha Hary Tanoesoedibjo, penguasa media/bos MNC Group. Jerry Sambuaga menjadi Wakil Menteri Perdagangan.
Sementara Angela Tanoesoedibjo dipercaya menjadi Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Selain tiga generasi milenial ini ada juga sosok muda yang juga diidentikkan dengan generasi milenial yang juga dipercaya sebagai menteri di kabinet Presiden Jokowi.
Mereka yakni Erick Thohir sebagai Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan Wisnhutama Kusubandio (pendiri sekaligus CEO NEY TV) sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Sementara, akademisi yang juga tokoh muda Dr. Ida Bagus Radendra, S.H.,M.H., menyampaikan bahwa pemuda dari jaman dahulu dan sampai saat nanti akan selalu mempunyai energi yang paling besar dalam melakukan perubahan terhadap bangsa Indonesia.
"Sejarah juga menunjukkan bahwa hal-hal terpenting atau tonggak terpenting bangsa ini penggeraknya adalah pemuda," tegas Radendra yang juga Ketua Yayasan Handayani Denpasar itu.
Ket Foto: Fabian Andrianto Cornelis
Meski pemuda memiliki energi yang besar, namun bukan berarti mereka tidak memiliki tantangan. Radendra menyebut tantangan pemuda saat ini dihadapkan pada situasi dimana mereka kurang memiliki challenge chek dengan situasi kebangsaan dan nasionalisme. Untuk mengatasi tantangan ini para pemuda harus berani mengambil peran yang lebih optimal.
"Kalau enggak gitu nanti pemuda hanya akan jadi orang yang pragmatis, tidak berpikir luas tentang bangsanya. Generasi muda diharapkan di garda terdepan. Karena memang sejarah membuktikan memang pemuda yang menjadi garda terdepan, dari Bung Karno tidak berani proklamasi," katanya.
Radendra mengatakan, bahwa pemuda harus memiliki kesadaran mendapat hidup di Indonesia, sebuah bangsa yang paling majemuk dan paling plural di dunia yang sebetulnya juga bisa menjadi bangsa yang terhebat di dunia.
"Dengan bangsa lain yang lebih besar, bangsa Indonesia masih menang dalam kondisi keragaman dan diversity kita tertinggi di dunia," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, tokoh muda Bali Fabian Andrianto Cornelis yang juga menjadi pembicara dalam dikusi ini melihat situasi bangsa sungguh sangat kuat dengan bersatunya dua kubu yang pernah berseteru pada Pemilihan Presiden (Pilpres) beberapa waktu lalu.
Meski begitu, dirinya mengajak agar generasi muda agar tidak meninggalkan ruang kritik kepada kepada pemerintah. Baginya, kritik adalah sebagai tugas generasi muda sebagai agent of change.
"Pemuda itu tidak boleh diam melihat situasi yang diperspektifnya adalah aman. Justru pemuda harus menggali terus untuk mengawal kedamaian ini," tutupnya.(BB).