Juli Ngaku Tikam Ega Usai Pesta Miras karena Kepalanya Dipukul
Kamis, 22 Agustus 2019
Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Jembrana. Gusti Ngurah Komang Juli Pramana (18), pemuda asal Banjar Palungan Batu, Desa Batuagung, Jembrana usai menikam Putu Ega Diana Putra (19), asal Banjar Bale Agung, Desa Yehembang, Mendoyo, Rabu (21/8) tengah malam, langsung dibekuk jajaran Reskrim Polsek Mendoyo.
Di Polsek Mendoyo oleh penyidik, pelaku diperiksa secara itensif bersama sejumlah saksi. Sayangnya saat diamankan di Mapolsek Mendoyo, pelaku rupanya tidak menyesali perbuatannya. Berdalih perbuatannya itu dilakukan karena menjaga harga diri.
Ditemui di Polsek Mendoyo siang tadi, pelaku menuturkan, peristiwa tersebut dipicu oleh tindakan pelaku yang tidak sopan terhadap kelompoknya. Saat itu dirinya bersama lima orang rekannya sedang menghadiri pesta ulang tahun Bintang, di Banjar Bangli, Desa Yehembang Kangin, Mendoyo.
“Saat itu, pelaku bersama belasan temannya sedang minum arak. Kamipun berlima juga minum arak, tapi kami tidak kumpul dengan kelompok pelaku, kami terpisah,” tuturnya siang tadi.
Namun beberasa saat kemudian menurut pelaku, minuman arak pelaku habis dan mereka memutuskan untuk bergabung minum arak bersama kelompok pelaku, sambil berkenalan dan berharap bisa menambah teman.
“Begitu kami gabung, pelaku malah joged-joged dan kakinya sampai naik mengenai kepala teman saya. Tapi saat itu saya bilang ke teman-teman agar jangan diladeni karena kita cari teman bukan cari musuh,” tutur pelaku.
Saat itulah mulai terjadi ketegangan hingga usai minum, bersamaan keluar halaman rumah yang ulang tahun. Namun sampai di luar, korban sempat bertanya kepada teman pelaku, apakah kalau ditato sakit atau tidak.
“Saat itu saya langsung menjawab pertanyaan korban, memangnya berani ditato. Seketika korban tersinggung dan memukul kepala saya dua kali. Saya kesal kemudian saya gores dengan pisau hingga luka,” ujar pelaku.
Pelaku mengaku pisau belati yang digunakan untuk menikam pelaku dibawanya dari rumah diselipkan di pinggang. Bahkan menurut pelaku pisau tersebut selalu dibawanya kemana-mana karena dia sering dipalak orang saat main di tower Negara (Gedung Kesenian IR Soekarno).
“Pisau tersebut sebenarnya milik teman saya tapi saya yang minta sejak lama. Pisau itu dibuat teman saya dengan menggunakan besi tipis dan memakai sarung. Saya minta tujuannya untuk jaga diri. Jadi saya tikam korban karena saya dipukul duluan dan mempertahankan harga diri,” tutupnya.(BB)