Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Rakor Bersama Gubernur, Kembang Hartawan Beri Solusi Membangun Jembrana

Selasa, 25 Juni 2019

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Gubernur Bali Wayan Koster menggelar rapat koordinasi bersama Bupati dan Wakil Bupati se-Bali, di gedung Wiswasabha Kantor Gubernur Bali, Selasa (25/6/2019). 
 
 
Rakor itu guna membahas berbagai hal serta sinkronisasi program antar Kabupaten di Bali. Turut hadir Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama , serta bupati/walikota se-Bali.
 
Kesempatan itu, Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan mengajukan dua buah solusi pembangunan infrastruktur Jembrana ke depan. Menurut Kembang, saat ini yang menjadi permasalahan mendasar adalah  jalan nasional Denpasar – Gilimanuk yang sudah over kapasitas. 
 
Jalan satu-satunya yang menghubungkan Bali Barat dengan Bali Tengah dan selatan ini, kerap kali macet. Bahkan hampir berjam jam apabila ada truk bermuatan besar terguling atau mogok. Keluhan  ini juga sering disampaikan  masyarakat sebagai pengguna jalan, yang merasa dirugikan , baik itu waktu maupun kerugian ekonomi lainnya.  Perkembangan Jembrana juga disebut terhambat karena akses jalan yang terganggu.
 
Untuk itu, Kembang menawarkan dua solusi, jangka pendek dan panjang. Pertama , untuk solusi jangka pendek, bisa dilakukan dengan membangun short cut . Selain short cut, perlu juga disebutnya melakukan pelebaran jalan hingga dua meter di kiri dan kanan jalan Nasional.
 
”Short cut akan meringankan beban truk saat melintas di tanjakan ekstrem.  Akses juga lebih cepat karena memotong tikungan berliku.  Sedangkan pelebaran jalan, akan mempermudah mendahului kendaraan yang lebih lambat,” terang Kembang.  
 
Solusi jangka pendek lainnya menurutnya adalah dengan pembatasan waktu melintas bagi truk truk berukuran besar. Truk-truk itu hanya diperbolehkan melintas di malam hari. “Sambil menunggu jam melintas, truk truk itu bisa ditampung sementara  di terminal barang Gilimanuk yang saat ini tengah dibangun Pemkab Jembrana,” ujarnya.
 
 
Sementara terkait solusi jangka panjang, tiada lain disebut Kembang adalah melalui pembangunan jalan tol / jalan by pass ,dan  juga jalur kereta api  yang menghubungkan Denpasar – Gilimanuk.  Jalan Tol juga sudah terbukti mengurai kemacetan di Pulau Jawa yang arus barang dan manusianya jauh lebih padat dibandingkan Bali. 
 
"Sekali lagi Tol ini solusi jangka panjang karena tentu memerlukan kajian , waktu dan biaya yang juga tinggi. Tapi sambil menunggu direalisasikan ( jalan tol ), beberapa solusi jangka pendek tadi agar direalisasikan, yang tentunya bisa dieksekusi lebih cepat,“ imbuh Kembang.
 
Selain infrastruktur, rakor tadi juga ikut dibahas sejumlah usulan terkait Kesehatan dan Pendidikan. Dibidang  kesehatan dibahas mengenai sulitnya Jembrana mendapatkan dokter spesialis. Hal itu telah diupayakan dengan membuka formasi CPNS namun ada beberapa formasi yang kosong tanpa pendaftar. 
 
 
Sementara dibidang pendidikan, Kembang Hartawan mengusulkan perlunya Jembrana dibangun sekolah kedinasan lagi dengan pendidikan vokasi. "Kamiita punya akademi komunitas tapi anggarannya dicabut tahun depan. Ini perlu juga dicarikan solusi agar mahasiswa tetap mendapat pendidikan gratis bersubsidi. Kita juga punya politeknik kelautan perikanan yang berlokasi di Pengambengan," papar Kembang. 
 
 
Berkenaan dengan SMA/SMK, khususnya sekolah swasta , semenjak diambil alih propinsi , siswa di sekolah tersebut mesti membayar. Sedangkan dulu dikatakan Kembang,  Pemkab Jembrana bisa menggratiskan melalui APBD Kabupaten.
 
Anjungan cerdas jalan nasional, proyek pemerintah pusat yang berdiri di Kecamatan Mendoyo juga ikut disinggung. Dibangun sebagai rest area terpadu, keberadaannya nanti diharapkan mendukung pengembangan pariwisata Jembrana. Kendati bangunannya sudah selesai, namun aset masih milik pusat sehingga belum  dikelola daerah. Terkesan mangkrak karena belum ada pengelolaan. Kembang berharap pihak Pemprov turut serta mencarikan solusi.  
 
“Saya berharap Pemprov Bali bisa membantu merealisasikan berbagai usulan tersebut demi akselerasi pembangunan Jembrana," tutup Kembang.(BB)


Berita Terkini