Krama Subak Apuan-Bekutel Laksanakan Karya Mamungkah di Pura Ulun Suwi Desa Apuan
Jumat, 08 November 2019
Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Bangli. Bertepatan pada purnamaning kelima, Selasa (12/11/2019) Desa Adat Apuan, Kecamatan Susut Bangli melaksanakan Karya Mamungkah, Nguntap Nuntun, Ngenteglinggih, Mendem Pedagingan, Ngusaba Nini lan Bangun Ayu, Nyenuk, Ngebat Daun, Mapadudusan Agung, Caru Lebur Gentuh di Pura Ulun Suwi.
Melalui kegiatan karya ngenteg linggih ini diharapkan warga pengempon pura dapat melaksanakan sradha dan bakti kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa. Upacara karya ngenteg linggih ini dihadiri oleh Karo Kesra Provinsi Bali Anak Agung Griya, Ketua PHDI Kabupaten Bangli I Nyoman Sukra, Cokorde Kertiyasa Yang akrab dipanggil Cok Ibah sebagai Pengerajeg Karya, Penglingsir Puri Bangli, Camat Susut, Kepala Desa Apuan, Bendesa se -desa Apuan Dan se -Desa Abuan .
Ketua panitia karya I Wayan Nyabuh mengatakan, rangkaian karya ngenteg linggih ini diawali dengan pelaksanaan kegiatan caru balik sumpah yang jatuh pada waraspati umanis ugu, kamis, 07-11-201, melasti, saniscara pon ugu, 09-11-2019, mepada agung, soma kliwon wayang, Tanggal 11-11-2019, puncak kariya, Anggara Umaqnis Wayang, 12-11-2019, nyenuk lan ngebat daun, sukra wage wayang, 15-11-2019, nyegara gunung, redite umanis klawu, 17-11-2019, dan rangkaian upacara yang terakhir nyineb, nuke bagia lan metingkeb, anggara pon klawu, 19-11-2019. Upacara caru balik sumpah yang digelar pada hari ini dipuput oleh 3 pedanda yakni Ida Pedanda Manggis, Ida pedanda buda, ida resi bujangga, kegiatan upacara caru balik sumpah ini diiringi juga dengan tarian topeng sida kariya, wayang lemah, rejang renteng, rejang sari, rejang tamansari, rejang dewa, pendet dan baris tumbak. Pura ulun suwi berletak di Desa Apuan Susut Bangli, yang penyungsungnya adalah karma subak Apuan-Bekutel yang terdiri dari 313 Krama/warga yang di bagi me
njadi 4 tempek (kelompok) dan luas keseluruhan subak adalah 180 hektar yang tersebar di Desa Apuan dan Desa Abuan.
Ketua panitia karya juga menuturkan sebelumnya warga subak Apuan-Bekutel sudah pernah melaksanakan kariya seperti ini kurang lebih pada tahun 1942. Seiring telah lamanya karya itu maka krama subak kembali melaksanakan karya ini yang bertujuan agar masyarakat semua mendapat keselamatan. Serta tidak diserang hama sehingga kegiatan pertanian di subak Apuan-Bekutel mendapatkan hasil yang berlimpah.
Pengrajeg karya Ida Cokorda Kertiyasa yang akrab dipanggil Cok Ibah mengaku sangat bangga dengan semangat masyarakat Apuan khususnya subak Apuan –Bekutel dalam rangka melaksanakan karya ngenteg linggih ini.
Sementara itu, Karo Kesra Provinsi Bali Anak Agung Griya yang mewakili Gubernur Bali, mengatakan bahwa karya ini sangat bermakna di dalam kehidupan beragama di Bali. Menurutnya, sebagai Agama Hindu memang harus melaksanakan yadnya. “Sebab Agama, Budaya di Bali sangat mempengaruhi kehidupan kita,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut Gubernur Bali yang diwakili Karo Kesra Menyerahkan punia sebesar Rp 10 juta rupiah yang langsung diterima oleh Ketua Panitia Karya. (BB)