Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Sempat Tak Laku Terjual, Harga Bunga Kamboja Kembali Naik

Rabu, 21 Agustus 2019

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Setelah lama harganya terpuruk, laku terjual hanya Rp 5000 per kilo, bahkan sempat tidak laku terjual, kini harga bunga kemboja kering kembali naik.
 
 
Bahkan kenaikan harga bunga kemboja kering ini terjadi sejak seminggu lalu, dengan harga Rp 20 ribu perkilonya. Kenaikan harga ini disambut baik oleh sejumlah warga, terutama yang pekarangan rumahnya banyak ditanami bunga kemboja jenis cendana.
 
Diketahui bunga kemboja kering jenis cendana ini beberapa tahun lalu harganya sempat meroket hingga Rp 120 ribu perkilonya. Lantaran harganya melambung tinggi, sejumlah warga di pedesaan yang memiliki halaman rumah cukup luas beramai-ramai menanam bunga kemboja jenis cendana.
 
 
Bahkan ada beberapa warga di Jembrana ada yang menebangi tanaman pisang di kebunnya untuk diganti dengan tanaman bunga kemboja. Bunga kemboja jenis cendana ini, disamping menambah keindahan pekarangan rumah juga bunganya cukup banyak, melebihi daun, meskipun saat musim kemarau.
 
 
Sayangnya saat warga ramai-ramai menanam bunga sebagai bahan dasar, parfum dan dupa ini, harganya kemudian mulai menurun, bahkan langsung anjlok hingga terjual Rp 5000 perkilo dalam keadaan kering.
 
 
“Sejak minggu lalu, harganya kembali naik. Saya baru habis jual dua puluh ribu rupiah perkilonya dalam keadaan kering dengan kadar air dua persen,” ujar Margi Rahayu, salah seorang warga Yehembang, Mendoyo, Rabu (21/8/2019)
 
 
Dengan naiknya harga bunga kemboja (jepun) ini, menurut Margi Rahayu, banyak warga kembali rajin mengumpulkan bunga kemboja yang berguguran untuk di jemur hingga kering kemudian di jual. Sebelum mengalami kenaikan harga warga malas mengumpulkannya dan lebih memilih membuang.
 
“Sekarang orang-orang mulai rajin mengumpulkan bunga yang gugur pagi dan sore. Kalau dulu bunga kamboja menjadi sampah karena tak laku dijual,” tutupnya.(BB)


Berita Terkini