Aroma Politis "Keris" Dijerat Kasus, Togar Situmorang: Berita Super Bohong Bilang Ditangkap
Selasa, 21 Agustus 2018
Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Tak salah publik kerap bilang jika dalam dunia politik tak ada teman atau musuh abadi dan yang ada kepentingan abadi. Dalam politik, trik dan intrik adalah hal lumrah sehingga wajib hukumnya bakal calon legislatif (bacaleg) lebih ekstra hati-hati.
Pasalnya, salah melangkah sedikit saja bisa menjadi bulan-bulanan dari rival atau lawan politiknya. Aroma itulah yang tampak mencolok dari kasus yang dialami Ketut Putra Ismaya atau sosok yang dalam hajatan Pemilu 2019 akrab disapa "Keris".
Baru mau terjun ke kancah politik, bakal calon DPD RI itu terpaksa harus 'rela bermalam' di Polresta Denpasar untuk perbuatan yang menurutnya sama sekali tidak dia lakukan. Ia datang dengan niatan baik ke Polresta Denpasar, Senin (20/8) sore, "Keris" hingga Selasa (21/8) pagi "Keris" belum diperbolehkan pulang.
Banyak pihak bertanya-tanya, apa yang ebenarnya terjadi sehingga "Keris" harus diperlakukan bak pelaku kejahatan. Beberapa anggota Laskar Bali yang ditemui awak media Senin (20/8) malam di Mapolresta Denpasar menjawab tidak memahami permasalahan secara utuh.
Meski begitu, puluhan anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) tersebut tampak tenang. Tak hanya anggota Ormas Laskar Bali, beberapa anggota kepolisian yang temui juga sama tidak mengetahui duduk permasalahan yang menyebabkan Sekretaris Jenderal Laskar Bali tersebut harus diperiksa dengan sangat lama.
Situasi menjadi semakin janggal lantaran pihak kepolisian memanfaatkan laporan model A untuk bisa "menjerat" Keris. Atau dengan kata lain, tidak ada laporan dari masyarakat tentang dugaan peristiwa pidana yang dilakukan oleh "Keris" maupun Laskar Bali, tapi ia diduga seolah dijebak oleh pihak tertentu lantaran ia menjadi salah satu kandidat kuat maju menjadi bakal calon DPD RI.
Bahkan, hingga Selasa (21/8) pagi belum mengetahui nama polisi yang menemukan dugaan peristiwa pidana tersebut. Laporan model A tersebut diketahui telah diberi nomor dan dimasukkan di dalam buku register B1 Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) dan di buku B1 Reskrim yang akhirnya sampai ke pucuk pimpinan Polresta Denpasar.
"Pak Ismaya hadir ke Polresta Denpasar untuk dimintai keterangan. Pak Ismaya hanya berstatus saksi," kata advokat senior yang juga rekan Ismaya, Togar Situmorang saat ditanya awak media.
Ditanya lebih jauh entang masalah yang memicu pemanggilan "Keris" tersebut, Togar tak memungkiri ada banyak kejanggalan. Menurut Togar, jika pemanggilan tersebut merupakan lanjutan dari peristiwa di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bali Jalan DI Panjaitan Nomor 10 Denpasar, Senin (13/8) sekitar pukul 15.30 lalu, Togar memastikan kesalahpahaman kedua belah pihak, yakni relawan "Keris" dan Satpol PP sudah berakhir "happy ending".
"Iya awalnya memang tegang tapi sudah selesai baik-baik kok. Sudah tertawa-tawa pula. Bahkan Keris bertukar nomor handphone dengan Bapak Dewa Nyoman Rai Darmadi (Kabid Sat Pol PP Provinsi Bali)," jelas Togar.
Ketika didesak pertanyaan terkait kehadiran "Keris" ke lokasi tersebut, Togar mengungkapkan karena Ismaya selaku Sekjen Laskar Bali ditelepon oleh relawannya. Lantaran sudah selesai baik-baik inilah Togar mengaku mencium "aroma politis".
"Sudah ada wujud perdamaian. Dewa minta maaf. Keris pun demikian. Kalau nada suara tinggi, ya wajarlah orang bersitegang," ungkapnya.
Ketus Ismaya atau Keris (pakai baju kuning) ditemani rekannya di Polresta
Togar pun menerangkan "Keris" tidak ada melihat relawannya melakukan tindakan kekerasan yang dituduhkan pihak kepolisian. Tentang informasi dan pemberitaan bahwa "Keris" ditangkap pihak kepolisian, Togar menegaskan itu berita 'super bohong'.
"Berita super bohong bilang Keris ditangkap. Wajarlah nada tinggi. Relawan kaget baliho diturunkan tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu," terangnya sembari menyebut akhirnya pihak relawan Keris sendiri yang menurunkan baliho setelah adanya titik temu dengan Satpol PP, Senin (13/8) lalu.
BACA JUGA : Usaha Penyulingan Minyak Ikan Ilegal di Tanah Negara Disegel Pol PP, Perbekel 'Mencak-Mencak'
"Ismaya tidak ada ngancam, tidak ada anarkis, tidak melakukan perusakan, mengerahkan massa juga tidak ada. Yang datang ke sana hanya dua mobil. Itu pun karena ditelepon para relawannya," tegasnya mengakhiri. (BB).