Tanpa Persetujuan Rapat, Bendesa Kelan: Gus Purba 'Tak Berhak' Bicara Atas Nama Pasubayan
Senin, 25 Juni 2018
berbagai sumber
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Bendesa adat Kelan I Made Sugita berang atas pernyataan yang diucapkan Ida Bagus Purbanegara alias Gus Purba di sejumlah media. Pasalnya, Sugita menilai Gus Purba telah bicara di media atas nama Pasubayan tanpa rapat persetujuan anggota pasubayan yang lain.
Menurut Sugita, jika bicara atas nama pasubayan harus melalui koordinasi. Apalagi dalam pernyataan tersebut Gus Purba terang-terangan membela Wayan Koster yang dianggap Sugita telah melecehkan gerakan Tolak Reklamasi.
"Gus Purba tidak bisa bicara atas nama Pasubayan. Atas persetujuan siapa dia bicara atas nama koordinator Pasubayan ? Anehnya dia malah membela orang yang telah nyata melecehkan gerakan tolak reklamasi," ucap Sugita dengan nada kesal, Senin (25/6/2018).
Sugita juga merasa diserang secara pribadi. Padahal ucapan Sugita yang meminta Koster jangan bersandiwara dilandasi oleh pertimbangan bahwa selama gerakan tolak reklamasi, Koster tidak pernah ambil bagian. Namun, saat masa kampanye malah mengucapkan kata-kata yang dinilai merendahkan martabat gerakan tolak reklamasi.
"Jangan pura-pura menutup telinga dengan kata-kata yang sudah merendahkan gerakan ini. Kalau saya malu dibilang nasbedag, yang lain juga tentunya sama. Kalau ada yang membela, entah di mana rasa malunya?," tanya Sugita heran.
Dia menegaskan Desa Adat Kelan adalah salah satu desa adat yang pertama kali menyatakan tolak reklamasi dan aktif bergerak bersama sejumlah desa adat sekitar Teluk Benoa.
Bendesa adat Kelan, I Made Sugita
Hal ini tidak lepas dari posisi Desa Adat Kelan yang kerap kena luapan air teluk Benoa, sekalipun belum direklamasi. Apalagi jika reklamasi dilakukan. Saat itu gerakannya belum semasif sekarang. Jadi kalau ada yang tiba-tiba sesumbar di media atas nama Pasubayan, tentu sangat melukai perasaan warga Kelan.
"Satu hal yang perlu dicatat, saya sebagai Bendesa Adat Kelan bicara atas nama warga adat Kelan yang berada persis di tepian Teluk Benoa, apakah saya tidak berhak marah jika ada yang tiba-tiba bilang bisa selesaikan sendiri urusan reklamasi setelah rakyat berjuang bertahun-tahun," sentil Sugita.
Karena itu, Sugita berharap Gus Purba sadar akan posisinya. Jangan mencampur adukan posisinya sebagai kader PDIP yang juga mencalonkan diri sebagai DPD RI dengan Bendesa Adat yang menolak reklamasi. Apalagi bawa-bawa nama Pasubayan. Gerakan tolak reklamasi bukan gerakan partai tapi gerakan rakyat.
"Saya juga masih anggota dewan di PDIP saat pertama kali berjuang tolak reklamasi, tapi saya tidak perlu bawa-bawa partai karena saya sadar dalam gerakan tolak reklamasi ada beragam latar belakang bukan hanya orang partai politik," kritik Sugita.
Selain itu, Sugita juga menegaskan perjuangan tolak reklamasi adalah gerakan rakyat. Siapapun yang merendahkan gerakan ini siap-siap saja berhadapan dengan rakyat.
"Rakyat adalah pemilik gerakan ini, jangan coba-coba dilecehkan karena kami akan lawan," pungkas Sugita. (BB).