Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Pernyataan Gus Purba Terbantahkan, Anggota Pasubayan: Koster 'Lecehkan Gerakan Tolak Reklamasi&#

Minggu, 24 Juni 2018

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya.com/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Pernyataan Kader PDIP Ida Bagus Purbanegara yang menyebut dan menuding pasangan calon gubernur Bali nomor urut 2 Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) sebagai penggagas reklamasi teluk Benoa disorot Sejumlah Bendesa. Anehnya, Gus Purba juga menyebut Wayan Kosterlah yang menolak reklamasi.
 
 
Pernyataan tersebut langsung disanggah sejumlah tokoh desa adat dalam Pasubayan. Di antaranya anggota Sabha Desa, Desa Pakraman Serangan Denpasar I Wayan Loka pada Minggu (24/6/2018) malam. 
 
I Wayan Loka yang sering mewakili Desa Pakraman Serangan dalam rapat Pasubayan, mengkritisi sejumlah pernyataan Gus Purba. Secara detail Loka menyoroti poin demi poin. 
 
Pertama soal pernyataan Gus Purba yang kecewa dengan Bendesa Adat Kelan, Made Sugita. Loka mengatakan bisa memahami jika Sugita mengeluarkan kata-kata keras pada Wayan Koster. 
 
Menurut Loka, Desa Adat Kelan adalah desa yang paling dekat dan berbatasan langsung dengan teluk Benoa serta paling terdampak jika reklamasi Teluk Benoa jadi dilakukan.
 
Sebelum reklamasi saja, air bisa menggenangi ratusan rumah pada kondisi pasang tertinggi. Apalagi jika reklamasi jadi dilakukan. Kekecewaan Sugita dapat dipahami karena perjuangan rakyat bertahun-tahun dianggap remeh Wayan Koster dengan mengeluarkan kata-kata tidak pantas dan menyebut bisa menghentikan reklamasi sendiri saja.
 
 
Anggota Pasubayan, I Wayan Loka
 
"Apa yang disampaikan bendesa Kelan (Made Sugita) bahwa Koster jangan jadi pahlawan kesiangan bagi kami Pasubayan adalah cetusan perasaan paling dalam pak Sugita karena desa beliaulah yang berhadapan langsung dengan Teluk Benoa," kata Loka.
 
Baginya, pernyataan Koster bisa menyelesaikan urusan reklamasi sendiri justru mencederai perjuangan rakyat tolak reklamasi apalagi sampai muncul kata "Nasbedag". Hal ini yang tidak bisa diterima oleh Pasubayan khususnya bendesa Kelan.
 
Kedua, pernyataan Gus Purba bahwa dalam barisan tolak reklamasi ada anggota DPRD, politisi dan pengurus dari PDIP dan mendapat restu Wayan Koster juga disorot Loka. Menurutnya, tidak ada istilah partai dalam gerakan tolak reklamasi atau Pasubayan. 
 
Dalam gerakan tolak reklamasi,  Pasubayan dan warga bergerak atas mandat warga desa adat dan keputusan dalam rapat atau paruman desa adat masing-masing. Jadi tidak ada istilah perwakilan partai politik ini atau itu. 
 
"Bendesa adat itu perwakilan puluhan ribu warga desa masing-masing. Menjalankan mandat tolak reklamasi, jadi bukan perwakilan partai, anggota DPRD dari partai tertentu," tegas Loka. 
 
Ketiga, soal surat Mantra Kerta ke Presiden Jokowi saat kampanye menurut Loka adalah langkah yang perlu diapresiasi. Pasalnya, Mantra-Kerta tidak hanya berjanji, tapi ada langkah nyata yang dilakukan. 
 
 
Bahkan, Rai Mantra saat aktif sebagai walikota telah mengeluarkan keputusan tertulis yang secara tegas menolak reklamasi teluk Benoa. Selain itu Loka juga menghimbau semua pihak bisa menjaga kondusifitas selama masa tenang jelang pencoblosan. 
 
"Mari kita hormati masa tenang ini, jangan sampai kondusifitas terganggu," pinta Loka. (BB).


Berita Terkini