Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Cok Ace "Ngeles" Gagal Wujudkan Janji Revitalisasi Pasar Seni Sukawati

Sabtu, 23 Juni 2018

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Calon Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati yang berpasangan dengan Calon Gubernur I Wayan Koster (Koster-Ace) menunjukkan kemampuannya berkilah dan "ngeles" dalam Debat Terbuka Pemilihan Gubernur (Pigub) Bali sesi ketiga atau pamungkas di Trans Resort Bali, Kerobokan, Badung, Jumat malam (22/6/2018). 
 
 
Terhitung beberapa kali Cok Ace berdalih dan "ngeles" mencari pembenaran atas berbagai kegagalannya sebagai Bupati Gianyar periode 2008-2013. Misalnya soal kegagalannya merealisasikan janjinya untuk merevitalisasi pasar Seni Sukawati, Gianyar. 
 
Dalam kesempatan debat itu, Pasangan Calon Gubernur dan  Wakil Bali nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) menanyakan kegagalan Cok Ace merealisasikan janjinya untuk merevitalisasi pasar Seni Sukawati saat menjabat Bupati Gianyar. 
 
Rai Mantra mengaku sedih dan kasihan dengan para pedaganng di Pasar Seni Sukawati dengan minimnya perhatian Cok Ace dan tidak terealisasinya janji revitalisasi tersebut.
 
"Saudara Cok Ace pada tahan 2010 berjanji merevitalisasi Pasar Seni Sukawati tapi belum terealisasi. Saya sayangkan 2010 dijanjikan revitalisasi tapi tidak ada apa sampai sekarang. Saya kasihan. Tidak ada daya saing para pedagang di sana dan juga pengerajin seni," ucap Rai Mantra.
 
Menanggapi pertanyaan Rai Mantra tersebut, Cok Ace dengan raut wajah gerogi sambil kembali berkilah jika sejak tahun 2010 dirancang rencana revitalisasi untuk membangun daya saing dari sisi kualitas dan keberagaman produk. Maka Pasar Seni Sukawati rencananya diperluas sehingga membutuhkan yang luas, namun Pemkab Gianyar baru bisa menyiapkan lahan 2 hektar. 
 
 
"Ini terkendala lahan. Padahal dari segi anggaran sudah kami siapkan. Jadi saya masih perlu waktu untuk menata kembali. Mudah-mudahan Bupati mendatang bisa melanjutkan program kami," jawab Cok Ace berkilah.
 
 
Dalam kesempatan debat yang sama Cok Ace juga sebelumnya "ngeles" dan berkilah ketika Rai Mantra menanyakan kenapa selama kepemimpinan Cok Ace sebagai Bupati Gianyar periode 2008-2013 tidak pernah mendapatkan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). 
 
Pasalnya, opini WTP BPK ini menjadi salah satu indikor pengelolaan pemerintahan yang baik dan bersih (good & clean government) khususnya menyangkut tata kelola keuangan pemerintah daerah.
 
"Apa sasaran dan indikator keberhasilan saudara (Koster-Ace) dalam good & clean government? Mengapa selama Cok Ace Bupati Gianyar belum pernah ada WTP," tanya Rai Mantra lalu melanjutkan bahwa capaian WTP merupakan  kewajiban bagi kepala daerah bukanlah sekadar prestasi.
 
Menyikapi pertanyaan menohok Rai Mantra tersebut, Cok Ace tampak panik dan “ngeles” serta berkilah bahwa lima tahun menjabat Bupati Gianyar baginya belum cukup untuk mendapatkan WTP sebagai salah satu indikator pemerintahan yang baik dan bersih (good & clean government).
 
"Lima tahun belum cukup untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih di Gianyar," dalih Cok Ace.
 
Prestasi Koster-Ace dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih serta bebas korupsi memang belum terbukti. Berbeda dengan prestasi Mantra-Kerta. Contohnya, Rai Mantra sebagai Walikota Denpasar berhasil membawa ibu kota Provinsi Bali ini selama 6 kali berturut-turut meraih opini WTP BPK.
 
 
Begitu pula Pemprov Bali sejak Sudikerta menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali mampu meraih opini WTP  selama 5 kali berturut-turut. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Kota Denpasar  juga sangat rendah hanya 6,71 Denpasar dan menjadi penunjang mewujudkan birokrasi bersih. (BB).


Berita Terkini