Seven Eleven Bangkrut. Kata Ketua Apindo: Tidak Berpengaruh Terhadap Perekonomian
Senin, 26 Juni 2017
baliberkarya/ist
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com - Nasional. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani, mengatakan bangkrutnya bisnis retail Seven Eleven di Indonesia disebabkan manajemen yang tidak mampu mengantisipasi persaingan. Selain itu, turunnya daya beli masyarakat juga dinilai berpengaruh terhadap tutupnya Seven Eleven.
"Dari segi kompetisinya sendiri sangat ketat. Ditambah ada penurunan daya beli masyarakat. Regulasi itu sebetulnya tergantung dari pihak manajemen untuk mengantisipasinya," kata Hariyanto saat ditemui di Jalan Widyacandra IV, Jakarta Selatan, pada Senin (26/6).
Hariyanto menilai kejayaan Seven Eleven beberapa tahun silam karena swalayan modern tersebut menjual minuman beralkohol. Pada 2015, muncul regulasi Kementerian Perdagangan yang membatasi penjualan minuman berlkohol, sehingga Seven Eleven tidak lagi bisa menjualnya.
BACA JUGA:
"Tapi regulasi itu bisa diantisipasi dengan cara lain. Tapi kelihatannya manajemen Sevel kurang bisa mengantisipasi. Di samping itu persaingannya ketat sekali," jelas Hariyadi.
Hariyadi juga beranggapan, pemilihan pangsa pasar Seven Eleven membuatnya sulit untuk menguasai pasar yang lebih luas. Berbeda dengan jenis minimarket lain yang berkembang lebih pesat dan mudah diterima konsumen, seperti Alfamart dan Indomaret.
"Positioning juga gimana, kan mereka ini positioningnya di atas Indomaret Alfamart," katanya.
Adapun dari segi ekonomi, bangkrutnya Seven Eleven dinilai tidak terlalu berpengaruh terhadap perekonomian. Sebab jumlah gerai waralaba Seven Eleven masih terbilang sedikit.
"Ngga ada, kecil banget. Kalau Alfamart Indomaret problem baru itu bermasalah karena karyawannya banyak banget. Kalau Sevel sih enggak," tandasnya. (BB/arah)
Berita Terkini
Berita Terpopuler
