Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Empat “Cagub Bali” Bicara Pertanian. Ini Visi Mereka!

Minggu, 04 Desember 2016

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya.com

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Ini momen langka. Empat tokoh Bali yang namanya sudah dikenal dan sudah pula mendeklarasikan diri akan menaju sebagai calon Gubernur Bali, berkumpul dalam satu forum. Mereka yang digadang-gadang menjadi kandidat pemimpin Bali itu, mencurahkan pemikiran mereka terkait pertanian pada acara Agrinesia 2016 "When Farmers Meet Buyers" di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar, Sabtu (3/12) kemarin.
 
Keempat tokoh itu adalah Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta yang juga Ketua DPD Partai Golkar Bali -- yang sudah mengusung “brand” SGB (Sudikerta Gubernur Bali), anggota DPR-RI Wayan Koster sekaligus Ketua DPD PDIP Bali – dengan KBS (Koster Bali Satu)-nya, Wisnu Bawa Tenaya – Ketua PHDI Pusat – dengan singkatan namanya WBT, dan  Arya Wedakarna MWS III – anggota DPD-RI dengan AWK-nya.
 
Wakil Gubernur Bali. I Ketut Sudikerta, mengatakan. tahun 2016 ini Pemprov Bali menyiapkan anggaran Rp 700 miliar dari APBD atau 14,92% untuk sektor pertanian. Anggaran ini akan terus ditingkatkan sebagaimana konsep membangun pertanian ke depan menuju kedaulatan pangan. Saat ini, lahan perta¬nian di Bali untuk sawah saja seluas 80.063 hektar.
 
"Apa yang menjadi persoalan dalam pertanian kedepan? Ternyata alih fungsi lahan yang terus bergulir, tiap tahun kurang lebih 200 hektar. Kalau dibiarkan mau bagaimana sektor perta¬nian ke depan. maka kita tidak akan mampu menjaga kedaula¬tan dan kemandirian pangan," ujarnya. •
 
Sudikerta mengingatkan kabupaten/kota agar jangan sam¬pai kebablasan dalam mewujudkan realisasi pembangunan. Kemudian isu lain, menyangkut insentif berusaha tani yang relatif masih rendah. Belum lagi, soal jaringan irigasi masih banyak yang rusak maupun belum terbangun dan pembangunan jalan setapak untuk percepatan akses petani.
 
Anggota DPR RI, Wayan Koster mengatakan, kemunduran pertanian Bali sekarang tidak lepas dari kebijakan nasional di masa lalu. Pasalnya, pemerintahan terdahulu lebih memfokuskan pada pembangunan industri. Otomatis, sektor pertanian menjadi kurang terurus dan tertinggal. Bali sendiri sangat dirugikan dengan kebijakan ini. karena Pulau Dewata memiliki sistem pertanian yang berbeda dengan subak dan kearifan lokal lainnya.
 
"Pertanian di Bali harus digarap serius. dengan konsep yang terencana, terarah, terintegrasi. dan terpola," ujar Ketua DPD PDI-P Bali ini. Koster menambahkan. problem Bali dari dulu hingga sekarang adalah keberpihakan pemerintah dan pemerintah daerah melulu pada sektor hulu. Sementara sektor tengah dan hilir ditinggalkan karena hampir semua kebijakan pemer¬intah dalam bentuk subsidi dan regulasi hanya bertumpu di hulu. Akibatnya, petani selalu mendapatkan harga anjlok pada saat panen raya.
 
"APBN itu bertriliun-triliun setiap tahun kita keluarkan untuk subsidi bibit dan pupuk, tetapi petani kita tetap susah. Maka orientasi kebijakan ke depan harus berimbang, harus ada kebijakan yang berpihak dari hulu. tengah dan hilir. Khususnya lagi di hilir. buat kita di Bali sangat memungkinkan karena Bali ini adalah daerah wisata dunia," jelasnya seraya mengatakan Bali harus bisa mensinergikan sektor pertanian dan pariwisata.
 
Ketua PHDI Pusat. Wisnu Bawa Tenaya. mengingatkan Bali adalah Bantu Ayah Lindun- gi Ibu. Dalam sistem pertanian Bali ada subak, yang disebutnya sebagai Sinergitas Untuk Bali Asri Kembali. Asri dalam hal ini adalah aman dan sejahtera. Perut rakyat tidak boleh dibiarkan sampai "kosong".
 
"Para petani jangan berkecil hati. petani panglima di sawah. Siapa anak buahnya para petani? Ije 1 kakul, ije I buit-buit, itu dia anak buahnya. Itu yang perlu dikembalikan, tanah Bali ini luar biasa. Sumber daya alamnya luar biasa, punya 17 gunung, 4 danau, 400-an lebih sungai, mari kita kelola lebih baik dengan manajemen yang baik. Cerdaskan rakyat, kita beri arahan," ujarnya.
 
Anggota DPD/MPR RI. Arya Wedakarna, mengatakan. secara filosofi, budaya Bali adalah budaya agraris. budaya sawah. dan budaya air. Tercermin dari tari-tarian dan lagu daerah. kemudian Pura-pura Subak, Pura Tri Kahyangan. dan Pura Desa yang berasal dari sistem dan kebudayaan sawah atau waisnawa. Namun selama ini tidak ada proteksi sistem yang baik.
 
"Dunia sudah mengakui subak warisan budaya dunia. Tapi pertanyaannya, apakah ada produk turunan. apakah ada perda yang memproteksi tentangbagaimana pusat-pusat air dan sawah? Konsepsi Catur Danu, dimana kita cari di In¬donesia sebuah pulau kecil ada 4 danau? Tetapi. saya sudah 2 tahun di DPD tidak ada satu pun program revitalisasi danau. yang ada hanya festival kuliner. festival perahu yang tidak ada hubungannya sama lingkungan hidup," ujarnya. (BB)


Berita Terkini