Demokrasi Buleleng Jangan Dinodai dengan Kepentingan Sempit
Kamis, 03 November 2016
Baliberkarya/ist
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Demokrasi di Buleleng yang terbangun mulai reformasi jangan dinodai atas pertimbangan-pertimbanan sempit. Biarkan demokrasi di Bumi Panji Sakti berkembang dengan indah.
"Berikan kesempatan mereka bertarung dengan elegan, sehingga kedepan bisa kita wariskan demokrasi yang sehat, santun, bermartabat dan berbudaya di Bumi Panji Sakti tercinta," kata Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi Bali asal Banyuatis, Buleleng, Dr. Nyoman Sugawa Korry, Kamis (3/11/2016).
Ia mengatakan, beberapa hari ke depan jagat perpolitikan di Buleleng memang akan diuji. Sebab, Panwaslih Buleleng segera membuat keputusan terkait sengketa yg dilaporkan oleh pasangan calon Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (SURYA).
"Apa keputusan yang diambil sangat tergantung dari kejujuran, ketaat-azasan, ketaatan terhadap hukum yang berlaku serta rasa keadilan dari keputusan Panwaslih," kata Sugawa Korry yang juga Wakil Ketua DPRD Bali ini.
Dalam catatan Sugawa Korry yang patut dijadikan bahan kajian, ada 41 ribu lebih dukungan yang telah lolos verifikasi administrasi. Namun, ada 29 ribu lebih yang tidak terverifikasi faktual dengan berbagai fakta dan kondisi di lapangan yang dirasakan sangat tidak adil dan tidak demokratis.
"Berarti ada 70 ribu lebih (belum termasuk keluarganya) yang diperlakukan secara tidak adil dan tidak demokratis, karena hak politik mereka terhambat dan terpasung. Ini akan menjadi catatan sejarah kelam dalam perpolitikan Buleleng yang selama ini dikenal sebagai daerah yang paling cepat bisa menerima perubahan," paparnya.
Menurut Sugawa Korry, jika keputusan Panwaslih mengabaikan aspirasi politik dalam jumlah yang begitu besar, apalagi itu terjadi di Buleleng, maka mereka harus siap menerima risiko dampak yang ditimbulkannya.
Sugawa Korry menegaskan, seandainya dengan segala kegigihannya dan dengan segala kesederhanaannya SURYA dikandaskan, pihaknya dengan sepenuh hati mendukung perjuangan SURYA ke PTUN, Mahkamah Agung dan DKPP.
"Saya juga menyayangkan kenapa kaum intelektual yang diajarkan berpikir jernih, ilmiah dan obyektif diam setibu bahasa?" tandas Sugawa Korry.(BB).