Brand Miliki Strategi untuk Besarkan Sebuah Perusahaan
Selasa, 17 September 2019
Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Brand atau logo dari sebuah perusahaan memiliki satu strategi penting untuk pengembangan pasar sebuah produk di tengah masyarakat secara meluas agar bisa diterima oleh konsumen. Guna memenangkan pasar, sebuah brand harus dibangun, dipelihara, dibesarkan dan diarahkan untuk mencapai sasaran yang tepat yakni meraih kemajuan dan harus menang dalam persaingan yang semakin ketat.
Demikian tegas Direktur Utama PT Karya Pak Oles Tokcer, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr. “Untuk itu brand perusahaan diupayakan mempunyai mantra dan filosofi sehingga berpeluang bagi terciptanya sebuah transaksi bisnis yang menguntungkan,” kata pria yang akrab dipanggil Pak Ole itu pada Seminar Galang UKM Indonesia 2019, Roadshow UKM terbesar di nusantara di Ruang Rapat Kertha Gosana, Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung, Bali, Selasa (17/9/2019).
Acara yang digelar Internasional Council For Small Business (ICSB) itu melibatkan ratusan pelaku UKM dari 8 kabupaten dan satu kota di Bali. Gede Ngurah Wididana yang lebih diakrabi Pak Oles itu menjelaskan, brand perusahaan yang didafarkan untuk memilik hak atas kekayaan intelektual (Haki) harus disertai aktivitas nyata di tengah masyarakat dan dekat dengan konsumen.
Perusahaan yang dirintisnya dari nol pada tahun 1997 atau 22 tahun yang silam memproduksi Minyak Oles Bokashi, pupuk organik Bokashi Kotaku, Tanah Subur Pak Oles, pupuk cair Effective Microorganisme (EM4) dan sekitar 33 jenis produk lainnya kini sudah menembus pasaran berbagai daerah di Indonesia.
Perusahaan yang memiliki kantor kantor cabang pemasaran di berbagai daerah di Indonesia itu kini melakukan penyempurnaan produk dengan harapan mampu merebut konsumen dari kalangan generasi muda yang kini dikenal dengan kaum milenium.
Produk kosmetik Bali Stuti yang baru dirintis setahun lalu diharapkan mampu merangkul remaja dan ibu-ibu muda umur 30 tahun ke atas sebagai konsumen yang setia. Sejumlah produk ramah lingkungan yang telah diluncurkan antara lain Hand and Foot Butter Aloe Vera, Body Mist Green Apple, Body Mist Sakura, Boddy Mist Sweet pepaya dan Body Mist Sporty Man.
Kosmetik tersebut memiliki aneka aroma dibuat dari bahan dasar lidah buaya (Aloe Vera) juga dapat mewangikan dan menyegarkan kulit. Hand and foot butter Aloe Vera dapat digunakan dengan cara mengoleskan pada kulit tangan dan kaki, dua kali sehari setelah kulit terlebih dulu dibersihkan. Produk baru itu sangat bermanfaat untuk meningkatkan kelembaban dan membantu menghaluskan kulit yang kering dan cenderung pecah-pecah.
Menurut Pak Oles, makna Bali Stuti sebagai doa (stuti) atau harapan masyarakat Bali yang selalu mendambakan kedamaian dan keindahan dalam tubuhnya (bhuwana alit) dan alam semesta (bhuwana agung). Untuk itu produk kosmetik Bali Stuti diproduksi sesuai kebutuhan konsumen yang berharap adanya produk kecantikan bernuansa Bali plus menarik minat wisatawan asing saat menikmati liburan di ke Pulau Bali.
Alumnus Faculty Agriculture University Of The Ryukyus Jepang dan Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar menjelaskan, semua produk yang dihasilkan itu halal serta diimbangi dengan upaya pemasaran yang menggunakan online dan pemasaran langsung sasaran konsumen. Meski berbagai produk yang dihasilkan telah dikenal secara meluas, termasuk Minyak Oles Bokashi yang menembus pasaran hingga luar negeri, lanjut Pak Oles, promosi, penyuluhan dan sosialisasi tetap dilakukan hingga ke desa-desa. Upaya itu diimbangi dengan aktivitas sosial seperti donor darah, kunjungan sosial ke panti jompo, pameran produk, sponsorship dan politik.
Acara yang dihadiri ratusan pengusaha seluruh Bali itu digelar ICSB di Kabupaten Badung dan dibuka Kepala Dinas Koperasi dan UKM setempat Ketut Kardiana, mewakili Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta. Tampil juga sebagai pembicara Kabag Mikro Kanwil BRI Denpasar Lilik Sungkono, Komang Tri Darmaja, pemilik Komang Tri Jewellery dan Ketua Organisasi ICSB Indonesia, Danun Sofa.
Roadshow UKM di Kabupaten Badung merupakan yang keempat dari sasaran 25 kota di Indonesia, setelah sebelumnya dilaksanakan di Kabupaten Ngawi, Samarinda dan Banyuwangi. Helatan ICSB di Kabupaten Badung itu dibuka Kepala Dinas Koperasi dan UKM setempat Ketut Kardiana, mewakili Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta. Tampil juga sebagai pembicara Kabag Mikro Kantor Wilayah BRI Denpasar, Lilik Sungkono, Komang Tri Darmaja, pemilik Komang Tri Jewellery dan Ketua Organisasi ICSB Indonesia, Danun Sofa.
Roadshow UKM di kabupaten Badung tersebut merupakan yang keempat dari sasaran 25 kota di Indonesia, setelah sebelumnya dapat dilaksanakan dengan baik di Kabupaten Ngawi, Samarinda dan Banyuwangi. ICSB adalah organisasi internasional non profit yang dibentuk tahun 1955 dengan fokus pada pertumbuhan dan perkembangan UMKM. Hingga kini ICSB sudah terbentuk di 85 negara. Organisasi yang dipayungi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu menggandeng empat institusi sebagai pilar utama yakni pemerintah, kampus, lembaga keuangan dan pelaku UMKM.
Di Indonesia, ICSB diadopsi sebagai “Hari Micro, Small and Medium size Enterprise Day (UMKM Day) yang dibentuk Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Ngurah Puspayoga dan Hermawan Kertajaya (Mark Plus). UMKM dalam perjalan waktu, terbukti kuat dan bertahan hadapi krisis, namun pertumbuhan usaha sangat lamban. Hal itu mendorong ICSB untuk melakukan Galang UKM Indonesia untuk mengajak UKM melebarkan sayap ke kancah global. (BB)