Kebun IPSA Bali Kembangkan Tanaman Benalu
Selasa, 06 Agustus 2019
Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Kebun tanaman obat Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali yang mengoleksi 315 jenis tanaman obat kini mengembangkan tanaman baru. Tanaman terbaru itu adalah benalu. Uniknya, tanaman yang tumbuh subur secara parasit itu yakni berbagai jenis benalu yang didatangkan dan dikembangkan secara khusus dari sejumlah daerah di Indonesia.
Tanaman benalu (Dendrophthoe pentandra) itu sebagai bahan baku teh herbal yang memiliki kasiat untuk kesehatan, mengingat IPSA selama ini mampu menghasilkan berbagai jenis ilmu terapan dalam herbal berbasis informasi Usada Bali, Jamu Nusantara, Tradisional Chinese Medicine, Ayurveda dan herbal etnik lain yang digunakan suku suku tradisional di berbagai penjuru dunia, kata Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana M. Agr di Denpasar, Selasa (6/8).
Pengembangan tanaman benalu di atas hamparan lahan seluas delapan hektar di pusat perkebunan tanaman obat itu ditata secara apik dan serasi dengan ratusan jenis tanaman tanaman obat. Tanaman obat yang didukung dengan sistem pengairan yang memadai itu juga dikembangkan berbagai jenis tanaman pisang dari berbagai daerah di Indonesia.
Gede Ngurah Wididana yang akrab disapa Pak Oles itu menjelaskan pengembangan tanaman benalu sebagai bahan baku teh herbal yang sangat ampuh menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker, sekaligus sebagai anti oksidan (penyerap racun) dan mengontrol kadar kolesterol dalam darah.
Dengan demikian mampu mendukung tujuan IPSA Bali menjadi kelas herbal dalam pengembangannya ke depan. IPSA yang didirikan tahun 1997 atau 22 tahun silam merupakan sebuah lembaga pengembangan dan penelitian sumberdaya alam yang mencakup bidang ilmu pengetahuan dan teknologi guna mengembangkan serta memanfaatkan sumberdaya alam untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Peserta yang datang dari seluruh daerah di Indonesia dengan latar belakang yang berbeda selain mengikuti pelatihan pertanian organik dengan teknologi effective Mieroorganisme (EM4) juga menyangkut kelas herbal.
Produk herbal yang diproduksi oleh Industri herbal Pak Oles adalah berbasis minyak fermentasi dengan teknologi Effective Microorganism (EM) temuan Prof. Dr. Teruo Higa dari Jepang serta informasi dari Ramuan Pusaka Dadong Bandung yang merupakan ramuan warisan dari nenek Pak Oles, serta produk teh herbal.
Teh herbal merupakan produk herbal Pak Oles yang baru dengan 13 jenis varian yang sudah dipasarkan. Dalam tahun ini Pak Oles segera mempersiapkan 16 jenis teh herbal untuk diproduksi. Melalui proses penelitian teh herbal tersebut akan bisa dikembangkan budaya dan pengolahan bahan baku teh herbal yang berkualitas, termasuk teh dari bahan baku tanaman benalu.
Tugas penelitian budidaya dan pengolahan bahan baku teh herbal Pak Oles yang semakin besar diserahkan kepada lembaga baru yakni Dr. Wididana Herbal And Meditation Centre. Lembaga baru itu langsung dipimpin Pak Oles dengan dibantu oleh beberapa tenaga ahli untuk implementasikan ide-ide pengembangan herbal Pak Oles.
Dalam tahun ini diharapkan bisa diluncurkan 16 jenis teh herbal kepada masyarakat untuk minuman kesehatan dan cita rasa konsumen. Ide besar Pak Oles adalah menjadikan perusahaannya sebagai industri teh herbal yang terbesar di Indonesia yang memiliki keunggulan daya saing, yaitu produk organik, teknologi EM, bahan baku berkualitas, cita rasa tinggi dan harga bersaing. Pak Oles meyakini, dalam waktu lima tahun ke depan perusahaan ini bisa menjadi market leader teh herbal di Indonesia dan bahkan di Asia Pasifik. (BB)