'Pelototi' Proyek, DPRD Minta Underpass Tugu Ngurah Rai Gunakan Arsitektur Bali
Kamis, 07 Desember 2017
istimewa
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Badung. Komisi III DPRD Provinsi Bali meninjau proyek pembangunan underpass Tugu Ngurah Rai dan Jalan Simpang Jimbaran, Kabupaten Badung. Rombongan Komisi III dipimpin oleh Ketua Komisi III DPRD Bali, I Nengah Tamba didampingi anggota lainnya.
Dalam kunjungan itu rombongan diterima oleh PPK proyek underpass simpang Tugu Ngurah Rai, I Nyoman Yasmara ST. MT. “Pengerjaan proyek underpass menelan biaya seberar 168 Milliar dengan waktu pengerjaan 390 hari kalender. Target bulan Oktober 2018 proyek sudah rampung semuanya,” kata PPK proyek underpass simpang Tugu Ngurah Rai, I Nyoman Yasmara ST. MT, Kamis (7/12/2017). Pihaknya berharap progres pertanggal 3 Desember sudah mencapai 9,6 persen.
Menurut Yasmara untuk pengerjaan saat ini belum ada kendala yang sulit, material proyek belum ada hambatan namun musim penghujan membuat lokasi menjadi sedikit tergenang air, namun hal ini tidak menjadi penghambat.
Dari desain underpass Tugu Ngurah Rai terowongannya lebih panjang dari underpass simpang Dewa Ruci, panjang terowongan keseluruhan mencapai 130 Milliar.
Mengenai pembebasan lahan menjadi tanggung jawab pemkab Badung, untuk Tugu Ngurah Rai Desember sudah clear terkait pembebasan lahan, namun untuk simpang Jimbaran masih belum menemukan titik temu dengan masyarakat. Namun laporan yang sudah masuk bersamaan desermber akan diselesaikan.
Yasmara melaporkan terkait penanganan utilitas sudah selesai direlokasi yaitu kabel optik dan PLN, sedangkan untuk PDAM Badung belum selesai info terakhir sudah masuk tahap pelelangan.
Proyek ini mendapat dukungan dari desa adat setempat, sebagai salah satu cara untuk mengurai kemacetan menuju Bandara. Ketua Komisi III DPRD Bali, I Nengah Tamba mengatakan proyek itu direncanakan secara matang mengenai keamanan terowongan andaikata terjadi banjir.
“Jangan sampai nantinya terowongan tergenang air, karena posisinya dibawah permukaan air laut,” jelasnya
Ditambahkan anggota DPRD lainnya, Ida Bagus Udiyana, untuk arsitektur bangunan harus tetap menggunakan pakem arsitektur Bali, ditata dengan indah agar masyarakat tidak jenuh ketika memasuki kawasan underpass.(BB).
BACA JUGA :