Bulan Bahasa Bali Jadi Wahana Pelestarian Sastra Bali
Selasa, 11 Februari 2020
Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Sebagai upaya pelestarian dan pengembangan seni, budaya, tradisi dan kearifan lokal Bali, khususnya Bahasa dan Sastra Bali, Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Kebudayaan Kota Denpasar menggelar Festival Bulan Bahasa Bali untuk kali pertama. Kegiatan yang dikemas dengan beragam lomba ini dibuka secara resmi Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara yang ditandai dengan ngelekes di Taman Kota Lumintang Denpasar Selasa (11/2/2020).
Dalam kesempatan ini Wakil Walikota IGN Jaya Negara mengatakan, Festival Bulan Bahasa Bali ini merupakan yang pertama kali ada di Bali. Menurutnya, Festival Bulan Bahasa Bali sangat bagus mengingat saat ini kita telah masuk ke industri 4.0. Dimana tantangan industri 4.0 itu sangat banyak, maka dari itu anak-anak generasi muda harus memiliki SDM yang unggul, memiliki daya saing, kompetensi.
"Sehingga bisa memiliki daya saing di Kota Denpasar dan menjadi tuan rumah di rumahnya sendiri karena itu yang menjadi tantangan dalam industri 4.0," ungkap Jaya Negara.
Untuk mendukung anak muda kreatif, Pemerintah Kota Denpasar telah membangun Gedung Dharma Negara Alaya. Gedung itu sengaja dibangun untuk mewujudkan Orange Economy. Dimana dalam Orange Economy tersebut perpaduan budaya lokal dengan industri kreatif yang ada.
Dalam Orange Economy, Jaya Negara mengutip dua pendapat tokoh ternama, pertama John Howkins menyebut “How People Make Money” yang artinya banyak orang mendatangkan uang karena ide kreatif yang dimunculkan.
"Itulah tantangan kita ke depan selaku umat Hindu di Bali boleh bergerak ke depan dan mengejar tantangan industri 4.0 tapi tidak boleh meninggalkan jati diri kita selaku orang Bali yang memiliki warisan budaya Budi luhur yang harus dipertahankan dan dilestarikan," ungkapnya.
Sementara Ketua Panitia Dwi Mahendra Putra mengatakan dalam festival mengatakan kegiatan ini untuk melestarikan kebudayaan Bali. Sehingga dalam festival ini ada beberapa lomba yang dilombakan yakni Nyurat Aksara Bali anak-anak SD diikuti sebanyak 43 orang.
"Penilaian yang menggunakan aplikasi merupakan yang pertama kali di Bali," ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bagi uang juara akan mendapatkan kesempatan maju ke tingkat provinsi untuk mengikuti kompetensi lebih lanjut. Dengan adanya lomba ini ke depan anak muda semakin kreatif dan bisa melestarikan budaya Bali khususnya bahasa, aksara dan bahasa Bali. (BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Arah Kade! Kebijakan Aneh, Kantin Sekolah Jadi Mesin Uang Pemkab
11 Januari 2025
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025