Wijaya Jangan Provokasi, Dewa Nida: Aturan Partai Terbaru Ketua Plt 'Boleh' Lakukan Plt
Kamis, 06 Juni 2019
Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Ucapan kader sepuh Partai Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya terhadap Ketua Plt Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer yang dinilai seenaknya membuat kebijakan mencopot sejumlah Ketua DPD II Golkar Bali dengan alasan yang tak masuk akal dibantah keras Anggota pemenangan wilayah Bali DPP Golkar Dewa Nida.
Menurut Dewa Nida, Wijaya yang sudah keluar dari pengurus Partai Golkar Bali dianggap tidak paham dan tidak mengikuti perkembangan aturan partai jika Plt Ketua Golkar boleh mem Plt pengurus dibawahnya. Dewa Nida juga mengingatkan Wijaya jangan memprokasi para kader dan sesepuh Partai Golkar Bali.
"Kalau mau Golkar Bali besar justru Pak Wijaya harusnya mau jadi Caleg meski kecil suaranya khan bisa membesarkan partai dan tidak banyak alasan cuman pengen jadi pengurus saja. Jangan sebaliknya mengaku sesepuh Golkar tapi tidak tahu perkembangan baru aturan Partai Golkar," tegas Dewa Nida kepada awak media Baliberkarya.com, Kamis (6/6/2019).
Dewa Nida mengungkapkan jika pergantian pengurus berupa Plt tidak hanya terjadi di Bali. Ia memberi contoh jika Plt Ketua Partai Golkar sekarang sudah bisa melakukan Plt seperti yang terjadi di Sumut hampir 9 DPD di Plt sebelum Pileg.
Selain itu, Plt juga dilakukan kepada pengurus DPD di Jatim, Kalimantan, Sulawesi, NTT dan banyak dipropinsi lainnya di Indonesia. Dewa Nida juga menegaskan dipartai manapun jika kader ataupun pengurus partai melawan ketua partai maka wajar dikenai sanksi dari induk partainya.
"Ada bupati di NTT yang pengurus Golkar juga Plt karena melawan partai dan ada usulan Pengurus Kecamatan (PK). 6 DPD II yang di Plt ada proses sebab akibat dan mereka tidak ujug-ujug diganti tanpa sebab yang jelas," ungkapnya.
BACA JUGA : Lengser Dari Kursi Ketua DPD Golkar Jembrana, Suardika Terancam Gagal Jadi Wakil Ketua DPRD
Dewa Nida menyebut dari 6 DPD II yang diganti, dua DPD yakni Jembrana dan Tabanan mengundurkan diri. Dua DPD II yakni Karangasem dan Buleleng di Plt karena usulan aspirasi dari Pengurus Kecamatan. DPD II Bangli diganti karena pelanggaran berat, pidana perusakan pengancaman dan bawa pisau, menuding Ketum Partai Golkar gegabah dan arogan.
"Bangli banyak masalah dan pelanggaran seperti berat ribut di Kantor DPD Golkar Bali, melakukan pidana sempat diganti ketua fraksi. Dia bahkan engancam mengambil pisau, melakukan demo saat HUT Golkar Bali," sebutnya.
Sementara DPD Badung diganti karena, kata Dewa Nida karena menolak keputusan DPP yang menjadikan Demer jadi Ketua Plt Golkar Bali, tidak mencalonkan Gek Indah sehingga ia pindah partai lain dan sering bermanuver, serta ada surat dari Kasgoro.
"Jadi semua yang diganti karena ada sebab akibat. Jika mereka yang merasa tidak terima di ganti silahkan menempuh mekanisme resmi ke Mahkamah Partai dan jangan hanya ribut-ribut," sarannya.
Untuk itulah, Dewa Nida mendukung Ketua Plt Golkar Bali untuk memperbaiki Golkar Bali dalam rangka Pilkada serentak 2020. Ia mengaku Demer selama ini cukup bersabar terkait serangan politik terhadap dirinya yang menuduh menghancurkan Partai Golkar.
"Justru Pak Demer mengambil langkah memperbaiki dan kerja-kerja partai. Justru Pak Wijaya yang melakukan provokasi dengan mengumpulkan kader Golkar dan menyampaikan informasi tidak benar kepada sesepuh Golkar Bali sehingga sesepuh yang mendapat informasi yang tidak benar berpikir negatif," sentilnya.
Dewa Nida justru menuding Wijaya lah yang selama ini merusak dan selalu membuat kisruh Partai Golkar di Bali. Dewa Nida menyayangkan Wijaya mengada-ada dan sering mengumpulkan sesepuh yang tidak tahu permasalahan diprovokasi.
Bagi Dewa Nida, kalau Wijaya mengaku sebagai sesepuh justru harusnya duduk bersama jangan jadi provokator terus dan melakukan manuver hingga ke Jakarta. Mestinya, lanjut Dewa Nida, Wijaya selaku mantan anggota DPR RI jika ingin membesarkan Partai Golkar harusnya menyelesaikan segala permasalahan dengan baik dengan duduk bersama.
"Otak sumber keributannya dan merusak partai justru dari Pak Wijaya. Jangan terlalu banyak koar-koar di media. Saya harap seluruh kader Golkar Bali tidak mudah terprovokasi manuver Pak Wijaya," harap Dewa Nida mengakhiri.(BB).
Berita Terkini
Berita Terkini
Arah Kade! Kebijakan Aneh, Kantin Sekolah Jadi Mesin Uang Pemkab
11 Januari 2025
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025