Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Hilangkan Sandera 'Bansos', Demokrat Harap DPRD Tak Ikut 'Eksekusi Anggaran'

Kamis, 18 April 2019

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Ketua DPD Partai Demokrat Bali I Made Mudarta menilai ketika pilihan masyarakat lebih karena tekanan dan tersandera bansos dan bukan karana kapabilitas (kemampuan) caleg memperjuangkan aspirasi rakyat, bukan juga karena visi misi atau rekam jejak caleg, maka pada saat itu pula sebenarnya rakyat belum merdeka dalam menentukan pilihannya.
 
 
"Rakyat memilih bukan berdasarkan visi misi tapi berapa hibah bansos yang diterima dari caleg. Lembaga survei juga bilang hanya satu persen pemilih yang memilih karena visi misi caleg. Ini tentu tidak sehat untuk demokrasi kita," kata Mudarta yang didampingi Ketua Dewan Kehormatan DPD Partai Demokrat Bali Putu Suasta dalam keterangannya di Kantor DPD Partai Demokrat Bali, di Renon, Denpasar, Kamis sore (18/4/2019).
 
Politisi Demokrat asal Jembrana itu menegaskan ke depan pola politik yang mendewakan bansos sebagai senjata pendulang suara harus dihentikan. Caranya penyaluran hibah bansos harus dikembalikan sesuai kewenangannya di eksekutif. 
 
Menurut Mudarta, jangan sampai anggota legislatif malah ikut mengeksekusi anggaran seperti lewat ikut memfasilitasi bansos hibah dan punya kewenangan menentukan siapa yang berhak menerima. Sehingga hanya konstituennya dan ujung-ujungnya jadi alat bargaining politik untuk mendulang suara ketika Pileg tiba.
 
 
"Tidak boleh anggota legislatif, DPRD ikut eksekusi anggaran. Ke depan penyaluran hibah bansos harus dikembalikan ke eksekutif," tegas Mudarta.
 
Ket Foto: Ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta
 
Sementara disisi lain, Mudarta memandang 'coat tail effect' (efek ekor jas) dari capres Jokowi tidak terlalu signifikan terhadap perolehan suara partai pengusung utamanya yakni PDI Perjuangan termasuk partai pengusung lainnya. 
 
Buktinya, pada Pileg 2019 perolehan suara PDI Perjuangan secara nasional berdasarkan hasil quick count (hitung cepat) di kisaran 20 persen lebih. Sementara pada Pileg 2104, suara PDI Perjuangan di angka 18,95 persen. 
 
 
Padahal sebelum pencoblosan Pileg 2019 sejumlah lembaga survei menempatkan elektabilitas dan perolehan suara partai besutan Megawati Soekarnoputri ini di kisaran lebih dari 26 persen. Bahkan ada lembaga survei yang menempatkan di atas 30 persen dan salah satunya diprediksi juga karena Jokowi Effect.
 
"Coat tail effect dari Jokowi untuk PDI Perjuangan tidak ada. Dulu di Pileg 2014 mendekati 19 persen, sekarang di angka 20 persen. Itu brati khan tidak ada peningkatan yang signifikan," tegas Mudarta mengakhiri.(BB).


Berita Terkini