Serat Alami Kini 'Mandek', Serat Kimia Akan Meningkat 5 Tahun Mendatang
Sabtu, 13 April 2019
ist
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Badung. Untuk memperoleh informasi terbaru dan akurat terkait industri serat kimia dan buatan berikut pengembangannya di samping peluang besar untuk memperluas jaringan bisnis, Asian Chemical Fiber Industries Federation (ACFIF) menggelar konferensi di Hotel Conrad, Nusa Dua, mulai 10-13 April 2019.
BACA JUGA : Warga Sidatapa Kesulitan Air, Rai Wirajaya Bersama KPw BI Bali 'Beri Solusi' Bantu Air Bersih
Menurut Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Ravi Shankar, ketersediaan bahan baku merupakan faktor utama dalam keberlanjutan usaha sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) di Asia.
"Gejolak dan fluktuasi di pasar serat dunia dalam tiga tahun terakhir menjadi isu krusial bagi produsen TPT dalam mempersiapkan rencana usaha di tengah pertumbuhan konsumsi yang menjanjikan," katanya.
Menurutnya, Asia sebagai penyuplai lebih dari 70 % kebutuhan serat dunia memiliki peran yang sangat signifikan dalam memprediksi kondisi dan tantangan industri ke depan. Melalui konferensi ke-12 dengan tema besar “Sustainability of Man Made Fibers”, Asian Chemical Fiber Industries Federation (ACFIF) yang merupakan himpunan asosiasi industri serat kimia dan buatan yang menaungi produsen serat se- Asia tersebar di 9 negara, terdiri dari Jepang, China, China Taipei, India, Korea, Malaysia, Pakistan, Thailand dan Indonesia.
Menurutnya, melalui Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) dipercaya sebagai tuan rumah konferensi yang selain dihadiri oleh negara anggota ACFIF, juga dihadiri oleh 4 negara peninjau yang terdiri dari Denmark, Kuwait, Jerman dan Swedia. Acara ini juga menghadirkan berbagai pembicara ahli yang berasal dari berbagai latar belakang industri serat buatan baik poliester, rayon dan juga nilon.
"Konferensi ini adalah acara yang sangat penting bagi semua pemangku kepentingan dalam menunjukkan dukungan terhadap pertumbuhan industri nasional. Selain itu, ini juga menjadi peluang besar bagi pelaku industri untuk memperluas jaringan bisnis mereka," katanya.
Pada konferensi ke-12 ini, banyak topik tentang informasi terkini dan akurat mengenai industri serat disajikan oleh berbagai pembicara ahli di setiap bidang. Laporan terbaru dari Japan Chemical Fibers Association (JCFA) memproyeksikan produksi serat kimia dan serat alami masing-masing mencapai 98 juta metrik ton dan 24 metrik ton pada tahun 2025.
Hal ini menunjukkan bahwa tren serat kimia akan semakin meningkat dalam lima tahun ke depan dibanding dengan tingkat produksi serat alami yang mandek. Dengan mempromosikan isu teknologi tinggi dan inovasi sebagai kata kunci, Konferensi ke-12 ACFIF fokus pada pembentukan pasar di masa depan yang bergantung pada kerja sama lintas industri, penelitian interdisipliner, dan sektor baru.
Dalam konferensi ini, para pembuat keputusan membahas secara komprehensif dan memberikan data, fakta dan estimasi, serta referensi baru. Rangkaian acara ini dimulai pada 10 April dengan pertemuan pendahuluan anggota ACFIF, acara ini bertujuan membahas agenda strategi yang dibahas selama konferensi berlangsung.
Semua anggota memaparkan materi dan juga laporan dari setiap Negara. Pada acara tersebut tuan rumah juga menyajikan tarian daerah Indonesia dan juga pertujukan Gamelan Bali dari para seniman di Bali yang tergabung dalam padepokan seni Dwi Mekar.
Dalam konferensi ini, perwakilan tiap Negara anggota memaparkan materi penting yang menjadi fokus mereka. Di antaranya Korea Selatan akan mengangkat isu “The 4th industrial revolution and the future direction of the Korean textiles & fashion industry”. Delegasi Jepang juga memaparkan materi tentang “Global Mid-term Chemical Fibers Supply/Demand Forecast and Challenges”, hingga perwakilan India, Mr. R D Udhesi yang memaparkan “Raw Material Trends for Synthetic Fibres”.
Penekanan masa depan industri yang akan mengandalkan serat buatan berikut dengan turunan produknya sebagai serat masa depan adalah salah satu komitmen ACFIF dalam mengedepankan kelestarian lingkungan.
Dengan semakin banyak pihak baik dari pemerintahan dan juga swasta yang mendukung konferensi ini, diharapkan perkembangan Industri serat kimia semakin baik dan mampu menghadapi tantangan ke depannnya.(BB).
Berita Terkini
Berita Terkini
Arah Kade! Kebijakan Aneh, Kantin Sekolah Jadi Mesin Uang Pemkab
11 Januari 2025
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025