Gede Ngurah Wididana : Sasaran Leadership Berbeda dalam Perusahaan dan Organisasi
Kamis, 14 Maret 2019
baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Pada dasarnya, kepemimpinan dalam perusahaan dan organisasi itu sama saat menerapkan konsep dan tujuan. Hanya saja, yang berbeda itu terletak pada sasaran. “Seorang pemimpin bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang ekonomi dan pembangunan secara meluas,’’ Dr. Ir Gede Ngurah Wididana, M. Agr di Denpasar, Kamis (13/3/2019).
Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group itu menjelaskan, seorang pemimpin spiritual lebih menekankan pada sisi kemanusiaan untuk melayani masyarakat dari sisi ketuhanan. Untuk itu seorang pemimpin harus mampu menciptakan seorang calon pemimpin yang kelak akan meneruskan kepemimpinan dalam perusahaan atau organisasi.
“Hal itu menjadi penekanan, karena di sekolah formal banyak yang gagal menciptakan calon pemimpin. Calon pemimpin yang dicetak itu melalui proses yang sama yakni copy paste, proses penyeragaman. Padahal pemimpin itu lahir dari ketidak keseragaman,” ujar GNW 14.3 calon legislatif dari Partai Demokrat daerah pemilihan Bali dengan nomor urut 3.
Ia mengingatkan, seorang pemimpin harus berani menciptakan suatu perbedaan dan memiliki pemikiran untuk melihat peluang dan memanfaatkannya dengan baik untuk kemajuan. Seorang pemimpin itu harus memiliki keberanian yakni memanfaatkan peluang yang baik, termasuk peluang bisnis, politik dan peluang mencari sesuatu yang berbeda.
Semua itu dimaksudkan untuk kebaikan dan kemajuan. Untuk itu seorang pemimpin harus memiliki pengalaman dari ilmu pengetahuan, keberanian, cita cita-atau visi itu. Semua itu menjadi modal utama, disamping kemampuan fisik, kharisma dan bakat. “Seorang pemimpin yang sudah memiliki keberanian serta visi dan misi akan mudah menemukan orang-orang yang pas untuk mewujudkan cita-cita. Finansial yang diperlukan akan dapat diatasi dari dukungan pihak kedua dan ketiga,” ujar GNW 14.3.
“Bagaimana pemimpin atau caleg dalam musim politik tidak punya visi dan tidak punya uang. Ya itu pasti gagal karena tidak punya visi walaupun punyai uang. Atau bisa saja dia berhasil pada awalnya misalnya dengan membeli suara, tapi untuk mempertahankan itu harus ada kepercayaan publik, mungkin saja di tengah jalan bisa kena kasus akibat kebijakannya kurang kuat,” ujarnya.
Hal itu berbeda dengan caleg yang mempunyai visi dan misi yang jelas akan mampu bangkit mengatasi segala rintangan dan tantangan yang dihadapi untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, ujarnya. (BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Arah Kade! Kebijakan Aneh, Kantin Sekolah Jadi Mesin Uang Pemkab
11 Januari 2025
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025