Tim Pemenangan Panik! Cawapres Sandi ke Bali 'Diganggu', Mudarta Nilai Tak Sesuai 'Catur
Minggu, 24 Februari 2019
ist
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Kedatangan calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno Bali, Sabtu (23/2/2019) diwarnai insiden provokasi massa yang berkampanye mendukung capres Jokowi. Video penyambutan terhadap Sandiaga oleh pendukung Jokowi begitu pria yang akrab disapa Sandi ini keluar dari bandara Ngurah Rai tepatnya di selatan Patung Kuda, pertigaan Tuban juga viral diberbagai media sosial baik Facebook maupun WhatsApp (WA).
Dalam video itu tampak sejumlah massa berpakaian adat madya dengan yang diringi gamelan serta membawa atribut seperti spanduk bertuliskan Jokowi-Ma'ruf Amin meneriakkan yel-yel Jokowi. "Hidup Jokowi, Hidup Jokowi," teriak massa beberapa kali.
Terkait hal memalukan tersebut, Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta mengingatkan bahwa penting capres dan cawapres bisa menyampaikan program-programnya kepada masyarakat secara gamblang sebelum nantinya dipilih. Hal itu, bagi Mudarta sebagai bentuk kepanikan elit dan tim pemenangan Jokowi di Bali yang panik dan kawatir suara Jokowi di Bali jeblok dan menurun dibanding perolehan Pilres sebelumnya.
BACA JUGA : Dihadapan Umat Hindu, Menko Maritim dan Menteri Keuangan Paparkan Antisipasi Revolusi Industri 4.0
"Beri kesempatan untuk bertemu dan menyampaikan program kerjanya secara terbuka. Jangan ada halangan, hambatan dan apalagi diganggu ketika calon hendak bertemu dengan masyarakat Bali," kata Mudarta menanggapi kedatangan Cawapres Sandiaga Uno ke Bali yang disambut spanduk dan yel yel Jokowi.
Menurut Mudarta, cara-cara seperti itu tidak sejalan dengan karakter masyarakat Bali yang sangat menghormati tamu yang datang ke wilayahnya. Apalagi kedatangan Sandiaga sebagai Cawapres merupakan amanat konstitusi, dimana calon wajib menyampaikan program-programnya yang perlu diketahui masyarakat.
Ket Foto: Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta
"Dengan ketemu, maka masyarakat akan tahu dan jelas akan pilihannya. Jangan sampai nanti rakyat memilih kucing dalam karung. Rakyat wajib diberikan informasi yang transparan apa program-pegramnya ke depan," jelas Mudarta.
Selama ini, lanjut Mudarta, masyarakat Bali selama ini sangat menghormati Catur Guru di antaranya Guru Swadiaya yakni pemerintah. Jadi adanya sambutan sejumlah oknum warga yang meneriakkan Jokowi saat Cawapres Sandiaga Uno ke Bali jelas ini tak sejalan dengan Catur Guru yang sangat dihormati orang Bali dan menghargai nilai-nilai luhur ketika menerima tamu yang datang.
Ia berharap semua pihak dan elit menjaga agar situasi tetap aman. Elit jangan sampai memprovokasi massa sehingga bisa menimbulkan kegaduhan. "Kita ingin Bali selalu aman dan damai. Apalagi dalam pilpres nanti untuk melahirkan pemimpin yang menjadi pilihan rakyat," tegas Mudarta.
Bagi politisi muda yang juga pengusaha sukses itu berharap tak perlu ada aksi-aksi yang bisa mengganggu kondisivitas Bali yang sudah tenang dan aman. Apalagi Bali sebagai daerah pariwisata.
"Silakan mau main klaim berapa saja, tapi jangan sampai mengganggu ketenangan masyarakat," pintanya.
Ia juga berharap, elit politik bisa menjadi contoh yang baik dan menjunjung konstitusi dan nilai-nilai luhur Pancasila dengan semangat gotong royong. Bagi Mudarta, masyarakat Bali sudah semakin cerdas dan sangat 'welcome' untuk semua orang.
"Dan sudah tentu bisa memilih pemimpin yang baik. Justru kalau dibohongi jangan salahkan rakyat Bali akan memberi hukuman dengan tidak memilih. Jangan rakyat ditakut takuti, beri mereka kebebasan memilih. Ingat suara rakyat adalah suara tuhan, jadi beri rakyat menentukan pilihan sesuai hati nuraninya,” tegas Mudarta mengakhiri.(BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Arah Kade! Kebijakan Aneh, Kantin Sekolah Jadi Mesin Uang Pemkab
11 Januari 2025
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025