Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Aura Mistis Tarian Sakral Sanghyang Jaran, Selimuti Kota Bangli.

Kamis, 10 Mei 2018

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Humas Bangli

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Bangli. Pagelaran tarian Sanghyang Jaran yang dipentaskan oleh Sanggar Geni Astu, Banjar Siladan, Desa Tamanbali, Bangli, serangkaian HUT Kota Bangli ke-814, di depan monument perjuangan Kapten A. A. Mudita Bangli, Rabu (9/5), cukup menarik minat masyarakat Bangli. Pagelaran yang dimulai sekitar pukul 22.00 wita ini, disesaki oleh ratusan penonton. Baik orang tua, dewasa termasuk anak-anak.
 
 
Dari pantauan dilapangan, keseruan dari tarian sanghyang jaran, yang sepintas mirip tari kuda lumping adalah ketika para penari mengalami suatu trend (kesurupan), sehingga melakukan hal-hal gaib. Para penari akan bermain, bahkan  mandi dengan bara api, tanpa sedikitpun mengalami luka bakar.
 
Prosesi tarian sakral sanghyang jaran ini, dikemas dengan pragmentari pementasan barong dan rangda, dengan lakon “Perebutan Kecupu Manik, oleh Subali, Sugriwa dan Dewi Anjani”. Dengan diiringi gamelan khas bali, suasana malam pun kian  khusyuk ketika para penari yang sudah mengalami suatu trend, mulai melakukan gerakan-gerakan aneh.
 
 
Saat itu, para penari tak segan-segan memakan dan menjilati besi yang sudah menjadi bara api, tanpa sedikit pun terluka. Suasana bertambah mistis, ketika giliran para penari sanghyang jaran mementaskan tariannya. Dengan gerakan-gerakan yang seirama dengan kidung dan gamelan yang mengiringinya. Keseruan terjadi ketika nada  gamelan meninggi, para penari ini langsung bermain dan bahkan tak segan-segan mandi dengan bara api yang telah disiapkan sebelumnya. Bahkan salah satu penari, tanpa ragu memasukkan bara api kemulut dan memuntahkannya kebali layaknya kembang api. “Ini sangat menegangkan. Saya baru pertama kali melihat langsung pertunjukan Sanghyang Jaran. Sangat mistis. Sangat menegangkan”Celetuk Wayan Eka Putra salah satu penonton yang menyaksikan pertujunkan ini.
 
Sedangkan pembina sanggar, Ida Bagus Oka Munadi mengatakan, biasanya sanghyang jaran dimainkan oleh dua sampai tiga orang. Kita punya tiga sanghyang jaran. Dari tiga tersebut, satu asli,  dua kita buat duplikat. Biasanya yang lebih sering ditarikan, sanghyang jarang duplikat. Yang asli kita tetap bawa ke tempat pementasan, namun tidak ditarikan untuk menjaga kesakralannya. “Sanghyang Jaran yang asli, kita tidak tarikan disembarang tempat. Bisanya kita ditarikan saat ada upacara tertentu atau hari tertentu. Seperti piodalan di pura.”jelasnya.
 
 
Ditambahkannya, tarian sanghyang jaran ini digelar dengan tujuan untuk menetralisir alam semesta beserta isinya dari aura negatif. Biasanya tari sanghyang jaran ini, hanya dipentaskan setiap odalan atau upacara besar dipura setempat. Tujuannya, selain untuk menetralisir aura negatif, pementasan tari sakral ini dimaksudkan pula untuk memohon keselamatan dan kemakmuran. (BB).


Berita Terkini