Musim Kemarau Berkepanjangan, Ratusan Petak Tambak Udang Mengering
Kamis, 21 September 2017
Baliberkarya
Baliberkarya.com-Jembrana. Musim kemarau berkepanjangan belakangan ini di Jembrana membuat debit air di sejumlah sungai mulai menyusut.
Kondisi ini bukan saja berpengaruh terhadap sektor pertanian, juga berpengaruh terhadap petani tambak di Jembrana, terutama tambak udang yang menggantungkan pengairan dari air sungai.
Seperti dialami oleh sejumlah petani tambak udang di Dusun Kombading, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana. Ratusan tambak udang di dusun ini mengering lantaran debit air di sungai menyusut drastis.
Kondisi tersebut menyebabkan para petani tambak terpaksa menunda menebar bibit udang lantaran tambak-tambak mereka tidak dapat pasokan air yang mencukupi. Bahkan penundaan penebaran bibit udang ini telah berlangsung sejak sebulan lalu.
"Air sungai jauh menyusut sehingga airnya tidak masuk ke tambak kami. Tambak jadi kering dan kami tidak bisa nebar bibit udang,” ujar Nasirin, petani tambak setempat, Kamis (21/9/2017).
Hal yang sama juga dialami oleh Abdul Goni, petani lainnya di dusun tersebut. Hektaran tambak udang miliknya mengering sejak sebulan lantaran musim kemarau berimbas pada penyusutan air sungai.
"Tambak-tambak disini rata-rata mengambil air dari suangai, termasuk tambak saya. Tapi sejak sebulan air sungai kecil sehingga tidak bisa dialirkan ke tambak,” jelasnnya.
Konsisi tersebut membuat petani tambak tidak bisa berbuat banyak. Hanya berharap musim hujan segera tiba sehingga mereka bisa menebar bibit udang ke tambak-tambak mereka.
Kondisi tersebut menurut sejumlah petani tambak sering terjadi setiap tahunnya saat masuk musim kemarau. Sebenarnya petani berkeinginan untuk membuat sumur bor, namun mereka tidak memiliki cukup biaya lantaran membuat sumur bor memberlukan biaya yang cukup besar.
"Kami berharap pihak pemerintah membantu kami dengan membangun sumur-sumur bor sehingga saat musim kemarau kami bisa produksi,” tutup Abdul Goni.(BB)