Dianggarkan Alkes Rp 70 Miliar, DPRD Bali Dorong RS Bali Mandara Segera Beroperasi
Selasa, 04 Oktober 2016
istimewa
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. DPRD Bali sempat mempertanyakan anggaran Rp 70 miliar yang lolos di APBD Perubahan 2016 untuk pengadaan alat-alat kesehatan (alkes) Rumah Sakit Bali Mandara. Dewan khawatir. anggaran yang cukup besar ini tidak bisa terserap maksimal dalam sisa waktu yang singkat. Tapi ternyata, pengadaan alkes tidak dilakukan melalui tender melainkan lewat e-katalog.
"Tadinya kami berpikiran tender sehingga waktu tidak cukup, kan rugi menganggarkan. Ternyata sekarang sudah ada ketentuan tentang pengadaan barang berdasarkan e-katalog, lebih mudah, lebih nyaman," ujar Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Nyoman Parta, usai menggelar rapat dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali di gedung Dewan, Senin (3/10/2016).
Pada intinya, lanjut Parta, RS Bali Mandara harus segera beroperasi. Selain masalah alkes, perekrutan tenaga yang nanti akan mengelola atau bekerja di RS Bali Mandara juga harus dilakukan dengan proporsional.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bali dr. Ketut Suarjaya mengatakan, total dana yang dibutuhkan untuk pengadaan alkes sebetulnya mencapai Rp 200 miliar. Itu sebabnya, pihaknya mulai mencicil pengadaan alkes di APBD Perubahan 2016 dengan menganggarkan sebesar Rp 70 miliar. Alat-alat yang dibeli seperti alat UGD, ICU. ICCU, laboratorium, tempat tidur atau bed di semua kelas utamanya kelas 3, pemulasaran jenazah, radiologi, rontgen, CT Scan, dan USG. Sementara alat-alat untuk 6 ruang operasi didorong pada APBD Induk 2017, yang membutuhkan anggaran kurang lebih Rp 12 miliar per ruang operasi.
"Karena waktunya pendek tentu beberapa item alkes yang bisa kita adakan dengan e-katalog, tidak bisa dengan tender biasa. Dari total Rp 200 miliar itu. Rp 70 miliar kita sudah bisa anggarkan di perubahan ini dan ready di tahun ini," ujarnya.
Itu pun sebenarnya, lanjut Suarjaya, hanya sekitar Rp 67,2 miliar yang digunakan untuk alkes. Sedang sisanya digunakan untuk persiapan lain seperti perencanaan interior dan SDM yang bertugas untuk menjaga rumah sakit hingga genset atau listrik. Padahal untuk interior saja, sebetulnya dirancang menghabiskan Rp 10 miliar. Belum lagi sarana penunjang lam seperti IPAL, laundry atau dapur gizi rencananya menghabiskan hingga Rp 70 miliar.
"Sampai dengan 28 September 2016, progres fisik rumah sakit sudah mencapai 94% lebih. Rencana operasi rumah sakit Agustus 2017, bersamaan dengan HUT Pemprov," imbuhnya. Suarjaya menambahkan, pada pengoperasian awal akan ada layanan geriatri dan pelayanan alternatif. Di tahun 2018, barulah akan ditambah dengan layanan unggulan seperti layanan jantung terpadu, neuroscience, kanker, stemcell. dan teknologi PET SCAN.
"Kita salah satunya membuat layanan unggulan kanker karena pasien-pasien kanker baru terdeteksi pada stadium lanjut di Bali sehingga sulit untuk diselamatkan. Ini karena sistem deteksi dini di Bali belum ada," tandasnya. (BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Arah Kade! Kebijakan Aneh, Kantin Sekolah Jadi Mesin Uang Pemkab
11 Januari 2025
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025