Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Dianggarkan Alkes Rp 70 Miliar, DPRD Bali Dorong RS Bali Mandara Segera Beroperasi

Selasa, 04 Oktober 2016

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

istimewa

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. DPRD Bali sempat mempertanyakan anggaran Rp 70 miliar yang lolos di APBD Perubahan 2016 untuk pengadaan alat-alat kesehatan (alkes) Rumah Sakit Bali Mandara. Dewan khawatir. anggaran yang cukup besar ini tidak bisa terserap maksimal dalam sisa waktu yang singkat. Tapi ternyata, pengadaan alkes tidak dilakukan melalui tender melainkan lewat e-katalog.
 
"Tadinya kami berpikiran tender sehingga waktu tidak cukup, kan rugi menganggarkan. Ternyata sekarang sudah ada ketentuan tentang pen­gadaan barang berdasarkan e-katalog, lebih mudah, lebih nyaman," ujar Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Nyoman Parta, usai menggelar rapat dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali di gedung Dewan, Senin (3/10/2016).
 
Pada intinya, lanjut Parta, RS Bali Mandara harus segera beroperasi. Selain masalah alkes, perekrutan tenaga yang nanti akan mengelola atau bekerja di RS Bali Mandara juga harus dilakukan dengan proporsional.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bali dr. Ketut Suarjaya mengatakan, total dana yang dibutuhkan untuk pengadaan al­kes sebetulnya mencapai Rp 200 miliar. Itu sebabnya, pihaknya mulai mencicil pengadaan alkes di APBD Perubahan 2016 den­gan menganggarkan sebesar Rp 70 miliar. Alat-alat yang dibeli seperti alat UGD, ICU. ICCU, laboratorium, tempat tidur atau bed di semua kelas utamanya kelas 3, pemulasaran jenazah, radiologi, rontgen, CT Scan, dan USG. Sementara alat-alat untuk 6 ruang operasi didorong pada APBD Induk 2017, yang membutuhkan anggaran kurang lebih Rp 12 miliar per ruang operasi.
 
"Karena waktunya pendek tentu beberapa item alkes yang bisa kita adakan dengan e-katalog, tidak bisa dengan tender biasa. Dari total Rp 200 miliar itu. Rp 70 miliar kita sudah bisa anggarkan di perubahan ini dan ready di tahun ini," ujarnya.
 
Itu pun sebenarnya, lanjut Suarjaya, hanya sekitar Rp 67,2 miliar yang digunakan untuk alkes. Sedang sisanya di­gunakan untuk persiapan lain seperti perencanaan interior dan SDM yang bertugas untuk menjaga rumah sakit hingga genset atau listrik. Padahal untuk interior saja, sebetulnya dirancang menghabiskan Rp 10 miliar. Belum lagi sarana penunjang lam seperti IPAL, laundry atau dapur gizi rencananya menghabiskan hingga Rp 70 miliar.
 
"Sampai dengan 28 Septem­ber 2016, progres fisik ru­mah sakit sudah mencapai 94% lebih. Rencana operasi rumah sakit Agustus 2017, bersamaan dengan HUT Pemprov," imbuhnya. Suarjaya menambahkan, pada pengoperasian awal akan ada layanan geriatri dan pelayanan alternatif. Di tahun 2018, barulah akan ditambah dengan layanan unggulan sep­erti layanan jantung terpadu, neuroscience, kanker, stemcell. dan teknologi PET SCAN.
 
"Kita salah satunya membuat layanan unggulan kanker kar­ena pasien-pasien kanker baru terdeteksi pada stadium lanjut di Bali sehingga sulit untuk diselamatkan. Ini karena sistem deteksi dini di Bali belum ada," tandasnya. (BB)


Berita Terkini