Virus Corona Meluas, Pasek Suardika: Pemprov Bali Kurang Sigap dan Terkesan Gagap
Senin, 23 Maret 2020
Baliberkarya
Baliberkarya.com-Denpasar. Wabah virus Corona jenis baru atau Virus Covid-19 menimbulkan kekawatiran dan menghantui masyarakat di seluruh dunia, termasuk juga di Pulau Bali. Pasalnya, data Satgas Covid-19 menunjukkan semakin hari masyarakat di Bali semakin banyak yang terjangkit virus mematikan tersebut.
Berbagai upaya dan langkah telah dilakukan Gubernur Bali I Wayan Koster beserta jajarannya agar virus yang telah menelan korban jiwa itu tidak meluas. Namun, realita dilapangan menjukkan hal yang berbeda karena jumlah warga yang terjangkit virus Corona terus bertambah.
Sebelumnya, sebanyak 205 orang pekerja migran Indonesia asal Bali telah disiapkan tempat karantina bagi mereka oleh Pemprop Bali melalui Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali dibawah komando Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra. Namun sayang, nada sumbang dan kritik dilontarkan sejumlah pihak terkait kekisruhan penanganan kepulangan ratusan tenaga migran asal Bali tersebut.
Salah satu tokoh Bali yang kini menjbat Sekjen Partai Hanura Gede Pasek Suardika (GPS) menyatakan Pemerintah Provinsi (Pemprop) Bali kurang sigap dan terkesan gagap dalam menangani virus Corona sehingga virus berbaya itu semakin meluas di Pulau Bali.
"Khusus untuk Bali, saya cermati tiga hari belakangan ini saya sesalkan Pemprop Bali kurang sigap. Bahkan terkesan gagap didalam menangani Virus Corona," sentil Pasek disela-sela penyerahan bantuan 20 ribu masker gratis untuk sejumlah Rumah Sakit dan warga, Senin (23/3/2020).
Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini memberi contoh kejadian Minggu malam (22/3/2020) Ia mendapat laporan ada 200 orang lebih tenaga migran asal Bali dari kapal pesiar yang datang dan mereka telah siap di karantina serta siap ditangani oleh Pemprop Bali, tapi justru dibiarkan mereka pulang begitu saja.
"Bahkan saya dapat laporan juga ada yang bawa surat ketika di cek, oh ini suratnya sudah ada, eh langsung dikasi pulang dan hanya diberitahu 14 hari bapak jangan kemana-mana dan tidak mendapatkan penanganan awal ketika mereka baru datang," ungkap Pasek.
Mantan Wartawan ini menilai mestinya penanganan imigran itu diawal diberikan disinfektan dan didiamkan dulu selama 3 sampai 4 jam, kemudian baru dicek suhu tubuhnya. Bahkan, yang membuat Pasek heran adalah tidak ada penanganan sama sekali dan mereka dikasi bergabung dengan anggota keluarganya.
"Yang berbahaya khan jika mereka sebagai karier, padahal barang yang datang daru China sana saja yang diambil oleh TNI itu ditaruh dulu dan di clearing dulu selama satu hari dan ditangani dulu selama satu hari baru dibawa bergerak lagi. Sementara di sini (Bali) dibiarkan orang datang langsung bergerak kedesa-desa. Kalau itu kita hitung ada 200 lebih dan ini akan terus datang," kritiknya.
"Saya yakin ada banyak kejadian virus Corona di pedesaan di Bali dan tenaga medis di Bali tidak siap. Saya sesalkan Pemprop Bali kurang sigap dalam hal ini," imbuh mantan Anggota DPD RI ini.
Tak hanya mengkritik, Pasek pun menyarankan Pemprop Bali membuat Satgas Bersama sehingga semua komponen dan relawan bisa membantu untuk menanggulangi wabah virus Corona agar tidak semakin meluas sehingga korban jiwa tidak semakin bertambah.
Satgas Bersama itu, lanjut Pasek, juga diisi dokter muda, para pakar, dan pensiunan ataupun mereka yang memiliki pengalaman dengan medis serta relawan yang mengerti kesehatan untuk mendaftar jika ingin mengabdi. Seperti halnya rumah sakit dadakan untuk pasien terdampak Corona di Wisma Atlit.
"Ini saya kira lebih baik buat Pemprop Bali yang kewalahan daripada hanya jumpa pers dan ngeluarin surat-surat edaran saja saya kira ndak maksimal itu. Yang penting bagaimana segera, yang harus karantina, iya segera karantina. Nah yang 14 hari harus dirumah bagaimana ditangani secara medis, ini yang kurang dari Pemprop Bali," tegas Pasek.
Tak lupa, Pasek meminta Pemprop Bali dalam penanganan migran asal Bali yang kini kembali ke kampungnya agar diperketat, sesuai prosedur. Menurutnya, cara penanganan migran oleh Pemprop Bali ini masih kurang profesional.
"Apalagi ke depannya akan lebih banyak lagi migran yang akan pulang kampung (Bali). Kalau memang kurang fasilitas maupun tenaga, sebaiknya ditambah agar para migran ini bisa betul-betul tertangani dengan baik," harap Pasek.
Mantan pengacara ini mengungkapkan DPP Hanura saat ini juga sedang menyiapkan Satuan Tugas Pelayanan Antisipasi Covid-19. Sebagai kepedulian terhadap kasus Corona ini, DPD Hanura selain membantu ribuan masker, juga akan mengerahkan setiap DPC untuk melakukan penyemprotan disinfektan. Kegiatan Hanura Peduli ini juga akan dibarengi dengan sosialisasi dan edukasi terkait pencegahan dan pengenalan gejala virus Covid-19 dengan menyebarkan brosur atau selebaran.
Seperti diberitakan Baliberkarya.com sebelumnya, sebanyak 205 orang Pekerja Migran Indonesia asal Bali dijadwalkan tiba pada Minggu (22/3) malam melalui pintu masuk Bandara Ngurah Rai. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra dalam keterangannya, Minggu (22/3) siang.
"Info sementara pekerja migran itu (TKI/TKW/Pekerja kapal pesiar dll) berasal / pernah singgah di 8 negara, untuk negaranya nanti ya saya akan infokan lebih detail. Saat ini mohon bantuan menginformasikan ke masyarakat supaya tidak menjemput keluarganya karena semua akan masuk karantina," jelasnya.
Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali lanjutnya, telah menyiapkan tempat karantina bagi Pekerja Migran, hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Menurutnya, beberapa tempat telah disiapkan untuk menampung sementara, antara lain Bapelkes Tantu Jl. By Pass Prof Mantra, BPSDM Jl. Hayam Wuruk Dps, Balai Latihan Perhubungan Batubulan, dan lainnya.
Satgas juga sudah menyiapkan skema penjemputan para pekerja migran ini dari Bandara dengan melibatkan semua stake holder sehingga semuanya menjalani pemeriksaan dan lain-lain sesuai protap dan akan ditempatkan di tempat karantina yang telah ditetapkan.
Pihaknya juga berharap dalam waktu dekat bantuan rapid test akan datang sehingga para pekerja migran dan masyarakat lainnya bisa melaksanakan tes. "Yang hasilnya negatif bisa pulang," ucapnya.
Para Pekerja Migran ini nantinya akan ditangani lansung oleh Satgas dan diarahkan ke tempat karantina untuk mengikuti tahapan sesuai protokol yang telah ditetapkan. "Sekali lagi dia mengimbau agar warga tidak melakukan penjemputan karena semua akan masuk karantina," tegasnya.(BB).