Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Cegah Virus Corona Meluas, STMIK Primakara Gelar 'Yudisium Online' 

Rabu, 18 Maret 2020

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Untuk mencegah segenap civitas akademika STMIK Primakara terjangkit virus Corona jenis baru atau Covid-19 dan sejalan juga dengan himbauan pemerintah agar melakukan social distancing, membuat Kampus IT Terbaik di Bali, NTT, NTB (Bali Nusra) dan dijuluki Technopreneurship Campus ini menggelar prosesi yudisium secara online yang diikuti total 67 orang yudisiawan.


Jika biasanya yudisium dilakukan di sebuah ruangan dengan dihadiri para yudisiawan dan pendamping seperti orang tua serta disaksikan pula para dosen serta pimpinan kampus, kali ini pemandangan yang cukup berbeda tampak dalam Yudisium ke-4 STMIK Primakara yang dilaksanakan Rabu (18/3/2020) di kampus setempat di Jalan Tukad Badung No. 135 Denpasar.


Hal ini tentu saja membuat STMIK Primakara yang sebelumnya juga telah Terakreditasi Institusi B dari BAN PT ini menjadi perguruan tinggi pertama di Indonesia yang menggelar prosesi yudisium secara online.


"Kami tidak mengumpulkan mahasiswa dalam satu ruangan untuk ikut yudisium, tapi kami lakukan yudisium online. Barangkali STMIK Primakara perguruan tinggi pertama di Indonesia yang menggelar prosesi yudisium secara online," ucap Ketua STMIK Primakara I Made Artana, S.Kom.,M.M., Rabu (18/3/2020).


Yudisium adalah proses akademik yang menyangkut pengumuman nilai dan kelulusan mahasiswa dari seluruh proses akademik yang telah diikuti. Para yudisiawan STMIK Primakara mengikuti seluruh prosesi yudisium secara online/daring dari rumah atau tempat masing-masing lewat aplikasi Zoom Cloud Meetings (aplikasi pertemuan HD gratis dengan video dan berbagi layar hingga 100 orang).


Seperti prosesi yudisium pada umumnya, mereka mengenakan pakaian lengkap dengan jas almamater STMIK Primakara dan selempang dada berisi nama masing-masing yang menandakan mereka sebagai yudisiawan. Para yudisiawan ini pun secara langsung (live) mengikuti dan melihat prosesi yudisium ini lewat layar laptop/gagdet masing-masing dari rumah/tempat mereka.


Sementara yang hadir langsung di kampus dalam prosesi yudisium online ini yakni hanya pejabat struktural, dosen, staf tertentu dari STMIK Primakara. Jarak duduk mereka pun diatur dalam mengikuti prosesi yudisium dengan memperhatikan social distancing, yakni jarak antar satu orang dengan orang lainnya minimal satu hingga dua meter.


"Kami tetap mengindahkan imbauan pemerintah melakukan sosial distancing untuk mencegah penyebaran virus Covid-19," jelas Artana mengungkapkan salah satu alasan dilaksanakannya yudisium online ini.


Pihaknya pun menegaskan juga tidak mau menunda kelulusan mahasiswa sehingga pilihan melakukan yudisium secara online menjadi pilihan paling tepat dan aman dengan memperhatikan kondisi adanya wabah Covid-19. Walau yudisium dilakukan secara online, para yudisiawan sudah dan tetap sah menyandang gelar S.Kom (Sarjana Komputer) sehingga mereka tinggal menunggu prosesi wisuda ini yang akan diumumkan kemudian.


"Rencananya wisuda digelar bulan April ini tapi apakah sesuai jadwal atau ditunda, kami akan lihat perkembangan dari wabah Covid-19 ini," terang Artana. 


STMIK Primakara juga menerapkan perkuliahan penuh online (full online learning) selama dua minggu ke depan, yakni terhitung sejak Selasa (17/3/2020) hingga Selasa (30/3/2020). Soal kesiapan menjalankan full online learning ini,  Artana menegaskan STMIK Primakara baik secara infrastruktur teknologi dan fasilitas pendukung lainnya hingga kesiapan dosen sudah sangat siap.


"Secara infrastruktur dan kesiapan dosen kita pasti siap. Kalau aplikasi memang sudah kita pakai sejak tahun pertama," terang Artana yang pernah  peraih Technopreneur Award dari Majalah M&I dan juga pengusaha visioner yang telah lebih dari 20 tahun bergerak dalam bidang IT, mulai dari Software Development, IT Consulting hingga Internet Service Provider (ISP).


Bahkan selama ini STMIK Primakara sejak berdiri pada 2013 lalu hingga  saat ini sudah menerapkan blended learning atau kombinasi pembelajaran tatap muka di kelas (offline) dengan pembelajaran online (e-learning).


"Secara rata-rata online learning dilakukan 3 kali pertemuan dari 14 kali pertemuan tiap mata kuliah dalam satu semester," tutur pria ramah peraih juara I Penggerak Wirausaha Muda Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2017 dan peraih CYEA (Creative Young Entrepeneur Award) dari Junior Chamber International ini.


Ia juga menyebutkan perkuliahan full online selama dua minggu ke depan hingga 30 Maret 2020 ini akan dievaluasi apakah tetap dilanjutkan atau kembali ke perkuliahan tatap muka di kelas tentunya dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi penyebaran virus Corona di Bali.


"Akan kita evaluasi setelah 2 minggu dengan memperhatikan kondisi saat itu," tutup pria peraih penghargaan Most Outstanding Development Officer dan The Best Development Officer dari JCI Asia Pacific Development Council ini.(BB).

 


Berita Terkini