Rekor Baru! Beban 'Puncak Tertinggi' Konsumsi Listrik Bali Capai 966 MW
Senin, 23 Desember 2019
Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. General Manager PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali, Nyoman Suwarjoni Astawa memprediksi konsumsi listrik saat hari libur Natal dan Tahun Baru tidak akan melewati beban puncak tertinggi di tahun 2019.
BACA JUGA : Apresiasi Partai Golkar, Bupati Gianyar Ingatkan Semua Pihak Pegang 'Filosofi Tri Trimaya'
Nyoman Astawa menjelaskan beban puncak tertinggi bulan 6 sampai Desember 2019 mencapai 966 Mega Watt (MW). Menurutnya, hal itu adalah rekor baru selama ini dan merupakan beban puncak tertinggi akibat cuaca ekstrem.
"Panas yang melanda Bali hingga 35 derajat celcius membuat penggunaan AC meningkat," kata Nyoman Astawa dalam acara media gathering di Puri Santrian, Denpasar, Senin (23/12/2019).
Menurut Nyoman Astawa, prediksi ini jika saja musim hujan, tidak anomali atau kembali panas, maka beban konsumsi saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2019, masih sama yakni hanya sekitar 90 persen dari beban puncak yang pernah diraih.
"Kami juga menyiapkan petugas ke lokasi yang jaringannya terganggu, terkena pohon tumbang atau hal lain sebagainya," jelasnya.
Ket Foto: GM PLN UID Bali Nyoman Suwarjoni Astawa
BACA JUGA : Hadapi Nataru, PLN Bali Siapkan 27 Unit "Gardu Bergerak" dan Ratusan Personil di 51 Titik
Sementara, untuk meningkatkan kehandalan pasokan listrik menghadapi peringatan hari besar Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, PT PLN UID Bali menyiagakan ratusan personilnya dan 27 Unit Gardu Bergerak (UGB). Untuk menghadapi siaga Nataru, pihaknya memiliki kewajiban untuk meningkatkan keandalan pasokan listrik yang tujuannya untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat.
"Terutama bagi umat yang merayakan Natal dan juga wisatawan yang akan merayakan Tahun Baru 2020 di Bali dengan mengerahkan potensi yang dimiliki," terangnya.
Lebih jauh Nyoman Astawa mengungkapkan kesiapan petugas siaga ditunjukkan dengan dikerahkanya ratusan petugas yang disebar di 51 titik di se-Bali.
"Termasuk pula kesiapan peralatan untuk memastikan ketika kemungkinan terdapat gangguan pasokan listrik maka dipastikan peralatan ini ada, layak dan aman," pungkas Nyoman Astawa.(BB).