Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Pengunggah "Kucit" Mati Bantuan Desa di FB Akhirnya Dipanggil Perbekel

Sabtu, 14 Desember 2019

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Pasca mencuatnya kasus bantuan kucit (anak babi) bersumber dari dana desa Manistutu, Melaya di media sosial facebook (fb)  yang mati diduga karena belum layak dipelihara, ternyata disikapi serius aparat desa setempat.
 
 
Sebelumnya, seorang warga mengungah poto bibit babi mati dan menambahkan keterangan bahwa bibit tersebut mati lantaran belum layak dipelihara. Dalam unggahan juga dituliskan jika ada oknum aparat desa yang menyunat anggaran sehingga bibit babi yang dibagikan kepada warga tidak layak dipelihara. Unggahan tersebut dimuat diakun fb Benny Permana.
 
Menyikapi hal itu, pihak desa langsung mengadakan mediasi, menghadirkan pemilik akun FB Beny Purnama. Mediasi dilaksanakan Jumat (13/13) siang di Kantor Desa Manistutu. Pertemuan tersebut juga dihadiri Perbekel Manistutu I Komang Budiana, perangkat BPD, Bhabinkamtibnas, Babinsa serta pendamping desa. Pertemuan dimaksud guna mencari solusi permasalahan yang sempat mencuat sebelumnya .
 
Dalam pertemuan kemarin disepakati, pihak Desa Manistutu sepakat untuk mengganti bibit ternak yang mati sebanyak empat ekor, yang akan diganti pihak rekanan desa dan pihak pengungah (Benny Purnama) menerima hasil keputusan desa sekaligus menarik unggahan dimedos karena sempat ada miskomunikasi sebelumnya.
 
Perbekel desa Manistutu I Komang Budiana membenarkan pertemuan itu untuk  menyelesaikan segala permasalahan serta kesalahpahaman yang sempat terjadi. Ia mengakui unggahan itu sempat viral. Bahkan pihak desa  disorot khususnya dimedia sosial.
 
“Tapi dalam pertemuan kemarin, pihak pengunggah telah sepakat menghapus unggahannya," terangnya, Sabtu (14/12/2019).
 
Lebih lanjut Ia berharap kedepan segala permasalah yang ada di desa bisa disalurkan melalui mekanisme dan prosedur. Bisa dikomunikasikan lewat BPD, Babinsa,  Bhabinkamtibnas maupun aparat desa sendiri jangan langsung menyampaikannya ke media sosial agar tidak menjadi bias.
 
 
 
Ia menyadari dalam tataran eksekusi, berbagai program kemasyarakat pasti ada yang kurang sempurna. “Kami tentu tidak anti kritik, bahkan perlu masukan dan saran warga untuk pembangunan desa yang lebih baik. Hanya saja cara penyampaiannya agar mengutamakan langkah musyawarah, duduk bersama mencari solusi. Apa yang perlu dievaluasi kita bicarakan bersama,“ ujarnya.
 
Terkait program bantuan bibit babi ke kelompok masyarakat, sebagai perbekel yang baru  Ia akan melanjutkannya. Program desa  itu  dinilainya sangat mebantu upaya pemberdayaan  warga Manistutu. “Kita akan sempurnakan program itu mulai dari perencanaan, verifikasi, kelompok penerima agar lebih maksimal," tegasnya.
 
Sementara Beny Ujang Permana selaku pengunggah,  usai pertemuan mengaku bersyukur informasinya direspon cepat pihak desa. Terlebih bantuan ternak yang dipeliharanya juga akan diganti. “Sudah terselesaikan dengan baik. Saya berterimakasih karena melalui musyawarah ini apa yang menjadi keluhan saya sebelumnya direspon dengan sangat baik oleh pihak desa,“ ujarnya.
 
Bahkan hasil pertemuan dan musyawarah dengan pihak desa juga sudah diunggahnya keakun medsos pribadinya. Ia berharap program bantuan desa yang sejatinya sangat baik untuk membantu menambah penghasilan kepada warga, dapat berjalan lancar serta terus berkesinambungan. Sehingga manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak warga lagi .
 
Sebelumnya pihak Pihak Desa Manistutu telah menyalurkan bantuan bibit babi kepada delapan kelompok warga, masing-masing  kelompok mendapatkan 20 ekor bibit. Bantuan itu bersumber dari APBDes Desa Manistutu tahun anggaran 2019 sebesar Rp.112 juta. Ditemukan, dari total 140 ekor bibit babi yang diserahkan kepada kelompok  warga ada 4 ekor yang mati.
 
Guna mencegah bibit ternak babi program bantuan desa itu mati kembali, Pemkab Jembrana melalui Dinas Pertanian Pangan, Bidang Kesehatan hewan terus mengintensifkan pengawasan dan pemeriksaan. Sejak bibit babi didistribusikan ke kelompok masyarakat, jajaran kesehatan hewan Jembrana bersama Puskeswan Melaya sudah melaksanakan pelayanan kesehatan hewan berupa pengobatan, desinfeksi kandang dan penyuluhan  tentang  pemeliharaan ternak babi.
 
Termasuk memberikan edukasi kepada warga penerima bantuan terkait keberadaan kandang, pakan, penyakit yang berpotensi menyerang ternak.  
“Total jumlah yang sudah  kami layani, sebanyak 70 ekor, dari total 140 ekor bantuan yang diserahkan pihak desa Manistutu. Pelayanan kami lakukan dari rumah ke rumah selama 3 hari. Sisanya kami menunggu kesiapan pihak desa untuk mengantar kami ke lokasi ternak babi lainnya yang sudah didistribusikan," terang  I Wayan Widarsa, Kabid Keswan Jembrana. (BB)


Berita Terkini