Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Arah Kadeee! Dijadikan Calon "Belolong" Wardana Malah Kena "Belolong"

Sabtu, 28 September 2019

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Proses Pencoblosan Pemilihan Perbekel Desa Pulukan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana telah usai digelar Senin (23/9) lalu. Hasilnya Wayan Armawa menang dengan mengalahkan pesaingnya Komang Wardana dengan selisih suara cukup telak.
 
Namun permasalahan justeru muncul setelah pelaksanaan Pilkel. Wardana yang merupakan calon tersingkir angkat bicara terkait dugaan busuknya pelaksanaan Pilkel di Desa tersebut. Merasa kena Belolong, Wardana kemudian menggugat Perbekel terpilih.
 
"Awalnya saya tidak pernah berpikir mau jadi calon perbekel karena saya tidak punya ijazah. Ijazah SMP saya hilang. Tapi dialah (Armawa) yang memaksa saya untuk jadi calon Perbekel," ujar Komang Wardana kepada Baliberkarya.com, Jumat (27/9) malam di Pulukan.
 
Menurut Wardana yang kemarin malam ditemani sejumlah pendukungnya, dirinya diminta oleh Armawa untuk menjadi calon perbekel pendamping atau calon belolong agar Pilkel Desa Pulukan bisa berjalan sesuai jadwal yang ditentukan, mengingat tidak ada calon lain selain Armawa.
 
Jika bersedia sebagai calon perbekel menurut Wardana, dia dijanjikan untuk dibiayai pembangunan lanjutan rumahnya yang belum kelar (finishing). Dengan satu syarat jika telah ditetapkan menjadi calon dirinya tidak boleh mencari dukungan. Lantaran terus diminta untuk menjadi calon dan dijanjikan rumahnya diperbaiki, Wardana kemudian menyanggupi.
 
"Saya sudah katakan sama dia (Armawa) bahwa saya tidak punya ijazah karena hilang sejak lama. Jangankan jadi calon perbekel, jadi calon Kelian Banjar saja saya tidak lolos. Tapi dia terus maksa katanya dia yang urus dengan panitia," tuturnya.
 
Ket foto : Komang Wardana
 
 
Armawa berjanji melanjutkan pembangunan rumahnya yang belum jadi menurut Wardana juga disaksikan oleh Suryanto, timnya yang seorang guru berstatus PNS. Karena janji tersebutlah Wardana yang mengaku hanya seorang buruh bersedia menjadi calon belolong. Diapun mulai melengkapi administrasi yang dibutuhkan.
 
"Untuk ijazah saya hanya menyetorkan fotocopy ijazah SMP tanpa dilegalisir karena tidak bisa dilegalisir jika tidak menunjukan aslinya dan saya yakin tidak akan lolos sebagai calon," kanya kemarin malam.
 
Namun anehnya menurut Wardana, dia justru diloloskan oleh panitia pemilihan. Padahal dalam Tatib Pilkel disebutkan bakal calon wajib menyerahkan/menunjukan ijazah asli. Sedangkan dirinya tidak memiliki ijazah asli karena hilang sejak lama.
 
Hingga akhirnya dia ditetapkan sebagai calon tetap bersama Armawa. Setelah penetapan calon itulah Wardana menemui Armawa untuk menagih janji biaya pembagunan lanjutan rumahnya. Sayangnya harapan untuk melanjutkan pembangunan rumahnya kandas karena Armawa ingkar janji.
 
"Saat saya temui dia untuk menagih janji, dia malah bilang kan sudah ditetapkan sebagai calon, kita bertarung saja secara sehat siapa tahu terpilih. Saya kaget dengar jawabannya. Intinya saya kena belolong. Coba kalau belum penetapan dia ngomong gitu saya pasti mundur jadi calon," tuturnya.
 
Alhasil, mereka kemudian bertarung dan Armawa berhasil menang dengan selisih suara yang cukup telak. Pasca Pilkel, Wardana kembali menuntut janji Armawa, namun lagi-lagi kandas. Dia hanya diberikan 10 sak semen.
 
 
"Karena itulah sekarang saya bongkar semuanya. Saya sudah kena 'belolong'. Coba kalau saya menang pastilah dia gugat saya karena saya tidak punya ijazah," imbuhnya.
 
 
Yang membuat dirinya heran, saat dicek ke panitia pemilihan, fotocopy ijazah SMP yang dia setorkan tiba-tiba telah dilegalisir. Padahal saat dia serahkan ke panitia tidak dilegalisir. Dia sempat menanyakan prihal tersebut ke Kepala SMP Negeri 1 Pekutatan dan Kepala sekolah mengaku heran karena aturannya jika tidak melampirkan ijazah asli kepala sekolah tidak bisa melegalisirnya.
 
"Saya menduga ini ada permainan Armawa dengan panitia. Memang panitia lebih memihak ke Armawa," pungkasnya.
 
Terkait masalah tersebut Perbekel Pulukan terpilih Wayan Armawa belum bisa dikonfirmasi. Dihubungi melalui ponselnya sebanyak tiga kali dalam keadaan aktif dan diangkat namun tidak menjawab hanya terdengar suara musik.
 
Demikian halnya saat wartawan Baliberkarya.com memperkenalkan diri dan menanyakan apakah benar Perbekel Pulukan, Armawa sempat membalas dengan menjawab benar. Namun setelah di SMS lagi untuk minta konfirmasi tidak di balas. Demikian juga melalui WhatsAp (WA) hanya dibaca namun tidak di balas. Demikian juga panitia pemilihan perbekel juga tidak bisa dikonfirmasi.(BB)


Berita Terkini