Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

DPD GP Jamu Bali Siap Pameran di Pantai Sanur

Selasa, 10 September 2019

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Dewan Pimpinan Daerah Gabungan Pengusaha   (DPD GP) Jamu Bali  siap mengadakan pameran jamu dan obat-obatan tradisional di bibir pantai sekitar Hotel Inna Sindu Beach Sanur, Denpasar. Pameran sehari penuh itu dilaksanakan pada Minggu, 15 September 2019.
 
 
“Sekitar 6 dari 10  anggota telah menyatakan ikut ambil bagian dalam memeriahkan pameran di Pantai Sindu Sanur, Denpasar. Pameran itu untuk kenalkan jamu Bali dan obat-obatan herbal yang berkhasiat kepada masyarakat dan wisatawan mancanegara yang sedang menikmati liburan di Pulau Dewata,” kata Ketua DPD GP Jamu Daerah Bali, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr di Denpasar, Selasa (10/9) pada rapat persiapan pameran bersama pengurus DPD GP Jamu Bali, di Warung Bali Tangi milik Ibu Yuli di Renon.
 
Peserta pameran diikuti  enam produsen Jamu di Bali dengan target pemeranan tersebut dapat menyedot animo masyarakat luas terutama untuk mengetahui dan ikut mengenalkan jamu Bali secara lebih meluas. Selain itu,  pameran itu bisa menjadi ajang bagi GP Jamu Bali untuk mengenalkan kekayaan alam berupa tanaman yang berkhasiat obat kepada masyarakat luas yang dikemas dalam produk-produk ramah lingkungan. Terutama kepada warga  yang sedang menikmati  indahnya pantai Sanur sambil berolah raga serta kepada wisatawan asing yang berjemur di sekitar pantai.
 
Keenam perusahaan tersebut adalah PT Karya Pak Oles Tokcer, Padma Herbal, Jung Kumis, Minyak Seger, Nadis Herbal dan Bali Tangi. Pameran berlangsung sehari sejak pagi hingga sore hari bertujuan untuk mengenalkan berbagai jenis produk jamu dan mendidik masyarakat agar membiasakan konsumsi jamu dan obat-obatan herbal dalam meningkatkan ketahanan tubuh dari serangan penyakit.
 
 
Pameran berskala kecil itu  sekaligus mencari inspirasi, mengembangkan ide dan gagasan untuk melaksanakan kegiatan berskala nasional maupun internasional, sehingga cita rasa jamu Bali dapat dinikmati masyarakat secara nasional maupun internasional. PT Karya Pak Oles Tokcer produksi Minyak Oles Bokashi dan 33 jenis produk lain juga hasilkan minuman herbal loloh yang sangat disenangi masyarakat dan wisatawan asing  yang sedang menikmati liburan di Bali.
 
Wisatawan asing  mulai tertarik  menikmati minuman  herbal Loloh Pak Oles yang disajikan pihak hotel dan restoran setempat. Ratusan hotel dan restoran yang berjejer di sepanjang Pantai  Kuta dan Nusa Dua, Kabupaten Badung menyajikan minuman tradisional itu secara berkesinambungan. Minuman dalam bentuk kemasan tanpa bahan pengawet  dapat bertahan selama tujuh hari itu sangat diminati pelancong maupun masyarakat setempat yang diproduksi   sejak pertengahan tahun 2015.
 
 
Menurut  Komang Dharma (38),  staf produksi Herbal Loloh, salah satu unit produksi PT Karya Pak Oles Group, sekitar 60% hotel dan restoran di Kuta dan Nusa Dua telah berlangganan loloh, meskipun jumlahnya belum secara besar-besaran. Awalnya di lokasi Pak Oles Green School  Jl Waribang, Kesiman, Denpasar  dilengkapi  restoran yang menyajikan menu hidangan dengan minuman  herbal loloh yang ternyata sangat disenangi konsumen, bahkan sampai kewalahan melayaninya pesanan.
 
Atas dasar itu, Pak Oles  lalu mengembangkan herbal Loloh dalam bentuk kemasan sebagai unit usaha baru  mulai  pertengahan tahun 2015 dengan lokasi di Jalan Pendidikan Sidakarya, Denpasar Selatan. Produksi setiap bulannya bervariasi antara 5.000-10.000 botol, masing-masing dengan ukuran kecil yakni 330 meliliter. Bahan baku didatangkan  secara berkesinambungan dari Kebun Percontohan Tanaman Obat di Waribang seluas 40 are dan kebun Pak Oles di Sibang, Abiansemal 27 are.
 
 
Untuk  setiap pembuatan  80 botol herbal loloh itu membutuhkan bahan baku 2,5 kg daun  katu (kayu manis), 0,7 kg daun bluntas, 0,7 kg daun blimbing buluh dan 1,5 kg daun daluman dan buah markisar. Semua bahan baku disiapkan dengan baik mulai dari proses pemilahan daun, membersihkan  dengan mencuci dan proses pencampuran dengan timbangan yang tepat, dengan menekankan kebersihan, sesuai ketentuan dan persyaratan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), ujar Komang Dharma.
 
 
DPD GP Jamu Daerah Bali sebelumnya pernah  menjalin kerja sama dan bersinergi dengan Persatuan  Kosmetik Indonesia Bali (Perkosmi) untuk mengadakan berbagai kegiatan secara terpadu  yang   saling mendukung satu sama lainnya, antara lain seminar kosmetik yang aman dan nyaman bagi konsumen. Sinergi kedua organisasi itu mampu meningkatkan citra obat tradisional Bali dalam menguasai pasaran lokal, nasional maupun menembus pasaran luar negeri. Selain itu juga mengajak seluruh anggota untuk merangkul dan membina usaha  jamu dan pengadaan obat tradisional Bali dalam  meningkatkan mutu produksi.
 
 
Hal itu sangat penting agar aneka jenis produksi obat-obatan tradisional Bali yang dihasilkan sesuai standar dan mampu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat  serta  terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.  “Jika ada masyarakat yang  memproduksi jamu dan  obat tradisional Bali agar sesuai dengan standar, karena  jika sampai melanggar jelas citra kita akan menurun,” ujar Pak Oles. (BB)


Berita Terkini