DPD GP Jamu Bali Siap Pameran di Pantai Sanur
Selasa, 10 September 2019
Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Dewan Pimpinan Daerah Gabungan Pengusaha (DPD GP) Jamu Bali siap mengadakan pameran jamu dan obat-obatan tradisional di bibir pantai sekitar Hotel Inna Sindu Beach Sanur, Denpasar. Pameran sehari penuh itu dilaksanakan pada Minggu, 15 September 2019.
BACA JUGA : Atasi Keterbatasan Lahan Pertanian di Perkotaan, Dr Gede Sedana Sebut Solusinya "Urban Farming"
“Sekitar 6 dari 10 anggota telah menyatakan ikut ambil bagian dalam memeriahkan pameran di Pantai Sindu Sanur, Denpasar. Pameran itu untuk kenalkan jamu Bali dan obat-obatan herbal yang berkhasiat kepada masyarakat dan wisatawan mancanegara yang sedang menikmati liburan di Pulau Dewata,” kata Ketua DPD GP Jamu Daerah Bali, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr di Denpasar, Selasa (10/9) pada rapat persiapan pameran bersama pengurus DPD GP Jamu Bali, di Warung Bali Tangi milik Ibu Yuli di Renon.
Peserta pameran diikuti enam produsen Jamu di Bali dengan target pemeranan tersebut dapat menyedot animo masyarakat luas terutama untuk mengetahui dan ikut mengenalkan jamu Bali secara lebih meluas. Selain itu, pameran itu bisa menjadi ajang bagi GP Jamu Bali untuk mengenalkan kekayaan alam berupa tanaman yang berkhasiat obat kepada masyarakat luas yang dikemas dalam produk-produk ramah lingkungan. Terutama kepada warga yang sedang menikmati indahnya pantai Sanur sambil berolah raga serta kepada wisatawan asing yang berjemur di sekitar pantai.
Keenam perusahaan tersebut adalah PT Karya Pak Oles Tokcer, Padma Herbal, Jung Kumis, Minyak Seger, Nadis Herbal dan Bali Tangi. Pameran berlangsung sehari sejak pagi hingga sore hari bertujuan untuk mengenalkan berbagai jenis produk jamu dan mendidik masyarakat agar membiasakan konsumsi jamu dan obat-obatan herbal dalam meningkatkan ketahanan tubuh dari serangan penyakit.
Pameran berskala kecil itu sekaligus mencari inspirasi, mengembangkan ide dan gagasan untuk melaksanakan kegiatan berskala nasional maupun internasional, sehingga cita rasa jamu Bali dapat dinikmati masyarakat secara nasional maupun internasional. PT Karya Pak Oles Tokcer produksi Minyak Oles Bokashi dan 33 jenis produk lain juga hasilkan minuman herbal loloh yang sangat disenangi masyarakat dan wisatawan asing yang sedang menikmati liburan di Bali.
Wisatawan asing mulai tertarik menikmati minuman herbal Loloh Pak Oles yang disajikan pihak hotel dan restoran setempat. Ratusan hotel dan restoran yang berjejer di sepanjang Pantai Kuta dan Nusa Dua, Kabupaten Badung menyajikan minuman tradisional itu secara berkesinambungan. Minuman dalam bentuk kemasan tanpa bahan pengawet dapat bertahan selama tujuh hari itu sangat diminati pelancong maupun masyarakat setempat yang diproduksi sejak pertengahan tahun 2015.
Menurut Komang Dharma (38), staf produksi Herbal Loloh, salah satu unit produksi PT Karya Pak Oles Group, sekitar 60% hotel dan restoran di Kuta dan Nusa Dua telah berlangganan loloh, meskipun jumlahnya belum secara besar-besaran. Awalnya di lokasi Pak Oles Green School Jl Waribang, Kesiman, Denpasar dilengkapi restoran yang menyajikan menu hidangan dengan minuman herbal loloh yang ternyata sangat disenangi konsumen, bahkan sampai kewalahan melayaninya pesanan.
Atas dasar itu, Pak Oles lalu mengembangkan herbal Loloh dalam bentuk kemasan sebagai unit usaha baru mulai pertengahan tahun 2015 dengan lokasi di Jalan Pendidikan Sidakarya, Denpasar Selatan. Produksi setiap bulannya bervariasi antara 5.000-10.000 botol, masing-masing dengan ukuran kecil yakni 330 meliliter. Bahan baku didatangkan secara berkesinambungan dari Kebun Percontohan Tanaman Obat di Waribang seluas 40 are dan kebun Pak Oles di Sibang, Abiansemal 27 are.
Untuk setiap pembuatan 80 botol herbal loloh itu membutuhkan bahan baku 2,5 kg daun katu (kayu manis), 0,7 kg daun bluntas, 0,7 kg daun blimbing buluh dan 1,5 kg daun daluman dan buah markisar. Semua bahan baku disiapkan dengan baik mulai dari proses pemilahan daun, membersihkan dengan mencuci dan proses pencampuran dengan timbangan yang tepat, dengan menekankan kebersihan, sesuai ketentuan dan persyaratan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), ujar Komang Dharma.
DPD GP Jamu Daerah Bali sebelumnya pernah menjalin kerja sama dan bersinergi dengan Persatuan Kosmetik Indonesia Bali (Perkosmi) untuk mengadakan berbagai kegiatan secara terpadu yang saling mendukung satu sama lainnya, antara lain seminar kosmetik yang aman dan nyaman bagi konsumen. Sinergi kedua organisasi itu mampu meningkatkan citra obat tradisional Bali dalam menguasai pasaran lokal, nasional maupun menembus pasaran luar negeri. Selain itu juga mengajak seluruh anggota untuk merangkul dan membina usaha jamu dan pengadaan obat tradisional Bali dalam meningkatkan mutu produksi.
Hal itu sangat penting agar aneka jenis produksi obat-obatan tradisional Bali yang dihasilkan sesuai standar dan mampu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat serta terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. “Jika ada masyarakat yang memproduksi jamu dan obat tradisional Bali agar sesuai dengan standar, karena jika sampai melanggar jelas citra kita akan menurun,” ujar Pak Oles. (BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
DJP Umumkan Perkembangan Terbaru Implementasi Coretax
13 Januari 2025
Upacara Pecaruan dan Ngebeji Pujawali Pura Niti Praja
13 Januari 2025
Penjelasan Akhir Bupati, Tiga Ranperda disahkan Jadi Perda
13 Januari 2025