Berprestasi Gemilang karena Inovasi yang Konsisten
Senin, 24 Juni 2019
ilustrasi nett
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Nasional. I Gede Wenten adalah contoh sosok putra Indonesia terbaik, putra Bali yang takdirnya terkuak dari tengah-tengah gelombang dan hantaman ombak di pantai Bali utara. Mengapa FTHK sebagai wadah para cendikiawan Bali meyakini I Gede Wenten sebagai sosok putra terbaik yang dimiliki Bali saat ini? Layakkah sosok I Gede Wenten ini menduduki jabatan Menteri dalam kabinet Jokowi II sebagaimana direkomendasikan oleh FTHK berdasarkan hasil poling internalnya, yang kemudian direspon masyarakat Bali secara luas?
BACA JUGA : Anak Buruh Nelayan Bisa Saja jadi Menteri ?
Pastilah keterlibatan I Gede Wenten di lingkungan FTHK bukan takdir biasa. Awalnya adalah hanya poling kecil di lingkungan grup WA Forum Tri Hita Karana (FTHK) terkait dengan pertanyaan: Siapa tokoh orang Bali yang layak jadi Menteri pada kabinet Jokowi II? Anggota FTHK sendiri adalah kebetulan juga orang-orang top dari berbagai kalangan. Ternyata mencuat nama Prof. Dr. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., M.H., IPU. Hasil poling dipublikasikan di media BaliBerkarya.com. Dan ternyata berita hasil polling ini mampu menarik begitu banyak pembaca.
BACA JUGA : Menakar Peluang Jabatan Menteri untuk Putra Bali
Lalu Prestasi, Karya dan Pencapaian macam apa yang telah diukirkan oleh Prof. Dr. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., M.H., IPU. pada langit dan pertiwi Indonesia ? Ternyata pencapaiannya memang luar biasa dengan reputasi keilmuan yang luar biasa https://www.researchgate.net/profile/I_Gede_Wenten. Sebagian pencapaiannya disarikan pada Riwayat Singkat I Gede Wenten.
I Gede Wenten dilahirkan dari keluarga buruh nelayan di Desa Pengastulan, Seririt, Buleleng, Bali. Terlahir sebagai anak bungsu dari 11 bersaudara tentulah harapannya mendapat limpahan cinta kasih terbesar dalam keluarga. Tapi, kakak-kakaknya kebanyakan tidak dapat menyelesaikan pendidikan SD dan bapak kandung meninggal saat I Gede Wenten masih kecil. Mungkin karena rasa jengah seorang ibu, alhasil, I Gede Wenten berhasil menamatkan pendidikannya di SMAN Seririt. Dan, takdirnya terus bergulir dimulai sejak menapak kota kembang Bandung, kota yang banyak melahirkan orang-orang hebat yang mengharumkan Indonesia di dunia, seperti Ir. Soekarno dan BJ Habibie.
Berhasil masuk sebagai mahasiswa ITB jurusan Teknologi Kimia angkatan tahun 1982 bagi seorang anak buruh nelayan yang tinggal sejauh 1100 km dari kota Bandung, bukanlah pencapaian biasa di saat itu. Ibu pertiwi pasti telah memilihnya. Dan, I Gede Wenten bersedia memenuhi panggilan Ibu Pertiwi.
Terbukti. Walaupun I Gede Wenten harus kehilangan ibu dan kakak kandung yang banyak membantu perkuliahannya, ternyata perkuliahannya di ITB dapat diselesaikan dengan sangat cepat, 4 tahun lebih. Di masa itu, orang sudah biasa menyandang status mahasiswa S1 selama 7-15 tahun akibat banyaknya keterbatasan infrastruktur pendidikan saat itu. Setelah lulus S1, antara 1987-1988, I Gede Wenten sempat bekerja di beberapa perusahaan di Bandung selama satu tahun. Lalu, takdir menuntunnya memperoleh beasiswa pendidikan S2 ke Denmark.
Semangat belajarnya yang luar biasa membuat I Gede Wenten dapat selesaikan pendidikan S2 hanya dalam satu tahun saja, dan langsung lanjut S3. Pada masa pendidikan S3 inilah, I Gede Wenten berhasil mendokumentasikan invensi di Amerika United States Patent US5560828 di bidang teknologi membrane.
Tidak terbayang kayanya seorang mahasiswa S3 yang sudah mendapat beasiswa, juga masih memperoleh penghasilan royalti plus gaji sebagai staf ahli dari X-FLOW BV, suatu perusahaan membran Belanda yang mengkomersialkan invensi yang dipatenkannya itu. Juga I Gede Wenten mendapat gaji ekstra sebagai visiting researcher di RPI, New York-USA. Penemuan tersebut mendapat perhatian cukup luas dan telah melambungkan namanya di Eropa.
Setelah tamat S3 tahun 1994, lanjut mengikuti program post doctoral di UNESCO Center for Membrane Science and Technology UNSW, Sydney-Australia, sebelum akhirnya kembali ke Indonesia untuk memulai karirnya sebagai dosen di Teknik Kimia ITB. Ibu Pertiwi yang telah melahirkannya sudah memintanya pulang ke Indonesia. Banyak orang bilang, bila sudah di Indonesia maka kecemerlangan prestasi itu akan sirna. Tapi tidak untuk seorang I Gede Wenten yang sangat kaya pengalaman dalam mengelola ruang, waktu dan sumber daya yang didekatnya.
Sejak itu, ITB menjadi innovation breeding terunggulan di bidang teknologi membran. Manfaatnya sudah diakui masyarakat terbukti dengan banyaknya penghargaan atas pencapaian yang diperolehnya. I Gede Wenten tidak pernah masuk di jajaran jabatan struktural di ITB. Namun, pencapaian dan prestasi yang diukir dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, dan keberhasilannya menghasilkan lulusan-lulusan ITB yang cemerlang, serta mengelola perusahaan sendiri membuktikan kemampuannya di lingkungan manajemen yang sangat kompleks.
I Gede Wenten adalah sosok innovator yang gigih http://bic.web.id/users/videos/view?videoid=7ZExt-7kD7o . Bukan dosen biasa jika dosen itu menerapkan disiplin tinggi dan manajemen ekstra, sebagai dosen, peneliti, innovator dan pebisnis sekaligus. Keahliannya membuat dia berani mendirikan perusahaan membran pertama dan satu-satunya di Indonesia http://www.gdpfilter.co.id/
Teknologi Membran Non-Modular yang telah dipatenkan dan kemudian dikomersialkannya mendapat pengakuan ASEAN Outstanding Engineering Award dari ASEAN Federation of engineering Organisation (AFEO) 2010 di Hanoi-Vietnam. Disamping itu, IGW GREEN ULTRAFILTER yang dioperasikan tanpa listrik dianugrahi GOLD MEDAL-GANESHA INNOVATION AWARD 2013, penghargaan prestisius dari ikatan alumni ITB. Bahkan, Produk HOME ULTRAFILTER yang dipasarkan PT. Ifaria Gemilang terpilih sebagai teknologi terobosan inovasi Indonesia 2015.
Prof. I Gede Wenten, putra asli Bali, adalah inovator sejati yang dimiliki Indonesia. Seorang akademisi yang juga berkarir di bidang profesional dan bisnis. Atas karyanya yang luar biasa, pada tahun 2014 dia dikukuhkan sebagai Guru Besar ITB dan tahun 2017 dikukuhkan sebagai Insinyur Profesional Utama, IPU. Pahit getir perjalanan membangun bisnis dari karir keilmuan telah dilaluinya. Pengalaman yang sangat pahit di tahun 2012 bahkan telah mendorongnya untuk menjadi ahli hukum dengan menempuh Pendidikan Magister dibidang hukum. Disamping itu, disela kesibukannya yang luar biasa, dia masih punya waktu untuk sharing ilmu ke luar negeri sebagai visiting professor.
Profesor I Gede Wenten adalah juga sosok ilmuwan dan innovator Nomor 1 di ITB. Sebanyak 19 penghargaan prestisius telah diraihnya sebagai pengakuan atas karir profesionalnya. Bahkan, Habibie Award diraihnya tahun 2000, dalam usia yang sangat muda. Publikasi ilmiah yang melewati 400 karya di berbagai jurnal ilmiah telah menempatkannya di urutan teratas rangking Indeks Iptek nasional (SINTA) ITB http://sinta2.ristekdikti.go.id/affiliations/detail?id=379&view=authors.
Layakkah I Gede Wenten menjadi Menteri sekaliber Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi? Mungkin pembaca dapat cermati idenya yang sangat visioner untuk membangun IPTEK bangsa yang berdaya saing tinggi berikut http://retorikakampus.com/berita/rubrik/suara-untuk-indonesia/profesor-i-gede-wenten-indonesia-krisis-iptek.(BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025