Anak Buruh Nelayan Bisa Saja jadi Menteri ?
Rabu, 19 Juni 2019
ist for Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Nasional. Awalnya adalah hanya polling kecil di lingkungan grup WA Forum Tri Hita Karana (FTHK) terkait dengan pertanyaan: Siapa tokoh orang Bali yang layak jadi Menteri pada kabinet Jokowi II? Anggota FTHK sendiri adalah kebetulan juga orang-orang top dari berbagai kalangan. Ternyata mencuat nama Prof. Dr. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., M.H., IPU., yang juga anggota WAG FTHK. Hasil polling dipublikasikan di media BaliBerkarya.com. Dan ternyata berita hasil polling ini mampu menarik 8600 lebih pembaca.
BACA JUGA : Menakar Peluang Jabatan Menteri untuk Putra Bali
Lalu siapa sebenarnya Prof. Dr. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., M.H., IPU. ?
I Gede Wenten dilahirkan dari keluarga buruh nelayan di Desa Pengastulan, Seririt, Kabupaten Buleleng. Terlahir sebagai anak bungsu dari 11 bersaudara tentulah harapannya mendapat limpahan cinta kasih terbesar dalam keluarga. Tapi, kakak-kakaknya kebanyakan tidak dapat menyelesaikan pendidikan SD dan bapak kandung meninggal saat I Gede Wenten masih kecil. Mungkin karena rasa jengah seorang ibu, karena anak-anak sebelumnya gagal dalam pendidikannya, I Gede Wenten menjadi taruhan terakhir. Alhasil, I Gede Wenten berhasil menamatkan pendidikannya di SMAN Seririt.
Kalau memang sudah takdirnya, terjadilah. Ternyata, setamat SMA, dari awalnya hanya berniat menemani kawannya ikut tes Perintis Masuk PT di Malang, dia ikut-ikutan tes dan memilih jurusan Teknologi Kimia ITB. Jurusan itu sebenarnya tidak dikenalnya. Satu ketika sedang enak-enak di Seririt, datang kerabatnya yang merantau di Surabaya membawakan berita koran. Beritanya sudah satu bulan. Singkat cerita, I Gede Wenten akhirnya menjadi mahasiswa ITB angkatan 1982.
Takdir terus bergulir. Walaupun di tengah masa belajarnya itu, I Gede Wenten harus kehilangan ibu dan kakak kandung yang banyak membantu perkuliahannya, ternyata perkuliahannya di ITB dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 5 tahun. Setelah tamat ITB, antara 1987-1988, Ir. I Gede Wenten bekerja di beberapa perusahaan, tapi kemudian memilih keluar setelah memperoleh beasiswa studi S2 ke Denmark.
Semangat belajarnya memang luar biasa. Pendidikan S2nya bisa diselesaikan hanya dalam satu tahun saja, lalu lanjut beasiswa S3. Karir cemerlangnya dimulai dari ketika selama S3 telah menjadi visiting researcher di RPI-New York selama 6 bulan dan pada dua tahun terakhir masa studinya menjadi staf ahli di X-FLOW BV, suatu perusahaan membran Belanda yang mengkomersialkan invensinya. Setelah tamat studi tahun 1994, dia melanjutkan program post doctoral di UNESCO Center for Membrane Science and Technology UNSW, Sydney Australia. Akhirnya, pertengahan tahun 1995 kembali ke Indonesia dan meniti karir sebagai dosen di Teknik Kimia ITB.
Ket foto : Prof. Dr. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., M.H., IPU
Banyak orang bilang, bila sudah di Indonesia maka kecemerlangan prestasi itu akan sirna. Tapi tidak untuk seorang I Gede Wenten. Entah kenapa, dia selalu dihindarkan dari tugas-tugas administratif sehingga dia bisa fokus melakukan penelitian, menghasilkan paten dan teknologi di bidang membran. Karena kegigihannya sebagai inovator http://bic.web.id/users/videos/view?videoid=7ZExt-7kD7o maka tentulah ia punya disiplin dan kemampuan manajemen ekstra, lebih dari sekedar dosen dan peneliti. Bahkan, dia juga berani mendirikan perusahaan membran pertama dan satu-satunya di Indonesia http://www.gdpfilter.co.id/
Teknologi Membran Non-Modular yang telah dipatenkan dan kemudian dikomersialkannya mendapat pengakuan ASEAN Outstanding Engineering Award dari ASEAN Federation of engineering Organisation (AFEO) 2010 di Hanoi-Vietnam. Disamping itu, IGW GREEN ULTRAFILTER yang dioperasikan tanpa listrik dianugrahi GOLD MEDAL-GANESHA INNOVATION AWARD 2013, penghargaan prestisius dari ikatan alumni ITB. Bahkan, Produk HOME ULTRAFILTER yang dipasarkan PT. Ifaria Gemilang terpilih sebagai teknologi terobosan inovasi Indonesia 2015.
Prof. I Gede Wenten, putra asli Bali, adalah inovator sejati yang dimiliki Indonesia. Seorang akademisi yang juga berkarir dibidang profesional dan bisnis. Atas karyanya yang luar biasa, pada tahun 2017, dia dikukuhkan sebagai Insinyur Profesional Utama (IPU) oleh Persatuan Insinyur Indonesia. Pahit getir perjalanan membangun bisnis dari karir keilmuan telah dilaluinya. Pengalaman yang sangat pahit di tahun 2012 bahkan telah mendorongnya untuk menempuh Pendidikan dibidang hukum. Disamping itu, disela kesibukannya yang luar biasa, dia masih punya waktu untuk sharing ilmu ke luar negeri sebagai visiting professor.
Profesor I Gede Wenten adalah juga sosok ilmuwan yang sangat cemerlang. Sebanyak 19 penghargaan prestisius telah diraihnya sebagai pengakuan atas karir profesionalnya. Publikasinya yang begitu banyak di jurnal-jurnal ilmiah telah menempatkannya diurutan teratas science and technology index (SINTA) ITB http://sinta2.ristekdikti.go.id/affiliations/detail?id=379&view=authors. I Gede Wenten juga mempunyai reputasi keilmuan yang sangat mumpuni di dunia internasional https://www.researchgate.net/profile/I_Gede_Wenten. Dengan segudang pengalamannya itu, I Gede Wenten dalam berbagai kesempatan telah mengutarakan pandangannya yang sangat visioner dalam membangun daya saing bangsa dengan IPTEK http://retorikakampus.com/berita/rubrik/suara-untuk-indonesia/profesor-i-gede-wenten-indonesia-krisis-iptek .
I Gede Wenten adalah contoh sosok putra Indonesia terbaik, contoh putra Bali yang takdirnya terkuak dari tengah-tengah gelombang dan hantaman ombak di pantai Bali utara. Benarkah sosok I Gede Wenten ini akan menjadi Menristekdikti dalam kabinet Jokowi II sebagaimana direkomendasi oleh FTHK dan direspon masyarakat Bali secara luas? Sekali lagi, jika memang sudah takdirnya, maka rekomendasi FTHK pasti tidak keliru. (BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025