Gede Ngurah Wididana : Citra GNW 14.3 Semakin Merakyat
Jumat, 15 Maret 2019
baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Suatu hari, di Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, pria yang sama itu terlihat berbincang serius usai bersama dua perempuan asal Australia dan seorang pria asal Jepang jalan santai di dalam kebun tanaman obat. Pria itu menjawab semua pertanyaan para tamu baik dari Australia maupun Jepang tersebut terkait EM, terutama manfaat teknologi Effective Microorganisms (EM) dan penerapan untuk kepentingan umat manusia di seluruh dunia. Itulah Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M. Agr yang belajar langsung ilmu EM pada penemunya di Jepang.
Wididana pula yang dipercaya sang penemu teknologi ramah lingkungan, Prof Dr Teruo Higa untuk membawa EM masuk Indonesia di tahun 1990-an. Karena pria yang sedang membangun citra GNW 14.3 jelang Pemilihan Legislatif pada April 2019 itu, dinilai Prof Higa sebagai lulusan terbaik, apalagi terkait ilmu dan terapan teknologi EM itu. EM merupakan sebuah teknologi ramah lingkungan yang ditemukan dan diperkenalkan ke seluruh dunia oleh Prof Dr Teruo Higa, seorang guru besar dari Universitas Ryukyus Okinawa, Jepang.
Jadi sudah tidak heran bila tua muda, laki perempuan, Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau petani, peternak, petambak, peneliti dan pengusaha dari dalam dan luar negeri begitu akrab dan serius ke Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) di Desa Bengkel, tanah kelahiran GNW 14.3 itu untuk mengenal dan mengetahui tentang penerapan EM secara terpadu yakni pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan. Selain itu, teman-teman se-alumni SD, SMP, SMU, Perguruan Tinggi, peneliti dan pebisnis, dari baik dalam maupun luar negeri juga sering akrab dengan IPSA Bali tersebut.
Yang sangat berkesan, keramahtamahan GNW 14.3 terlihat jelas saat bersua dengan orang yang bertemu dirinya tanpa pandang bulu apalagi membeda-bedakan asal usul, suku, agama dan ras. Sesekali, senyum lebar sembari terdengar pekik ngakak candaan menghiasi bibir, apa adanya. Pada sisi lain, sosok pria energik itu perlihatkan kerutan dahi yang menyiratkan petuah usang leluhur “makan garam” mengarungi kehidupan nan keras sampai sukses membangun usaha bisnis hingga serius bergelut di dunia politik. Semua itu karena kegundahan hatinya, lalu menjadi pijakan dasar untuk membuat lompatan kuantum yang merakyat demi memajukan Bali secara bersama-sama.
Pria kelahiran 9 Agustus 1961 adalah sosok pengusaha sukses yang bergerak dalam bisnis obat-obatan tradisional dan herbal. Di bidang politik, terutama jelang calon legislatif April 2019, pria humoris itu membangun citra diri dengan sebutan GNW 14.3. Suami Komang Dyah Setuti, S.Sn yang meraih gelar doktor ilmu agama di Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, kini semakin merakyat di Bali, dan Kabupaten Buleleng pada khususnya. Sejak beberapa tahun terakhir, beliau tanpa sungkan menyapa rakyat di berbagai pelosok pedesaan Pulau Dewata.
Ayah dari dua putra dan dua putri yang mengendalikan perusahaan yang memiliki cabang di 10 provinsi di Indonesia itu, terus mengadakan simakrama dengan warga desa adat, anggota subak, anggota kelompok tani dan sekaa kesenian di 8 kabupaten dan satu kota. Berbekal GNW 14.3 itu, Gede Ngurah Wididana jelas dari Partai Demokrat bernomor 14, yang pemilihan calon legislatif berada di nomor urut tiga DPR RI daerah pemilihan Bali.
Simakrama yang menjadi urat nadi politik didatangi GNW 14.3 ke berbagai pelosok desa. Hingga kini dirinya sudah menyapa menyapa masyarakat di 148 desa dan kelurahan pada 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng. Selain itu menyapa masyarakat desa di Kabupaten Karangasem, Klungkung, Bangli, Tabanan, Badung, Jembrana dan Kota Denpasar. Setiap acara simakrana di desa atau perkotaan selalu dihadiri ratusan warga setempat. Sebuah bukti nyata kecintaan rakyat pada sosok GNW 14.3. Rakyat yang menerima kehadiran GNW 14.3 berharap sosok ini bisa menjadi salah figur di Senayan dari Propinsi Bali.
Kehadiran GNW 14.3 pun kian dicintai dan disegani masyarakat Bali. Khusus di Kabupaten Buleleng, nama GNW 14.3 terus menggurita. Semua itu tumbuh dan menguat karena ada perasaan memiliki dari para pemilih pada pria usungan Partai Demokrat Bali itu. Ia bisa membawa diri dan bisa dibukakan jalan lebar untuk bertandem dengan para calon legislatif lintas partai politik, baik perempuan maupun pria yang maju di tingkat kabupaten/kota maupun Provinsi Bali.
Kakek dari dua cucu itu memiliki keahlian dalam mengembangkan pertanian organik dengan produk andalan berupa pupuk ramah lingkungan berbasis Efektif Mikroorganisme (EM). Setiap bulan produksi 100 ton pupuk dipasarkan dari Bali untuk petani yang membutuhkan, termasuk untuk Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk luar Bali seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten dipasok dari pabrik di Purwakarta, Jawa Barat.
Pupuk yang diproduksi itu terdiri tiga jenis yakni untuk pupuk berbagai jenis tanaman pertanian 45%, untuk sektor perikanan (tambak) 25% dan sektor peternakan 30%. Produksi pupuk berbasis EM4 sejak 39 tahun silam itu akan ditingkatkan dari rata-rata 100 ton akan ditingkatkan menjadi 200 ton. Bahkan, produksi pupuk EM4 di Indonesia, dan Bali khususnya diakui EMRO sebagai yang terbaik dan terbesar di Asia Pasifik. Hingga 2018, ada sekitar 154 negara di belahan dunia yang telah menerapkan teknologi budidaya pertanian untuk meningkatkan kesehatan dan kesuburan tanah.
GNW 14.3 yang juga Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group itu menyerap 1.800 karyawan di berbagai daerah di Indonesia merintis usaha dari nol. Pengembangan EM4 di Indonesia sejak tahun 1990 atau hampir 30 tahun silam dengan belajar langsung pada sang penemu, Prof Dr Teruo Higa, seorang guru besar di Universitas Ryukyus Okinawa, Jepang.
Dari 5 orang yang pernah mencicipi disiplin ilmu temuan Prof Higa tersebut, GNW 14.3 diakui sebagai mahasiswa yang menyelesaikan studi tentang teknologi EM. Dari Bali, Indonesia, namanya tercatat sebagai alumnus Faculty Of Agriculture Universitas Of The Ryukyus Okinawa, Jepang.
EM merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan berasal dari alam, bermanfaat bagi kesuburan tanah, pertumbuhan dan produksi tanaman serta ramah lingkungan. EM4 mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri atas bakteri lakrat, bakteri fotosentetik, ragi dan jamur mengurai selulose untuk fermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar tanah. (BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025