Gede Ngurah Wididana : Pemimpin Harus Bersikap Jujur
Selasa, 05 Maret 2019
baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Untuk mendirikan, membesar dan mengembangkan sebuah usaha, seorang pemimpin harus memiliki kejujuran atau bersikap jujur, kerja keras, fokus, komitmen dan konsisten. Hal yang sama bisa diterapkan dalam sebuah institusi. Penegasan itu disampaikan Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group, Dr Ir Gede Ngurah Wididana, M. Agr, Selasa (5/3) di Denpasar.
“Seorang pemimpin itu mengemban peran sangat penting, karena di pundaknyalah target, sasaran, atau tujuan itu tercapai atau tidak,” kata Gede Ngurah Wididana di Denpasar, Selasa (5/3).
Ia mengatakan, seorang pemimpin dalam mencapai tujuan harus tetap berlandasan pada kejujuran dan kerja keras, meski ada orang yang dalam mencapai tujuan bersikap malas yakni manfaatkan kesempatan aji mumpung. Ada juga orang yang tidak jujur, namun tujuannya bisa tercapai seperti yang sering dilakoni dalam praktek kehidupan harian.
Seorang pemimpin dalam perusahaan atau institusi harus mampu mencetak kader, serta mampu melakukan pembaharuan di dalam dirinya melalui membaca atau merenung. Upaya itu menjadi modal untuk adaptasi di dalam dan keluar sehingga menjadi kokoh yang sanggup mengatasi berbagai gejolak dan tantangan yang muncul.
BACA JUGA : Bali Tanpa Internet saat Nyepi
“Kalau ia tidak beradaptasi sehingga kondisi di luar sudah berubah dan di dalam dirinya tetap, pemimpin itu tidak akan bisa bersaingan” kata pria yang membangun citra diri sebagai GNW 14.3 jelang pemilihan legislative 2019.
Ia mengatakan, kader pemimpin yang dicetak untuk meneruskan kelangsungan perusahaan harus tetap melalui proses pembelajaran, pendidikan, training sehingga dengan kepemimpinan itu dapat mengembangkan perusahaan yang lebih baik ke depan.
“Konsepnya seorang pemimpin harus terus menciptakan kader bukan menciptakan pengikut. Jadi pemimpin yang bisa menciptakan pemimpin, dia itu sudah melakukan kaderisasi. Banyak yang lupa pemimpin tidak menciptakan pemimpin atau calon pemimpin,” ujar Pak Oles.
Jika pemimpin menciptakan calon pemimpin, bisa memudahkan untuk proses pekerjaan seperti membuat devisi baru maupun membuka cabang baru di daerah lain. Tidak semua bisa menerapkan hal itu dengan baik karena mencetak calon pemimpin itu sangat berat.
Hal itu karena proses pencetak seorang calon pemimpin membutuhkan waktu yang cukup panjang, proses pendidikan, proses kesabaran, proses kasih sayang dan pelatihan. Semuanya memerlukan proses, tekad yang dilandasi kejujuran dan kerja keras, ujar Pak Oles. (BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025