PT Songgolangit Persada Gelar Rakernas
Jumat, 22 Februari 2019
GNW for Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. PT. Songolangit Persada (SLP) mengadakan rapat kerja nasional (Rakernas) dengan diikuti oleh seluruh kepala cabang di berbagai daerah di Indonesia. Rakernas tersebut diadakan untuk membahas berbagai hal demi mencapai kemajuan perusahaan di tahun 2019. Perusahaan yang bergerak dalam pengadaan pupuk organik Effective Microorganisme (EM4) itu dibuka Direktur Utama Perusahaan tersebut Dr. Ir. Ngurah Wididana, M,Agr. Pak Oles saat membuka acara itu didampingi Direktur Ir Haji Agus Urson Hadi Pramono di kantor pusat di Jalan Nusa Kambangan, Denpasar, Jumat (22/2).
Direktr Utama (Dirut) Ngurah Wididana pada kesempatan itu mengharapkan agar prestasi yang dicapai selama tahun 2018 dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada tahun 2019, melalui kerja keras, kebersamaan dan ketiga pabrik produksi saling mendukung. PT SLP yang memproduksi EM (pupuk cair organik yang ramah lingkungan) itu berlokasi di Desa Bantas, Kabupaten Tabanan, Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Bogor dapat meningkatkan produksi karena semakin banyaknya permintaan pupuk ramah lingkungan.
Ketiga unit pabrik tersebut menurut Ir Haji Agus Urson Hadi Pramono setiap bulan dapat memproduksi 100 ton, diharapkan bisa ditingkatkan menjadi 200 ton per bulan.
Hal itu dilakukan sehubungan meningkatkan permintaan pupuk ramah lingkungan dari petani di Bali maupun dari sejumlah daerah lain di Nusantara. Pupuk EM4 yang diproduksi selama ini terdiri atas pupuk untuk sektor pertanian 45%, untuk sektor perikanan (tambak) 25% dan sektor peternakan 30%.
Produksi pupuk EM4 di Indonesia, dan Bali khususnya menurut Gede Ngurah Wididana telah diakui EMRO sebagai yang terbaik dan terbesar di Asia Pasifik. Hingga 2018 saja, ada sekitar 154 negara di belahan dunia yang telah menerapkan teknologi budidaya pertanian untuk meningkatkan kesehatan dan kesuburan tanah.
Pihaknya mengembangkan pupuk EM4 sejak tahun 1990 atau hampir 30 tahun silam dengan belajar langsung dari sang penemu, Prof Dr Teruo Higa, seorang guru besar di Universitas Ryukyus Jepang. Dari 5 orang yang pernah mencicipi disiplin ilmu temuan Prof Higa tersebut, salah seorang putra terbaik Bali itu diakui sebagai mahasiswa yang lulus menyelesaikan studi tentang teknologi EM dari sang penemu.
BACA JUGA : Catat! Penetapan Kursi Pileg 2019 Berdasarkan Perolehan Suara Tertinggi, bukan Nomor Urut
EM4 merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan berasal dari alam yang bermanfaat bagi kesuburan tanah, pertumbuhan dan produksi tanaman serta ramah lingkungan.
EM4 mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri atas bakteri lakrat, bakteri fotosentetik, ragi dan jamur mengurai selulose untuk memfermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar tanah. Teknologi EM pertama kali ditemukan Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus Okinawa, Jepang.(BB)