Bangun Desa Wisata, Gus Adhi: Dolar Akan Mengalir ke Simpul Masyarakat Bali
Rabu, 13 Februari 2019
baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, pangan, maritim, dan kehutanan, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi menekankan pentingnya membangun simpul-simpul perekenomian baru di desa, di masyarakat terbawah.
Salah satunya, kata Gus Adhi dengan membangun dan memajukan desa wisata di seluruh Bali berbasis potensi desa yang ada sehingga dolar mengalir ke desa atau ke masyarakat langsung.
"Bangun desa wisata agar lebih maju dan terpadu sehingga dolar sampai ke simpul masyarakat," kata Gus Adhi ditemui usai diskusi "Meneropong Aspirasi Bali di Senayan".
Membangun Desa Wisata, ujar Gus Adhi sangat penting agar dolar tidak melulu masuk ke kantong investor besar seperti sekarang dengan glamornya pariwisata di kawasan premium di Bali Selatan.
Ket Foto: Anggota Komisi IV DPR RI A.A. Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi
"Ini penyeimbang kue pariwisata, tidak hanya dolarnya masuk kantong konglomerat tapi juga sampai ke desa," tegasnya.
Gus Adhi juga menegaskan keinginannya untuk membumikan upaya menyinergikan pariwisata dengan pertanian dalam wadah desa wisata ini. Misalnya agar ada berkembang agrowisata yang maju, modern dan punya daya tarik wisata yang unik, memberikan pengalaman berbeda pada wisatawan.
BACA JUGA : Pasek Suardika Kritik Wakil Bali di DPR Jangan Berburu di Komisi "Basah" Banyak Bansosnya
Dengan agrowisata misalnya wisatawan diajak melihat teknologi pertanian dan pengolahan pangan yang modern. "Lalu bisa menikmati langsung dan membeli hasil olahan pertanian ini sebagai oleh-oleh," terang politisi Golkar asal Kerobokan, Badung itu.
Caleg petahana DPR RI dapil Bali nomor urut 2 dari Partai Golkar itu juga mencetuskan gagasan besar untuk memajukan pertanian Bali dan juga Indonesia. Ia menginisiasi lahirnya 4 Gerakan Arah Maju Pertanian atau yang dikenal dengan 4G AMP.
Pertama, gerakan optimalisasi subak dan kelompok tani. Kedua, alat pertanian modern dan tepat guna. Ketiga, membentuk Bank Tani. Terakhir, pendampingan IPTEK sebagai instrumen kebijakan dan evaluasi pertanian.
"Ini gagasan saya untuk program nasional. Karena tidak ada empat ini tidak bisa terwujud kualitas, kuantitas dan kontinuitas pertanian," tegasnya mengakhiri.(BB).
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025