Tak Miliki Anus, Pasutri Asal Gunaksa Harus Berhutang untuk Perawatan Anaknya
Jumat, 11 Januari 2019
baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Klungkung. Wayan Aprilia Gina Setianingsih yang telah berumur sembilan bulan terpaksa harus menjalani sejumlah operasi akibat terlahir tanpa anus. Lahir di keluarga kurang mampu pasangan suami istri I Wayan Pejeng (46) dan Nengah Sureti (36) membuat penanganan medis untuk memulihkan kondisi Wayan Aprilia menjadi berat dilakukan. Apalagi batita tersebut juga terlahir tanpa kelopak mata kanan yang membuatnya harus rutin melakukan kontrol di RS Sanglah.
ÂÂ
BACA JUGA : Puluhan Anak Yatim Lintas Agama Terhibur Nonton 'Aquaman', Doakan Terbaik Buat Togar Situmorang
ÂÂ
Kondisi anak dari Nengah Sureti ini sempat tidak mendapat bantuan dari Pemkab Klungkung. Hal ini diakui Nengah Sureti. Meski telah berumur sembilan bulan, menurut Sureti tidak ada dari pihak pemerintah yang datang untuk melihat maupun memberikan bantuan berkaitan kondisi anaknya tersebut.ÂÂ
ÂÂ
“Dari Puskesmas tidak ada yang mengecek. Kalau operasi anusnya sudah selesai baru nanti kelopak matanya yang dioperasi. Satu-satu kata dokternya,†tandasnya.ÂÂ
ÂÂ
Bantuan dari pemerintah pun mulai dilakukan Kamis (10/1) ini setelah kondisi yang dialami Wayan Aprilia viral di media sosial dan didengar Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta. Baru Jumat pagi, tiba-tiba dari Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung mendatangi rumah Wayan Aprilia yang berada di Banjar Kebon, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan.
ÂÂ
BACA JUGA : Gunung Agung Kembali Erupsi 4 Menit, Hujan Abu Ringan Landa Wilayah Abang dan Kubu, Karangasem
ÂÂ
Kedatangan petugas dari Dinas Kesehatan ini untuk mengecek kondisi kesehatan Wayan Aprilia dan juga mengantarkannya untuk melakukan kontrol di Sanglah. Meski terlambat, namun bantuan dari Pemkab Klungkung ini telah meringankan beban dari orang tua Wayan Aprilia yang sebelumnya harus menghabiskan uang ratusan ribu tiap bulan untuk membawa anaknya ke RS Sanglah.
ÂÂ
Kondisi ekonomi yang sangat terbatas sangat tergambar dari penuturan ibu dari Wayan Aprilia yang memiliki lima orang anak tersebut. Untuk dapat merawat anak bungsunya, ia terpaksa mencari pinjaman demi membiayai perawatan. Hutangnya saat ini sudah sampai Rp 10 juta yang seluruhnya untuk perawatan Aprilia selama ini.ÂÂ
ÂÂ
Bahkan sapi yang ia miliki harus dijual untuk meringankan biaya pengobatan. “Saya juga sempat jual sapi Rp 8 juta untuk pengobatan anak saya ini. Suami saya bekerja sebagai buruh bangunan. Per hari itu upahnya Rp 115 ribu,†bebernya.ÂÂ
ÂÂ
Dengan dana tersebut Wayan Aprilia sudah dapat mengeluarkan kotoran dengan anus buatan. Usus saluran kotorannya ditempatkan di luar. Selama empat hari ia mengaku harus membayar Rp 200 ribu untuk membeli kantong kolostomi sebagai tempat kotoran anaknya. Ia juga harus membayar Rp 250 ribu per bulan untuk menyewa mobil saat melakukan kontrol di Sanglah.ÂÂ
ÂÂ
“Kantong kolostomi itu tidak ditanggung BPJS sehingga harus dibeli sendiri. Saya tidak punya motor. Keluarga saya tidak punya apa-apa,†ujar ibu rumah tangga tersebut.ÂÂ
ÂÂ
ÂÂ
Ia berharap anaknya bisa segera dioperasi untuk mendapatkan lubang anus sehingga dapat normal seperti anak kebanyakan. Akibat kondisinya saat ini, anaknya hanya bisa makan terbatas sehingga mempengaruhi kondisi fisiknya. “ Sekarang tidak diberi makan banyak-banyak. Makannya juga harus lembut. Tidak mau ASI, maunya susu formula,†terangnya.
ÂÂ
ÂÂ
Menurut Sureti, anaknya memang sejak lahir sangat rewel. Saking rewelnya, ia tidak pernah dapat tidur dengan nyenyak karena harus tidur dengan posisi duduk. “Kalau ditidurkan di kasur, sering nangis. Jadi saya sering tidur dengan posisi duduk,†ungkapnya.ÂÂ
ÂÂ
Dituturkan Sureti, ia tidak tahu apa yang menyebabkan anak kelimanya itu terlahir tanpa anus dan tanpa kelopak mata kanan. Sebab saat hamil, kondisi kandungannya dinyatakan sehat. Karena itu juga ia melahirkan anaknya tersebut di bidan terdekat secara normal.ÂÂ
ÂÂ
Barulah saat dilahirkan ia mengetahui bahwa anaknya itu terlahir tanpa anus dan kelopak mata kanan. Sehingga oleh bidan yang membantu persalinannya itu, anaknya dirujuk untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut di RS Bintang.ÂÂ
ÂÂ
“Dirawat baru satu haru kemudian dirujuk ke RS Sanglah. Dirawat 12 hari di Sanglah,†katanya. Di RS Sanglah, Wayan Aprilia akhirnya harus menjalani operasi untuk pembuatan anus buatan sehingga makanan yang dicerna dapat dikeluarkan. (BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025