Berpuluh Tahun Digunakan, ‘Jajanan Bali’ Mengandung Rhodamin B Dijual Jelang Galungan
Senin, 17 Desember 2018
ist
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Sejumlah makanan di Bali ditemukan mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B seperti jajanan begina, sirat dan apem. Zat pewarna itu selalu ditemukan setiap pemeriksaan. Bahkan sudah berpuluh tahun selalu ada temuan pelanggaran penggunaan zat berbahaya tersebut di makanan.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Denpasar, I Gusti Ayu Adhi Aryapatni melaporkan, bahwa makanan yang mengandung zat berbahaya ini sering digunakan masyarakat untuk membuat sesajen terutama saat Hari Raya Galungan dan Kuningan.
“Makanan jaje Bali yang dipakai sesajen, dari puluhan tahun tidak berubah, sering ditemukan mengandung bahan pewarna berbahaya Rhodamin B,” ujarnya pada Sosialisasi Peraturan di Bidang Distribusi Obat Tradisional Kosmetik, Suplemen Kesehatan dan Pangan di Gedung Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Bali, Senin (17/12).
Ia juga mengatakan bahwa berdasarkan pengujian dan pengambilan sampel di beberapa pasar dan terminal bulan Mei hingga Juni 2018 ditemukan 28 persen jajan Bali mengandung Rhodamin B. Sedangkan, mengenai penindakan ia mengatakan bahwa sudah ada Undang Undang pangan yang mengatur zat-zat yang boleh digunakan dalam makanan.
Selanjutnya BPOM tugasnya melakukan pengawasan dan pemeriksaan di hilir. “Kami selalu melakukan pembinaan, tetapi dari dulu sudah dilakukan pembinaan tetapi tidak mempan juga dan masih adanya pelanggaran,” ungkapnya.
Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster menjelaskan pada dasarnya ada banyak bahan berbahaya yang tidak boleh ditambahkan ke dalam makanan, namun yang terjadi di lapangan adalah terdapat berbagai faktor yang mendorong banyak pihak untuk melakukan praktek penggunaan yang salah bahan kimia terlarang untuk pangan.
Seperti bahan kimia tersebut mudah diperoleh di pasaran, harganya relatif murah, pangan yang mengandung bahan tersebut menampakkan tampilan fisik yang memikat dan tidak menimbulkan efek negatif seketika.
Selain itu informasi bahan berbahaya tersebut relatif terbatas, dan pola penggunaannya telah dipraktekkan secara turun-temurun. “Dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya ini akan memberikan dampak yang berbahaya bagi tubuh apalagi di konsumsi setiap hari, banyak penyakit yang akan muncul mulai dari yang ringan sampai menjadi kronis nantinya atau bahkan langsung terdampak penyakit kronis”, ucapnya. (BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025