Geger! Fenomena 'Colek Pamor' Muncul Lagi di Jembrana
Senin, 12 November 2018
Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Jembrana. Sempat menghebohkan Bali beberapa tahun silam, fenomena colek pamor kini mulai muncul kembali di beberapa wilayah di Bali, termasuk di Jembrana.
BACA JUGA : Aneh, Pacar Terdakwa Cuma Saksi. Keduanya Sepakat Aborsi Gunakan Sprite Dicampur Nanas Muda
Di sejumlah pelinggih milik warga Jembrana belakangan ini banyak berisi goresan garis warna putih (colek pamor). Seperti yang terjadi di Banjar Banyubiru, Desa Banyubiru, Negara. Sejumlah pelinggih milik empat orang warga di banjar ini berisi colek pamor.
"Pelinggih saya ada tanda coretan putih atau colek pamor. Saya tidak tahu siapa yang melakukannya," ujar I Ketut Wiyarma, salah seorang warga setempat, Senin (12/11/2018).
Lanjutnya, dia mengetahui beberapa pelinggihnya berisi tanda goresan kapur atau colek pamor pada Minggu (11/11) pagi dan dia menduga diisi pada Sabtu (10/11) malam, karena sore harinya belum ada colek pamor pada pelinggihnya.
Kejadian aneh tersebut kemudian dia sikapi dengan mengunggah poto beberapa pelinggih yang berisi tanda coretan kapur di akun facebook (Fb) miliknya. Saat kejadian atau pada Sabtu malam lalu, dia tidak berada di rumah, namun istrinya sempat menyampaikan pada malam tersebut anjing peliharaannya menggonggong terus.
"Karena anjing menggonggong terus malamnya, istri saya waktu itu tidak berani keluar rumah jadinya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi," terangnya.
Baru hari Minggu pagi mereka menyadari kalau ternyata di sejumlah pelinggih miliknya berisi colek pamor, seperti yang terjadi di sejumlah wilayah di Bali. Mereka lebih kaget lagi setelah mereka mengetahui beberapa tetangganya juga mengalami hal serupa.
"Hampir semua pelinggih ada colek pamor hanya sanggah lebuh dan penunggu saja yang tidak berisi colek pamor. Bahkan bale dangin juga berisi colek pamor," tuturnya.
Terkait fenomena colek pamor tersebut, salah satu tokoh spiritual Hindu di Jembrana Jro Mangku Suardana, mengatakan fenomena colek pamor, hendaknya dimaknai positif. Karena colek pamor pada bangunan di Bali, memang memiliki makna tersendiri.
Pamor atau kapur di Bali katanya biasanya digunakan simbol salah satu bagian dari simbol Tri Murti yang dilambangkan dengan tiga warna, yakni merah (cendana), hitam (arang) dan putih (pamor).
Tapi ada pamor itu digunakan sendiri (secara tunggal) seperti pada proses pembuatan tapak dara, itu sebagai simbol penyederhanaan dari lambang swastika, juga sering digunakan pada bangunan di Bali sebagai simbol penolak energi negatif, misalnya diantaranya digunakan saat rahinan kalipaksa.
"Maka, ditandai positif saja dan tidak perlu resah karena hal ini umum terjadi di Bali," katanya.
Kalaupun benar ada fenomena colek pamor ini yang bersumber dari alam gaib, juga perlu disyukuri saja karena pastinya gaib berbuat untuk tujuan baik.
"Bisa saja tujuan baik, untuk menjauhkan Bali dari marabahaya mengingat dari filosofi colek pamor yang memang sudah umum di Bali adalah diantaranya sebagai simbol penolak bala," tandasnya.(BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025