Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Bupati Made Gianyar Terima Tim Penilai GRSSI-B Provinsi Bali

Jumat, 24 Agustus 2018

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Humas Bangli

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Bangli. Bupati Bangli I Made Gianyar mengatakan, meskipun selama ini Rumah Sakit (RS) Bangli sudah memberikan pelayanan yang baik kepada ibu hamil dan bayi baru lahir, pihaknya ingin RS Bangli bisa lebih meningkatkan kualitas pelayanannya, untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Bangli. 
 
 
Hal ini disampaikan Bupati Made Gianyar saat menerima Tim Penilai Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (GRSSI-B) Provinsi Bali, Selasa (21/8) di ruang pertemuan RS Bangli.
 
Lebih lanjut Bupati Made Gianyar mengatakan, di Kabupaten Bangli ia ingin ibu hamil, ibu melahirkan, ibu dalam masa nifas dan bayi dibawah lima tahun selalu mendapat prioritas pelayanan dan menjadi antensi tidak hanya oleh rumah sakit, tetapi semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempudan dan Perlindungan Anak, Puskesmas dan lainnya, sehingga AKI dan AKB di Bangli bisa ditekan, bahkan dinolkan. 
 
“Kita sudah intruksikan semua OPD terkait agar ibu hamil, ibu melahirkan, ibu dalam masa nifas dan bayi dibawah lima tahun agar mendapat atensi lebih,” ujarnya.
 
 
Terkait dengan penilaian GRSSI-B ini, Bupati Made Gianyar mengatakan, penilaian ini merupakan bentuk  atensi pemerintah terhadap program GRSSI-B. “Sama seperti sekolah kita belajar setiap hari, tolak ukurnya ada ujian tengah semester, ada ujian semester. Dan penilaian ini, merupakan evaluasi terhadap kinerja GRSSI-B RS Bangli selama satu satu kebelakang,” terangnya.
 
Sementara itu ketua GRSSI-B RSBangli dr. I G. A. Gede Agung Wiradharma, M.Sc.,S.Pa, dalam laporannya menyampaikan, dari bulan Januari hingga Juni 2018, dari total 472 persalinan di RS Bangli, tidak ditemukan kasus kematian ibu melahirkan atau 0, meskipun terdapat 1 kasus kematian bayi baru lahir.  
 
 
Sedangkan, untuk memaksimalkan pelayanan kepada ibu dan bayi,  GRSSI-B di RS Bangli membuat inovasi OK ponek dengan sarana pendukung pendidikan dokter muda (Sarana CCTV interaktif) serta pengembangan teknologi informasi supervise RS (Case Manager Real Time/CMRT) untuk peningkatan koordinasi pelayanan pasien Obgyn.
 
Sementara Ketua tim penilai GRSSI-B Provinsi Bali Dr. Putu Camellia pada kesempatan itu menyampaikan, berbagai program telah dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia. Salah satu melalui program gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan bayi (GRSSI-B)
 
Menurutnya, program ini dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan itu dan bayi serta menigkatkan fungsi Rumah Sakit (RS) sebagai model dan Pembina teknis pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), serta meningkatkan fungsi RS sebagai pusat rujukan pelayanan KIA.
 
Dijelaskan juga, secara nasional target Sustainable Development Goals (SDG) tahun 2030, untuk Angka Kematian Ibu (AKI) 70/100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) 12/1000 KH. Sementara target RPJMN tahun 2019, untuk AKI 306/100.000 KH dan AKI 24/1000 KH. Sedangkan untuk di Provinsi Bali tahun 2017, sudah tercapai untuk AKI 68,6/100.000 KH dan AKB 4,8/1000KH atau sudah dibawah angka  nasional.
 
 
Jelas dia, salah satu factor penyebab tingginya AKI dan AKB adalah proses rujukan yang masih belum mantap, antara lain karena rujukan yang terlambat dan ketidaksiapan fasilitas kesehatan untuk melaksanakan pelayanan obstetric neonatal esensial. 
 
Menurutnya, keadaan ini terjadi karena kurang jelasnya tugas dan wewenang masing-masing pihak terkait diberbagai tingkat pelayanan dan tidak meratanya kemampuan teknis untuk melakukan fungsi kedaruratan obstetric dan neonatal. Hal ini diperkuat oleh adanya penemuan bahwa sebagian besar kematian ibu terjadi di rumah sakit.
 
Untuk menindaklanjuti keadaan tersebut, sambung dia, Pemerintah Provinsi Bali telah memberlakukan kebijakan tentang regionalisasi system rujukan dan tersesunya manual rujukan maternal neonatal di tiap-tiap kabupaten/kota, dengan harapan tiap fasilitas pelayanan kesehatan bisa menangani kasus-kasus atau masalah KIA sesuai dengan tugas, wewenang dan standar kompetensinya.
 
 
Acara ini juga dihadiri Direktur RS Bangli dr. Wayan Sudiana, M.Kes, oleh Kepala Dinas Kesehatan Bangli dr. Nengah Nadi, Anggota DPRD Bangli Wayan Wedana, Ketua PHDI Bangli Nyoman Sukra dan tim GRSSI-B RS Bangli. (BB)


Berita Terkini