Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Arah Kadeeee! Petani di Jembrana Menjerit, Harga Gabah Kering Merosot

Senin, 26 Februari 2018

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

baliberkarya/dok

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Saat ini, sejumlah subak di Kabupaten Jembrana mulai masa panen padi. Sayangnya pada musim panen padi kali ini, sejumlah petani di Jembrana justru menjerit lantaran harga gabah kering menurun.
 
 
 
Belakangan ini harga jual gabah kering panen (GKP) di tingkat petani anjlok. Sejumlah petani ditemui Senin (26/2) sore mengungkapkan, harga saat ini hanya Rp 4.600 per kilogram, turun dibanding awal Februari lalu berkisar Rp 5.200 per kilogram. Kendati turun, namun harga tersebut masih jauh dibandingkan dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
 
Petani berharap harga GKP menjelang masa panen raya ini tidak terus melorot. Apalagi harga beras medium di pasaran masih diatas Rp 10 ribu per kilogram.
 
Dari pengamatan, sejumlah Subak di Kecamatan Mendoyo, seperti di Yehembang, Penyaringan hingga Mendoyo Dangin Tukad sudah mulai panen. Namun di sejumlah subak tersebut harga gabah kering mengalami penurunan.
 
“Sekarang harga (gabah) sudah turun, kemarin sempat diatas lima ribu rupiah (perkilogram), sekarang empat ribu enam ratus,” terang Putu Maryadi, salah seorang petani di Kecamatan Mendoyo, Senin (26/2/2018).
 
Disinyalir penyebab turunnya gabah karena beberapa Subak sudah mulai panen dan sudah menjelang panen raya pada Maret mendatang.  
 
 
 
Turunnya harga gabah ini juga dirasakan sejumlah petani di  Subak Yeh Kuning. Putu Margiasa, mengungkapkan harga saat ini berkisar Rp 4.800, turun dibandingkan sebulan lalu.  
 
Bersamaan dengan masa panen ini, banyak bermunculan para buruh panen (potong padi) dari Banyuwangi. Selain itu, panen ini juga memberikan rejeki bagi warga sekitar desa-desa di lokasi panen seperti Air Kuning dan Yeh Kuning. Warga yang sebagian besar perempuan ini mengumpulkan butiran padi yang tercecer (nyomi).
 
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Sutama  mengungkapkan berdasarkan data dari total 6.000 hektar luas tanam di Jembrana, diantaranya sudah mulai panen. Diperkirakan pada Maret ini, 3.000 hektar atau 50 persen dari total luas tanah akan panen.  
 
 
 
Untuk mengendalikan harga GKP tidak anjlok saat panen raya, Dinas berharap kepada KUD dan Perpadi bisa menampung padi para petani. Sehingga harga tetap stabil atau tidak jatuh melampaui  HPP.
 
Pemerintah juga rutin  menyalurkan dana talangan  ke KUD-KUD yang tersebar di Jembrana untuk membeli gabah petani.  Sama seperti tahun sebelumnya, HPP saat ini Rp 3.700 per kilogram gabah kering.(BB)


Berita Terkini