Waspada, PVMBG: Gunung Agung‎ Semburkan‎ 'Gas Mematikan' S02
Kamis, 30 November 2017
ist
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Karangasem. Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana menyatakan terus melakukan pengukuran terhadap kandungan gas yang disemburkan Gunung Agung.
Devy menyebutkan jika pada saat letusan freatik terjadi pada 21 November 2017 pukul 17.05 WITA, terekam sebanyak 600 ton gas SO2 (sulfur dioksida) yang dihasilkan oleh gunung setinggi 3.142 mdpl.
Selanjutnya, Devy mengungkapkan pada erupsi magmatik tanggal 25 November 2017, jumlah gas SO2 jumahnya terekam menjadi 10 kali lipat yakni sebanyak 6.000 ton.
"Terakhir, kemarin itu teramati 2.900 ton. Saat letusan kemarin kami tidak ukur," ungkapnya.
Devy mengaku Gas SO2 sangat berbahaya karena orang yang menghirup gas tersebut bisa meninggal dunia. Di Danau Nyos, Kamerun, gas ini juga merenggut ribuan nyawa warga pada tahun 1986. Soal telah ke luarnya gas SO2 ini menurut Devy juga terekam oleh satelit NASA.
"Tak butuh waktu lama gas itu mencabut nyawa kita. Gas SO2 ini sudah terlontar ke permukaan, tidak perlu berdebat lagi. NASA juga sudah melaporkan itu," tegasnya.
Namun, Devy menerangkan jika radius gas berbahaya itu hanya berada di dekat kawah saja. Apalagi, Gunung Agung setinggi 3.142 mdpl dan di atasnya berbentuk mangkuk kawah. Gas CO2 akan lebih mudah tercacah oleh udara.
"Kalau dia (gas CO2 keluar cenderung ke atas karena ada mangkuknya. Dia akan langsung tercacah oleh udara. Gas ini tidak berwarna dan berbau," katanya.
Menurut Devy, SO2 ini material yang terkandung dalam magma dimana magma itu mengandung gas-gas magmatik, salah satunya SO2.
"Salah satu kontrol kita apakah kecenderungan kadar CO2 terhadap SO2. Kalau misalnya SO2-nya sangat tinggi, maka rasionya akan rendah. Semakin rendahnya rasio menunjukkan magma sudah di permukaan," pungkas Devy mengingkatkan.(BB).