Mih Kenken Ne! Jika Erupsi Gunung Agung Berkepanjangan, Stok Pangan di Bali Hanya Cukup Tiga Bulan
Selasa, 28 November 2017
baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Jembrana. Erupsi Gunung Agung berpengaruh pada ketersediaan bahan pangan di Bali. Sementara jika erupsi terjadi berkepanjangan stok pangan di Bali hanya cukup untuk tiga bulan.
Terkait hal tersebut, pemerintah harus mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan diwilayah Bali khususnya bagi para warga Karangasem yang terdampak.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta di wantilan Pura Jagatnatha, Jembrana, Selasa (28/11) siang saat menghadiri peringatan hari pangan sedunia.
Dikatakannya, sampai saat ini stok bahan pangan masih memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Bali.
BACA JUGA : Batu Panas Gunung Agung Mulai Terlontar
Namun menurutnya, stok ketersediaan pangan khususnya beras untuk wilayah Bali hanya cukup untuk kurun waktu dua hingga tiga bulan mendatang.
“Sementara berdasarkan laporan dari Bulog, stok masih cukup memadai hingga dua sampai tiga bulan, diatas itu akan habis dan ini menjadi persoalan,” terangnya, Selasa (28/11/2017).
Untuk mengantisipasi persoalan tersebut, pemerintah daerah akan mengkordinasikannya ke pemerintah pusat agar bisa mendapatkan batuan.
Sudikerta juga meminta instansi terkait agar bisa memikirkan langkah-langkah sedini mungkin untuk mengantispasi kekurangan stok bahan pangan beberapa bulan mendatang.
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Mardiana menyatakan cadangan beras di Bali saat ini tersedia hingga 8 ribu ton dan samapai saat ini masih mencukupi hingga empat bulan kedepan.
Sedangkan menurutnya jumlah warga Karangasem yang mengungsi tidak banyak seperti evakusi besar-besaran sebelumnya.
“Saat ini yang mengungsi kan diradius 6 sampai 8 kilometer, sedangkan sebelumnya pengungsi sampai 185 ribu,” jelasnya.
Menurutnya dengan jumlah pengungsi yang lebih sedikit itu, Kementerian Sosial RI sudah menyatakan beras pemerintah akan diturunkan dengan asumsi per orang mengkonsumsi 400 gram per hari.
“Jadi kalau jumlah pengungsinya hanya 25 ribu maka dikalikan paling tidak dibutuhkan 112 ton per hari,” ujarnya.
Pihaknya juga memastikan setelah meningkatanya aktifitas vulkanik Gunung Agung harga beras sampai saat ini masih tetap stabil dan tidak ada gejolak kenaikan harga. Jika ada gejolak kenaikan harga beras di pasaran, maka pihaknya akan melakukan operasi pasar.
Pihaknya juga memastikan aktiftas Gunung Agung tidak berpengaruh pada produksi bahan pangan di Bali karena menurutnya wilayah Karangasem bukanlah sentra produksi pangan.
Ketersediaan beras dipastikannya cukup sampai akhir Desember 2017 dan kebutuhan pangan saat hari besar keagamaan pun menurutnya tidak akan bermasalah.
Pihaknya juga menyatakan persediaan beras di Bali oleh Bulog didatangkan juga dari luar Bali sehingga tidak hanya dipenuhi dari hasil panen di Bali saja.
“Sepanjang ketersediaan cukup dan harga tetap stabil. Jangan sampai terjadi gejolak harga, ini yang terus kita jaga,” imbuhnya.
Saat ini harga harga beras juga telah ditetapkan oleh pemerintah. Harga eceran tertinggi (HET) beras medium tidak boleh lebih dari Rp. 9.450 per kilogram untuk kualitas medium saat ini dipastikannya harga beras di Bali tidak ada yang melebihi HET itu.(BB)