Penglipuran Dinobatkan Desa Terbersih di Dunia, Pelindo III Berikan Bantuan Bina Lingkungan
Jumat, 17 November 2017
baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Desa Penglipuran, Bangli sebelumnya berhasil dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia versi majalah Boombastis. Selain Desa Penglipuran, ada dua desa lain yang juga dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia yakni Desa Mawlynnong di India dan Desa Giethoorn di Belanda.
Atas capaian tersebut, Pelindo III Pelabuhan Benoa hari ini, Jumat (17/11/2017) memberikan bantuan bina lingkungan. Selain, memberikan bantuan kepada Desa Penglipuran, Pelindo III Pelabuhan Benoa juga mengucurkan bantuan program bina lingkungan senilai Rp.360 juta untuk 4 kabupaten/kota lainnya di Bali.
Direktur SDM dan Umum Pelindo III Toto Heliyanto usai memberikan bantuan bina lingkungan itu menjelaskan bantuan tersebut agar dimanfaatkan secara optimal untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Program tersebut diperuntukkan untuk bidang pendidikan, sarana ibadah atau tempat suci maupun sarana lainnya. Dan salah satunya yakni Desa Adat Pengelipuran, Bangli yang dibantu dalam membuat saluran sanitasi.
"Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian kami yang tidak hanya mengejar profit tetapi wajib ikut membantu desa adat di Bali yang rutin dilakukan setiap tahun. Kami membantu menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, pihaknya terlebih dahulu melakukan penjajakan dari hasil seleksi usulan-usulan yang ada," jelasnya.
Toto Heliyanto yang didampingi GM Pelindo III Pelabuhan Benoa I Wayan Eka Saputra mengingatkan para penerima program tersebut agar tetap melaporkan hasil bantuan yang diberikan dengan melengkapi dokumen fisik dan bukti transaksi. Hal tersebut, menurutnya sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban terhadap program yang dilaksanakan.
Toto Heliyanto mengungkapkan, pihaknya juga melakukan pendampingan dan pembinaan kepada beberapa daerah. Ia mengaku Pelindo III juga memberikan pinjaman dana dengan suku bunga rendah sebesar tiga persen per tahun, dibayar pada bulan ketujuh dengan minimal besaran pinjaman 100 juta rupiah.
"Pelindo III sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan mampu hadir di tengah-tengah masyarakat yang memerlukan. Tahun 2017 Pelindo III Benoa sudah mencatat menyalurkan dana Rp.2,16 miliar," ungkapnya.
Toto Heliyanto melanjutkan program serupa sebenarnya sudah dilakukan di tahun 2015 di Surabaya yang dilakukan di Kampung Lawas yang dikerjakan bersinergi dengan pemerintah setempat. Sementara, sistem kebersihan masyarakat dan sarana prasarana yang ada di Desa Penglipuran, Bangli akan menjadi program inisiasi bagi Pelindo III di tahun 2018.
"Pelindo III Pelabuhan Benoa akan menerapkan tata cara menjaga lingkungan agar tetap bersih dan lestari sesuai dengan kearifan lokal seperti di Desa Penglipuran," akunya.
Dalam kesempatan yang sama, GM Pelindo III Pelabuhan Benoa I Wayan Eka Saputra mengharapkan, masyarakat Bali agar selalu mendukung program-program Pelindo sehingga nantinya semakin luas kontribusinya bagi desa lainnya di Bali. Ia menambahkan, kedepan selaku BUMN pihaknya akan tetap hadir untuk membantu program bina lingkungan.
"Bantuan dana hibah yang diberikan tidak dikembalikan oleh pihak penerima bantuan namun diharapkan pengelolaan anggaran harus sesuai perencanaan dan dilaporkan dengan baik," katanya.
Ia menuturkan Pelindo III Benoa jumlah anggaran bina lingkungan sebesar Rp. 2,16 miliar, sementara untuk total Pelindo III senilai Rp. 42 miliar. Dibandingkan tahun sebelumnya dana bina lingkungan yang diserahkan kemasyarakat terus mengalami peningkatan seiring laba bersih yang dicapai Pelindo.
"Apabila kami untung semakin besar otomatis dapat memberikan bantuan semakin besar pula. Bahkan daerah penyaluran sudah meluas hingga Kabupaten Bangli, Gianyar, Badung dan Kota Denpasar," terangnya.
Bendesa Adat Penglipuran selaku perwakilan penerima bantuan, I Wayan Supat menyatakan bantuan yang diterima tahun ini merupakan bantuan pertama dari Pelindo III. Menurutnya, permohonan bantuan ini akan dialokasikan untuk renovasi dan pengadaan toilet umum dengan mengajukan permohonan dana bina lingkungan senilai Rp. 293 juta.
Bagi Wayan Supat dengan membangun sarana sanitasi maupun penambahan fasilitas penunjang pariwisata didesa tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Desa Penglipuran.
"Penghargaan tersebut bukan tujuan utama, namun baginya sudah menjadi keharusan menjaga Desa Penglipuran dengan baik sesuai dengan filsafat "Tri Hita Karana" atau tiga hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, sesama dan lingkungan," tegasnya mengakhiri.(BB).
BACA JUGA :
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025