Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Terungkap! Program Simantri "Belum Berhasil" Akibat Masih Terkendala 'Etos Kerja'

Rabu, 08 November 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) yang merupakan salah satu program yang digagas Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang mulai dilaksanakan sejak tahun 2009 sebenarnya tujuannya sangat bagus. Bahkan semua unit dari Simantri ini bisa menguntungkan, namun sayang masih ada sebagian yang belum berhasil karena akibat etos kerja yang belum bagus.

"Mulai dari kotoran ternak Simantri, urine, biogas hingga ternaknya memiliki manfaat ekonomi yang besar," ucap Dekan Fakultas Pertanian Unud Prof. I Nyoman Rai saat memberi pemaparan makalah “Peningkatan Simantri sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan” dalam acara Transfer Knowledge- Bioenergi Goes to Campus di gedung Agrokomplek Unud Denpasar, Rabu (8/11/2017).

Menurut Prof. Rai, pupuk organik dari Simantri sangat bagus. Bahkan sejumlah penelitian menggunakan pupuk Simantri ini dan terbukti hasilnya yang bagus. Simantri menurutnya merupakan "intregrated farming" sehingga bisa diterapkan di berbagai tempat, bukan saja di daerah-daerah juga luar negeri.

"Jadi Simantri ini bisa dibawa ke mana-mana, daerah-daerah lain di Indonesia,” ujar Prof. Rai menanggapi pertanyaan salah seorang peserta tentang kemungkinan Simantri diterapkan di luar Bali.

Dekan FP Unud itu juga menambahkan yang tak kalah penting, Simantri ini bisa dikembangkan jadi kegiatan wirausaha seperti usaha biourine, biogas, kompos selain dari sisi kebutuhan pangan. Apalagi Indonesia membutuhkan sumber energi yang sangat besar. Hal itu sejalan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan besarnya jumlah penduduk di negeri ini.

"Cuma diakui dalam prakteknya di lapangan memang ada sebagian Simantri yang belum berhasil. Kegagalan program Simantri karena etos kerja yang belum bagus," ungkap Prof. Rai.

Untuk diketahui, Program Simantri Pemprop Bali selain awalnya bertujuan membangkitkan sektor pertanian, program ini juga erat kaitannya dengan upaya mewujudkan Bali sebagai pulau organik. Program ini merupakan sebuah terobosan dalam mempercepat adopsi teknologi pertanian melalui pengembangan model percontohan dalam percepatan alih teknologi pertanian kepada masyarakat khususnya di wilayah perdesaan.

  

Program ini diharapkan mampu menggugah minat masyarakat khususnya kalangan generasi muda untuk menekuni sektor pertanian. Dalam pelaksanaannya, program ini mengintegrasikan kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan dalam satu kawasan pengelolaan secara terpadu dengan kelengkapan unit pengolah kompos, pengolah pakan serta instalasi bio urine dan biogas.

BACA JUGA :
 

Secara umum, program Simantri bertujuan untuk mendukung perkembangan diversifikasi usaha pertanian secara terpadu dan berwawasan agribisnis. Simantri juga diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani pelaksana minimal dua kali lipat dalam waktu 4 hingga 5 tahun ke depan.

Selain membawa manfaat secara ekonomis, program Simantri juga terkait dengan upaya pelestarian alam dan lingkungan menuju terwujudnya Bali sebagai Pulau Organik. Karena kegiatan integrasi yang dilaksanakan berorientasi pada usaha pertanian tanpa limbah (zero waste) dan menghasilkan 4 F (food, feed, fertilizer dan fuel).

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Drs. Sudjoko Harsono Adi,M.M. menyatakan kegiatan Bioenergi Goes to Campus dalam rangka mendukung pengembangan industri bioenergi melalui penciptaan sumber daya manusia yang profesional sekaligus mengenalkan program ini ke berbagai kalangan.

  

Menurutnya, program ini perlu sinergi yang melibatkan pemerintah, badan litbang, swasta, pengusaha, investor dan akademisi. Ia mengakui pertumbuhan energi terbarukan rata-rata baru satu persen per tahun.

"Sumber energy kaliandra lebih besar dibandingkan batubara. Kalau batubara hanya 5 ribu kalori, sedangkan kaliandra bisa tujuh ribu kalori," tegasnya mengakhiri.(BB).


Berita Terkini