Pileg 2019, Partai NasDem Target Jadi Parpol "Tiga Besar" Nasional dan Bali
Minggu, 05 November 2017
Baliberkarya
Baliberkarya.com-Denpasar. Walau baru terbentuk enam tahun, tetapi Partai NasDem menargetkan masuk parpol tiga besar untuk tingkat nasional maupun di Bali pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 mendatang.
Hal itu disampaikan Ketua DPW NasDem Bali Ida Bagus Oka Gunastawa di Denpasar jelang Persiapan Rakernas Akbar yang akan berlangsung di Jakarta pada 14-15 November 2018, Minggu (4/11/2017).
"Khusus Pilkada Serentak 2018 di Bali, kami menargetkan menang di dua Pilkada kabupaten, yakni Gianyar dan Klungkung ditambah Pilgub Bali. Jadi semuanya serba tiga," kata Oka Gunastawa.
Menurut Oka Gunastawan target tersebut merupakan instruksi langsung dari Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh. Untuk itu, ia mengaku untuk mencapai target itu semua, Partai NasDem melakukan berbagai upaya.
"Di antaranya, Rakernas Akbar yang akan wajib diikuti oleh semua ketua, sekretaris, bendahara (KSB) Partai NasDem dari tingkat kecamatan hingga provinsi di seluruh Indonesia," ungkapnya.
"Total diikuti 11 ribu pengurus se-Indonesia. Dan mereka wajib hadir. Jika tidak hadir tanpa alasan akan dikenai sanksi dicopot dari jabatannya," imbuhnya.
Untuk Bali, Oka Gunastawa mengakui pihaknya optimis akan bisa mengirimkan semua pengurus tersebut yang total berjumlah 117 orang.
"Cenik gae to (Itu pekerjaan sepele/mudah), karena mengirimkan 5700 orang ke Jakarta aja kita bisa. Apalagi cuma 117, iya pasti bisa," ucapnya optimis.
Lebih jauh ia menuturkan, bagi pengurus tingkat kabupaten/kota serta kecamatan di Bali apabila tidak tidak bisa mengirimkan utusannya ia meminta agar mengutarakan alasan kuat terkait ketidakhadirannya tersebut.
"Jika mengaku tidak bisa, kita siap bantu semua biaya pesawat dan akomodasinya selama di Jakarta. Tapi saya optimis semua pengurus pasti mampu," tuturnya.
Usai pelaksanaan Rakernas Akbar, pihaknya akan "membumikan" hasil Rakernas dengan konsep filosofi Ahimsa. Menuruntnya, hal itu sudah direstui langsung oleh Surya Paloh.
"Konsep Ahimsa kami ambil, sebab praktik politik hari ini sangat jauh dari nilai-nilai filosofi Ahimsa. Pada praktiknya dalam merebut kekuasaan, parpol maupun politisi cendrung saling menyakiti. Melalui ini kami mengajak untuk berhenti saling menyakiti," pungkasnya. (BB).