Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Bupati Mas Sumantri : Gunung Agung Awas, Ekonomi Karangasem "Lumpuh Total"

Senin, 16 Oktober 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Karangasem. Bupati Karangasem, IGA Mas Sumatri menceritakan pait getir ekonomi wilayah yang dipimpinnya harus lumpuh total dampak dari status awas Gunung Agung. Saat ini, kata dia, PAD (Pendapatan Asli Daerah) kabupaten di ujung timur Pulau Bali itu sudah lumpuh.

‎"Selama ini Karangasem mengandalkan PAD dari galian C dan juga pariwisata. Sekarang semua terhenti sejak Gunung Agung berstatus awas. ‎Mau tidak mau kita harus bekerja ekstra dari pandangan kita yang kosong karena tidak ada PAD sedikit pun," kata Mas Sumatri ‎di Posko Utama Siaga Darurat di Pelabuhan Tanah Ampo, Kabupaten Karangasem, Bali, Senin 16 Oktober 2017.

Walau telah diyakinkan sedemikian rupa jika hanya beberapa daerah saja yang terdampak seandainya Gunung Agung meletus, namun Mas Sumatri menyebut wisatawan tetap ketakutan berkunjung ke Karangasem.

"Sudah jelas tamu, walau kita kecilkan persoalan Gunung Agung ini, tapi tetap berdampak pada ekonomi kita," jelasnya.

Dengan habisnya PAD Karangasem, Mas Sumatri berharap kepada semua pihak baik kabupaten/kota se-Bali, pemerintah provinsi maupun pusat untuk bersama-sama menyelamatkan perekonomian Karangasem.

BACA JUGA :
 

"Dengan tidak ada PAD sedikitpun, tentu kita memohon kepada semua pihak, baik kabupaten/kota, provinsi maupun pusat untuk bersama-sama bagaimana menyelamatkan Karangasem ke depan," harapnya.

Bencana Gunung Agung sudah berjalan selama hampir satu bulan. Kondisi itu tentu sangat menyulitkan bagi warga Karangasem yang terpaksa mengungsi. Mereka praktis hilang pendapatan. Situasi tersebut bisa saja menimbulkan kejenuhan di benak mereka.

‎"Tentu kejenuhan itu akan menimbulkan banyak hal. Pertama mereka akan punya keberanian lebih, mereka akan kembali pulang. Kita tidak bisa menyalahkan mereka. Mereka khawatir, punya tanggung jawab terhadap kehidupan keluarga, punya utang di bank, koperasi dan tetangga, tentu mereka pikirkan. Apalagi misalnya sampai mereka dicari collector. Tentu menjadi beban," ulasnya.

‎"Lost income tentu besar. Dari 500 ribu penduduk Karangasem, 130 ribu jiwa dari 28 desa mengungsi. Mereka tidak bekerja. Tidak ada pendapatan.‎ Harapan kita sudah hampa, tinggal menunggu belas kasih saja. Tentu ini menjadi tanggung jawab bukan hanya kami saja yang pikul, tapi sampai semua pihak hingga ke pemerintah pusat," pungkasnya.‎(BB).


Berita Terkini