Tolong Diingat! Tanda Bahaya Gunung Agung Meletus Jika Tremor Ini Mengguncang
Minggu, 15 Oktober 2017
PVMBG
Baliberkarya.com-Karangasem. Gunung Agung sejak tiga hari terakhir diguncang gempa tremor non-harmonic. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat 11 kali gempa tremor non-harmonic mengguncang Gunung Agung.
Kepala PVMBG, Kasbani mengakui jika gempa tremor biasanya menjadi penanda akhir sebelum terjadinya letusan. Biasanya, tremor non-harmonic muncul terekam pada antara rentang waktu pukul 18.00 WITA hingga 24.00 WITA.
"Memang biasanya gempa tremor menjadi penanda terakhir. Tapi ini beda, karena hanya tremor non-harmonic," kata Kasbani di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Minggu 15 Oktober 2017.
Kasbani menekankan bahwa yang mesti diwaspadai jika tremor terjadi pada Gunung Agung terus menerus dan semakin membesar. "Kalau tremornya sudah menerus dan makin membesar, itu bisa diikuti dengan letusan," jelasnya.
Saat ini, lanjut Kasbani, tremor menerus belum terjadi di gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut.
"Itu belum terjadi. Itu istilahnya tremor menerus. Urutannya tidak selalu tremor non-harmonic lalu ke tremor menerus. Maksud saya, gempa-gempa vulkanik dalam, dangkal, kemudian tremor. Tapi itu tremor menerus (bukan tremor non-harmonic)," terangnya.
Saat ini, sambung Kasbani, aktivitas di dalam perut Gunung Agung masih tinggi. Gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem itu masih terus melepaskan energi yang termanifestasikan menjadi gempa terasa dan embusan asap putih. Meski begitu, Gunung Agung juga terus mendapatkan suplai energi dari bawah.
"Aktivitas masih tinggi, di dalam perut terjadi bergejolak. Ada energi yang dilepaskan melalui gempa terasa. Itu manifestasi pelepasan energi. Embusan asap, itu juga pelepasan energi. Tapi suplai energi dari bawah, suplai magma itu masih tetap berlangsung yang ditunjukkan dengan gempa-gempa vulkanik," tutup Kasbani.(BB).