Operasi Lintas Laut Selat Bali Kembali Diperingati
Kamis, 20 Juli 2017
Baliberkarya.com
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Jembrana. Peristiwa heroik Tentara Keamanan bagian Laut (TKR Laut) dibawah pimpinan Kapten Markadid di Selat Bali 71 tahun lalu, diperingati dengan Upacara Peringatan Hari Operasi Lintas Laut Banyuwangi-Bali, Kamis (20/7/2017) di pelataran Monumen Lintas Laut Jawa-Bali.
Pada upacara yang rutin diadakan setiap tahunnya tersebut, bertindak selaku Inspektur Upacara Bupati Jembrana I Putu Artha dan dipimpin Mayor Laut (P) Fufut Ariek Akhiranto.
Hadir pada kesempatan tersebut, Ny Ari Sugianti Artha, Komandan Pangkalan Angkatan Laut Benoa dan Banyuwangi, Perwakilan Bupati Banyuwangi, Ketua DPRD Ketut Sugiasa, Wakil Bupati Jembrana Made Kembang Hartawan beserta Ny Ani Setiawarini Kembang Hartawan, Anggota Forkopimda Jembrana, Sekda Jembrana Made Sudiada, Kepala – kepala OPD Jembrana, Keluarga Besar Alm Markadi, anggota LVRI.
BACA JUGA:
Bupati Artha dalam sambutannya mengatakan setiap kali memperingati Hari Operasi Lintas Laut Jawa – Bali, sudah tentu pikiran kita kembali mengenang dan membayangkan betapa dahsyat dan mencekamnya peristiwa pertempuran tersebut. Namun lebih dari itu, satu hal yang patut kita petik adalah semangat perjuangan dari para pelaku sejarah yang dengan gigih berjuang tanpa kenal menyerah, meskipun dengan persenjataan sederhana dan keterbatasan sarana, telah mampu mempertahankan setiap jengkal tanah air tercinta dengan mempertaruhkan jiwa dan raga serta tulus ikhlas tanpa berharap dari jasa apapun dari siapapun.
Menurut Artha jiwa ksatria seperti ini telah jauh jauh hari ditanamkan kepada kita oleh Founding Father “Bung Karno” melalui ungkapan beliau “Tidak seorangpun yang menghitung hitung berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mepertahankannya”. Semangat perjuangan para pendiri bangsa/founding father yang demikian ini hendaknya dapat dijadikan landasan bagi kita sekalian, seluruh komponen bangsa guna mengisi kemerdekaan dengan berbagai inovasi dan kreativitas di segala bidang guna mewujudkan kesejahteraan rakyat.
“Melalui peringatan kali ini saya harapkan dapat dijadikan momentum bagi kita, sebagai generasi harapan bangsa untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan program – program pembangunan pro rakyat, melalui perbaikan kualitas hidup masyarakat sehingga tercapai hasil yang optimal dan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.” kata Artha.
Selanjutnya melalui kesempatan yang berbahagia ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Ibu dan Keluarga Alm. Bapak Markadi beserta ibu – ibu Kawanua yang telah berkesempatan hadir pada upacara ini dan memberikan bantuan 200 paket belajar untuk siswa SD, 100 paket belajar untuk SMP, serta bantuan sembako kepada keluarga kurang mampu di 5 kecamatan di Jembrana.
Peristiwa Operasi Lintas Laut ini untuk memperingati kegigihan para pejuang dalam pertempuran pasukan Tentara Keamanan Bagian Laut (TKR Laut) yang dikenal dengan Pasukan M di bawah pimpinan Kapten Laut Markadi dengan kekuatan 4 pleton bersiap – siap melaksanakan Operasi Lintas Laut Banyuwangi Bali. Operasi Lintas Laut Banyuwangi Bali memiliki tujuan untuk melakukan konsolidasi dan mengatur penggabungan dengan para pemuda dan rakyat Bali yang pada saat itu Pulau Bali sudah di duduki Belanda.
Pasukan M berangkat dari pelabuhan Banyuwangi dengan 13 jukung dan 3 perahu mayang, pasukan M tersebut menuju Candikusuma. Pasukan tersebut menggunakan pakaian musim dingin tentara Jepang hasil rampasan dan juga membawa senjata hasil rampasan Jepang. Perahu mayang ditarik dengan kapal tunda, namun pukul 23.00 kapal tunda mengalami kerusakan mesin, dan menyebabkan terkatung katung di tengah laut. Pada 4 April 1946 jam 06.00 tiba – tiba dari arah tenggara muncul kapal patroli Belanda yang besar.
Kapten Laut Markadi langsung berinisiatif membuka seragam dan menyembunyikan senjata dengan maksud menyamar sebagai nelayan. Ketika jarak sudah dekat komandan kapal Belanda memerintahkan “nelayan” Markadi untuk untuk melempar tali dengan maksud akan menarik kapal untuk dibawa ke pangkalan. Ketika sudah mencapai jarak ideal, Kapten Markadi langsung memerintahkan pasukannya untuk menembak.
Saat terjadi pertempuran sengit, muncul kapal patroli lain yang mendekat dan pasukan M juga menghadang kapal kedua dengan senapan mesin berat sehingga kapal tersebut tidak bisa mendekat. Kapal pertama yang di serang pun akhirnya terbakar dan tenggelam, Kapten Markadi pun memerintahkan kapal berputar halauan kembali menuju Banyuwangi.
Di malam harinya, Kapten Laut Markadi beserta pasukannya kembali naik perahu lagi dan berhasil mendarat di Pantai Klatakan Melaya. Sesudah mendarat, pasukan langsung menyebrang jalan menuju Desa Peh untuk melakukan konsolidasi dan mengatur penggabungan dengan para pemuda dan rakyat Bali yang sudah dihubungi. Pertempuran yang berlangsung tanggal 4 April 1946 tersebut berlangsung 15 menit, namun sudah cukup untuk berhasil mengalahkan musuh.(BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025