Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Polisi Tangkap 3 Pemalsu Surat Presiden Jokowi, Inilah Identitas dan Modus Pelaku

Rabu, 19 Juli 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

baliberkarya.com/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Nasional - Polisi menangkap tiga pelaku pemalsu surat yang mencatut nama Presiden Joko Widodo. Dua pelaku merupakan warga negara asing (WNA).

 

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, pelaku mencatut nama Jokowi dengan membuat email dan nomer WhatsApp palsu atas nama Jokowi. Dilakukan mereka untuk meyakini para korban.

 

"Di dalam surat akan mencantumkan WA dan nomer telfon dan email. Emailnya pun sama jokowiriana@gmail.com," kata Argo di Gedung Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu, (19/7/2017).

 

Argo menjelaskan, jajaran unit Cyber Crime Polda Metro Jaya berhasil menangkap pelaku atas nama Kaba Sulaiman (46) Warga Negara Republik Guinea di Hotel Aston Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Selasa, (18/7) kemarin. Kaba berperan sebagai pendistribusi surat.

 

BACA JUGA:

Setelah Makan Semangka, Jangan Dibiasakan Minum Air. Ini Akibatnya!

Berikut Tips Agar Wifi Aman dari Pembajak

Ini Akibat Bekerja Lebih dari 11 Jam Sehari

 

"Kemudian menerima panggilan masuk dan mendistribusikan rekening untuk menerima uang yang dikirim dari korban," kata Argo.

 

Polisi melakukan pengembangan, kemudian menangkap pasangan suami istri Daniel (31) Warga Negara Liberia dan Ria Situmorang (26) Warga Negara Indonesia (WNA) di Apartemen Green Lake Sunter, Jakarta Utara, Rabu, (19/7) hari ini.

 

"Daniel ini diminta Kaba untuk datang ke Indonesia, ternyata dari perbuatannya dia membuat surat palsu kemudian membuat logo-logo yang tidak semestinya digunakan," beber Argo.

 

Penangkapan bermula dari laporan seorang korban komisaris utama PT Pembangunan Perumahan yang curiga mendapat surat tersebut. Untuk memastikan kebenarannya korban melakukan kroscek rekannya yang bekerja di Istana Negara.

 

"Korban mengkroscek benar atau tidaknya surat yang dikirim ini dengan logo pancasila kemudian juga ada tanda tangan presiden RI. Ternyata dari pihak Setneg (Sekretariat Negara) dari Kepresidenan menyampaikan tidak pernah membuat surat seperti itu," kata Argo.(BB/Tcom)


Berita Terkini